Masa kecil

3 0 0
                                    

Keluarga yang bahagia dan lingkungan yang baik merupakan suatu hal agar masa kecil kita tidak terganggu.

Lalu aku,

Terlahir di keluarga yang sederhana sebagai anak kedua, tetapi ternyata aku di beri suatu kelebihan.

Aku ini dapat melihat sesuatu selain manusia, umumnya seorang bayi memang diberi sesuatu seperti itu karena masih suci. Namun, seiring berjalannya waktu yang kulihat semakin banyak. Kakakku sering tidak percaya kalau ada yang mengikutinya. Mama bilang mungkin "dia" baik, papa juga bilang seperti itu. Tapi yang kulihat tidak terlalu baik.

Lalu, aku menggambarnya dan memperlihatkannya ke mama tapi mama hanya tersenyum.

" Penampilan seseorang bisa saja buruk tapi tidak dengan hatinya" itu yang dibilang mama padaku sambil mengelus kepalaku lembut.

Papa bilang aku itu diberi kelebihan oleh tuhan dan aku harus menolong orang dengan apa yang Tuhan beri padaku. Maka, saat itu..

Saat, aku sedang bermain di taman dekat rumah aku bertemu anak yang seumuran denganku, ia sendirian sedang duduk di samping pohon.

Saat aku menghampirinya, ia tampak murung lalu kutanya

" Kenapa kamu murung?", tanyaku

" Ga ada yang mau main sama aku", jawabnya

" Yaudah main sama aku yuk!", ajakku

Ia pun tersenyum saat ku ajak dan kami bermain bersama, sampai menjelang sore.

Aku pun pamit untuk pulang dan ia tampak murung lagi.

" Kenapa kamu murung lagi?"

" Aku suka main sama kamu, tapi kamu pergi", ucapnya sedih

" Kalo gitu besok aku kesini lagi, sekarang aku pulang dulu udah mau malem soalnya"

Dia pun tersenyum dan mengangguk padaku sambil mengangkat jari kelingkingnya " janji ya", ucapnya

" Janji!", ucapku kemudian sambil mengangkat jari kelingking.

Saat aku pulang, aku menceritakan nya pada mama dan mama bertanya siapa nama anak itu. Tapi aku lupa berkenalan.

" Besok aku tanyain namanya", ucapku sebelum pergi tidur.

Esok paginya, ternyata aku sekolah jadi aku ga datang ke taman. Tapi siang hari aku pergi buat main di taman sambil ajak kakak, walau kakak nolak.

Terus aku datang ke taman dan main ayunan kayak biasanya, hanya saja ga ada anak itu di taman. Kakak sendiri bingung, aku nyariin siapa.

" Aku nyari temenku", ucapku sambil terus nyariin di sekitar taman barangkali dia ngumpet.

" Dirumahnya kali", kata kakak

Aku pun berpikir demikian juga, tapi aku gatau rumahnya dimana.

" Kamu, kenapa kesini?"

Suara anak itu terdengar di sebelah pohon tempatku berdiri,

" Soalnya aku udah janji sama kamu", ucapku

" Hiks..hiks...hiks.. makasih udah nepatin janji, kukira kamu bohong ", ucapnya sambil nangis.

" Jangan nangis donk, kan aku udah nepatin janji bakal main kesini"

Kakakku yang disebelah tiba-tiba pegang pundakku terus berbisik,

" Kamu lagi ngomong sama siapa?"

Sama siapa? Berarti kakak ngga liat,

Aku ingat sama kata papa, " kalo kakakmu ngga liat kamu lagi bicara sama siapa berarti yang kamu ajak bicara itu bukan manusia"

" Oiya, aku belum tahu nama kamu", ucapku menghiraukan kata kakak.

" Namaku Ruru, kamu siapa?", tanya Ruru

" Namaku Shanti, kalo gitu kita main yuk"

" Yuk!", ucap Ruru ceria

Kakak yang ngeliat aku cuma diem ditempat dan ngga bilang apa-apa lagi.

Waktu semakin petang, menjelang malam. Kakak dan aku pun pulang ke rumah tapi di tengah jalan kakak ngajak aku ngobrol, " Itu temenmu namanya siapa?", tanya kakak sambil terus jalan

" Namanya Ruru, dia suka main tapi ngga ada yang ajak dia main", ucapku

" Yaudah sering-sering aja main sama dia. Toh, cuma kamu yang bisa liat", ucap kakak sambil gandeng tanganku

Jujur saja, tangan kakak dingin seperti orang ketakutan. Padahal aku biasa saja. " Ruru baik kok, aku suka main sama dia"

" Iya, kakak ga takut kok"

" Siapa bilang kakak penakut, padahal kakak kan cowo. Harus nya berani donk", ucapku pada kakak sambil meledek.

" Ga juga, kakak takut sama tuhan. Emang kamu ga takut?"

" Kalo tuhan ya takut lah, kalo sama yang bukan manusia biasa aja, apalagi yang suka ngikut kakak", ucapku sambil melirik ke kakak.

" Dek! Jangan bercanda", ucap kakak takut

" Engga kok, beneran ada. Hai ", setelah aku mengucap salam kakak menggendongku dan berlari sampai rumah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

See itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang