Mohon dipencet bintang dan penuhi komentar sebelum membaca. Bijak dalam membaca dan tandain apabila ada typo. Sekian Terima gaji.
✧•✧•✧Happy Reading✧•✧•✧
"Ma, Lily pamit ya? Maafin Lily kalau selalu buat mama marah" Lily menatap mata Mamanya dengan linangan air mata.
Hari ini, hari dimana Lily harus pergi dari rumahnya dan mengikuti suaminya, Gus Eza. Meninggalkan Mama dan Papanya yang sedari kecil selalu bersama Lily. Rasanya Lily tidak sanggup untuk berpisah dari kedua orang tuanya.
"Iya nak, hati-hati di jalan. Sering-sering kunjungin mama ya, rumah ini bakal sepi tanpa kamu" Mendengar itu Lily langsung sigap memeluk erat Mamanya. Air matanya tak berhenti turun dan terus berlinang di pipi kedua ibu dan anak itu.
Melihat Lily yang menangis, Gus Eza mengelus pelan pundak istrinya itu.
Kini Lily beralih menatap Papanya yang saat ini sedang berusaha menahan air mata di pelupuk matanya.
"Papa," Ucap Lily sambil memeluk erat Papanya
"Papa jaga kesehatan ya? Kurangin ngerokoknya. Terus tuh pola makan Papa diatur, Papa juga harus sarapan pagi jangan langsung ke kantor dulu. Jagain Mama untuk Lily ya Pa, Lily sayang kalian berdua." Lily melepas pelukannya dan tersenyum manis.
"Papa juga sayang kamu, maafkan Papa apabila ada hal yang pernah buat kamu sakit hati. Sekarang putri kecil Papa sudah besar dan menjadi seorang istri. Nak, jadilah istri yang sholehah dan taat pada suami, ubahlah sikap buruk kamu yang dulu. Ingat itu!" Ujar Papa mengusap kepala Lily dengan sayang sambil menahan air mata. Sungguh ia tak kuat untuk melepaskan putri satu-satunya.
Lily mengangguk, kemudian matanya beralih menatap pada kakak sepupunya yang sedang berdiri dibelakang Papanya.
"Apa lo?" Tanya Arsen ngeselin
"Ck, lo gak mau meluk gua gitu? Lo kagak sedih apa gimana gua tinggal hah?!"
"Iye adekku tersayang, sini-sini sama kakak lo yang ganteng ini," Ujar Arsen ingin memeluk Lily. Tepat sebelum pelukan itu terlaksana tiba-tiba tangan Gus Eza langsung menghadang dan menghentikan pergerakan Arsen.
Arsen yang bingung kenapa dihentikan oleh suaminya adek sepupunya itu pun langsung berhenti. "Kenapa?"
"Bukan mahram," Ucap Gus Eza datar
"Hah? Kita kan masih sepupu, masih ada hubungan keluarga"
"Sepupu itu bukan mahram! Bahkan sepupu bisa saja saling menikah karena kalian tuh bukan mahram. Mengerti? Jadi jangan peluk-peluk istri saya!" Kata Gus Eza posesif
"Busett, oke dah oke. Mengerti Bapak Aditya Eza Lenandra suami dari Lily Helyana Lenandra," Ucap Arsen dengan sikap hormat
"Mas, posesif banget," Cicit Lily melirik Gus Eza yang disampingnya.
"Harus karena kamu istrinya mas"
Lily hanya menggelengkan kepalanya. Ia kemudian beralih menatap sahabatnya, Aruna dan kemudian memeluknya juga dengan sangat erat.
"Lo harus sering chat gua, awas kalau kagak!" Ujar Aruna terisak kecil
"Iya my prenku tersayang"
"Jangan lupa kasih gua keponakan yang lucu-lucu," Katanya lagi
"Heh! Omongan lo ada-ada aja"
"Hehehe"
"Ya udah, gua pergi dulu ya"
"Iya"
Lily memeluk Aruna sekali lagi. Menyalimi kedua orang tuanya. Dan melambaikan tangan pada Arsen. Itu dia lakukan sebelum sekarang Lily sudah berada di mobilnya Gus Eza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milik Gus Eza || PERJODOHAN (HIATUS)
Romance[WARNING!! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Minim konflik! PLAGIAT MENDING PERGI AJA YAWW **** Di jodohin? Itu adalah kalimat yang amat mematikan bagi Lily. Cuman bisa pasrah mengikuti kemauan orang tua untuk menjadi istri dari seorang pria yang paham...