Yuhuuuu balik lagi nih jangan lupa ramein ya!
"Dari mana aja? Kok baru balik?"
Jeffrian melirik sepupu nya yang nampak menambahkan sesuatu di dalam kulkas yang ada di dapurnya.
Tiap minggu pemuda itu akan melengkapi isi kulkasnya. Jeffrian sih bodoamat, ia tak terlalu memperhatikan apa saja yang ia perlukan atau yang sudah habis.
Ia tak punya waktu untuk hal seperti itu.
Jangan tanya kenapa si tampan sipit itu bisa masuk ke dalam apartemen Jeffrian tanpa sepengetahuan si pemilik.
Tentu saja Jeno harus tau pin pintu nya agar ia lebih leluasa masuk. Untuk mengecek laki-laki bertampang sangar itu atas permintaan si om.
Jeffrian melempar asal tas nya lalu ia mendaratkan bokongnya di sofa. Tangannya mengambil remote televisi lalu menyalakannya.
Matanya seperti fokus menatap layar berbentuk persegi itu. Tapi nyatanya ia sama sekali tidak memperhatikan acara yang ditampilkan disana.
Jeno yang sudah menambahkan beberapa bahan makanan, buah dan tonic water di dalam kulkas langsung menutupnya.
"Mana kunci mobil nya? Gue besok dapet kelas pagi lagi"
Jeffrian merogoh saku celananya lalu melempar asal kunci itu membuat si pemilik geleng-geleng kepala.
'Jamet satu ini emang kurang ajar' Jeno membatin
"Gue tau lo lagi misuh-misuh, Jeno"
Yang disebut namanya menatap malas ke arah lelaki itu.
"Itu tau"
Jeffrian memijat pelipisnya pelan, sudah berlagak seperti memiliki hutang milyaran saja.
Memperhatikannya, manusia yang duduk di sampingnya itu lalu berdehem pelan sebelum menunjuk luka memarnya.
"Itu muka kenapa? Abis main tinju sama siapa? Kalo om tau-"
Tatapan sinis Jeffrian lemparkan ke arah pemuda dengan eye smile itu "ngga akan tau kalo lo engga cepu" potongnya cepat
Pasti tadi Jeffrian habis adu jotos, tebak Jeno.
"Itu udah dikasi obat? Miris ngeliat muka lo yang udah serem jadi makin serem"
Kakak sepupunya itu mendelik sebelum mengangguk.
"Jeffrian tebak tadi gue pulang sama siapa?" Tanya Jeno tiba-tiba
Jeffrian melepaskan hoodie yang ia pakai itu hingga kini memperlihatkan tubuh bagian atas yang tak memakai apa pun.
"Jeno lo jangan banyak tanya!"
Ia sudah cukup lelah, tapi manusia yang sering dikira kembarannya itu malah banyak tanya seperti wartawan saja.
Melihat senyum di wajah pemuda yang sudah seperti adik kandungnya itu membuat Jeffrian tak tega kalau tidak memberikan responsnya.
"Ngesot"
Mendengar jawaban tak niat dari mulut Jeffrian membuat Jeno lagi-lagi hanya bisa menampilkan senyumnya.
"Jennifer"
Jeno benar menebaknya. Si manusia batu itu langsung menoleh ke arahnya sekarang.
"Apa?" Tanya Jeno enteng ketika mata Jeffrian menatapnya seperti mau membunuh saja
Memang dia kenapa? Jeffrian kembali mengalihkan perhatiannya ke televisi. Ia menyisir rambutnya ke belakang dengan menggunakan jari-jarinya.
"Jennifer kayanya kuliah di universitas kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yearn || JJ [on going]
Short Story"You'll never found someone like me" [ON GOING] Yearn (yərn) mean have an intense feeling of longing for something, typically something that one has lost or been separated from. MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN BEBERAPA ADEGAN DEWASA. ⚠️cerita ini han...