36

11.8K 845 47
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apartemen kembali sepi. Ayah, Ibu, dan Anya telah pindah ke rumah yang baru yang ayah beli 200 meter dari SMA tempat Anya bersekolah. Isyana pagi ini masih bergelung manja setelah sholat subuh, sedangkan Sultan sudah mengenakan outfit olahraga.

“Tenisnya di kampus?”

“Iyaa, mau ikut?”

Isyana menggelang, “emang boleh? Aku kan bukan staff atau pun pengajar di sana.”

“Boleh lah sayang, atau mau ke rumah Ibu? Anya lagi libur juga kan?”

“Engga deh, Mas pulang jam berapa emang?”

“Sebelum dzuhur udah sampai rumah.”

“Tenisnya sama dosen dosen aja? atau ada mahasiswinya?”

Bibir Isyana mengerut membayangkan suaminya dengan kaos pendek yang menampilkan bisep dan trisepnya. Otot otot itu akan semakin terlihat jelas ketika Sultan berolahraga. Selama mengajar, Sultan selalu menggunakan kemeja panjang, jadi tidak ada adegan pamer pamer lengan berotot.

“Pertandingan staff dan dosen aja, yuk mending ikutan aja, nanti kamu liat di pinggir lapangan.”

“Engga deh, perut aku engga enak dari tadi.”

“Kok engga bilang? Pusing? Panas engga badannya?”

Sultan langsung mendekati istrinya yang masih berbaring di ranjang. Pria itu mengangkat tangannya, menyentuh dahi Isyana lalu lehernya. Memastikan suhu tubuh istrinya. Ia lega ketika suhu tubuhnya normal.

“Engga panas, cuma pusing dikit. Rebahan bentar juga baikan nanti.”

“Makan bubur yaa, Mas beliin di depan?”

“Engga usah, makan toast tadi aja.” Isyana tadi memang sempat membuat toast dan kopi untuk mereka sarapan, “nanti boleh titip tahu guling engga? Buat makan siang.”

“Okey. Ehh sebentar, tahu guling sama kupat tahu itu sama?”

“Engga tahu, pokoknya yang ada kuah coklat manis itu loh Mas. Udah pengen dari kemarin tapi engga dapet dapet.”

“Kok engga bilang? Kan bisa Mas bantu cariin. Atau order online aja kalo engga ketemu.”

o0o

“Enak engga?” tanya Sultan yang tengah memperhatikan istrinya menikmati tahu guling yang telah dibelinya.

Pukul sepuluh lebih Sultan telah sampai tempat tinggal mereka. Pria itu tidak tenang meninggalkan istrinya dalam keadaan tidak enak badan. Untungnya ia berhasil mendapatkan tahu guling pesanan Isyana.

BETTER THAN WORDS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang