1. rumah sakit

940 99 15
                                    

Lee Minho

Saat ini Jisung sedang terbaring di kasur pasien. Iya, dari insiden tabrakan kemarin, dia juga kena lukanya. Jadi tolong jangan anggap Jisung bersalah disini.

Walaupun begitu, tetap saja dia harus bertanggung jawab untuk pengobatan sang korban. Ya walaupun yang bertanggung jawab tetap orang tuanya Jisung.

Pemuda tupai itu menghela nafasnya berat. Dia sudah mendapatkan tidurnya, ngantuknya sudah hilang. Tapi sekarang waktunya untuk menyesalkan perbuatan. Jangan kira Jisung gak punya hati ya, pemuda itu tetap saja merasa sedih jika terjadi kesalahan. Walaupun gak dia liatkan.

Tapi ya, pemuda itu memang gak punya hati, buktinya ternyata dia sekarang hanya merasa sedih karna kalah taruhan, impiannya untuk kencan dengan hyunjin, harus ia urungkan lagi. Bajingan, bahkan dirinya tidak ada memikirkan pemuda yang ia tabrak, haha.

Ceklek..
Terdengar suara pintu dibuka, menampilkan beberapa sosok yang tidak asing lagi bagi Jisung.

"Bejir amat, pakek segala lima orang langsung ke sini," ujar jisung saat teman-teman geng nya datang menjenguknya.

"Bacot Lo, gue bunuh juga mati Lo" cibir changbin yang langsung mendapatkan kekehan dan toyoran di kepalanya.

"Goblok, Lo kayaknya kalo gue bunuh cuma gak nafas aja kali ya?" Dilanjut dengan candaan Felix.

Ke-enam pemuda di ruangan ini sekarang diisi oleh banyak candaan dan tawaan, bahkan mereka tak lagi memikirkan tentang kekalahan mereka tadi malam.

Banyak makanan yang di bawa oleh teman-teman Jisung yang memang tadi berniat untuk menjenguk Jisung.
Ruangan ini benar-benar berlimpah makanan, dari buah-buahan, gorengan, bahkan batagor pun ada.

"By the way, lo udah jenguk orang yang Lo tabrak ji?" Tanya Jihoon, menghentikan aktivitas Jisung yang sedang makan udang di kasurnya.

Sang pemilik nama hanya menggeleng singkat. Benar, dia belum menjenguk orang yang dia tabrak semalam, bahkan dia lupa kalau alasan dia ada di sini itu karna menabrak orang.

Sungguh sedari tadi Jisung hanya memikirkan kalau hyunjin gak bakal suka balik sama dia.

"Ya! Jing, dimana rasa bersalah Lo wahai tupai.." itu Jeno, dia menggeleng tak percaya saat tau temannya itu bahkan biasa saja saat ditanya.

"Emang siapa ji yang Lo tabrak?" Ricky mulai buka suara. Ya tiba-tiba suasana hening, jika sang ketua sudah bertanya dengan nada datarnya-- ah tidak datar, hanya nada biasa saja, cuma itu terlalu wajahnya emang terlihat serius di mata teman-temannya itu.

"Ya gak tau lah, gua jenguk aja belom, malah ditanya siapa." Jisung memanyunkan bibirnya sebal, kembali mengocek kulit udang dengan kasar.

Namun dia tau, ke-lima teman-temannya didepannya sedang menatap dia tidak percaya.

"HEH! SETIDAKNYA LO TAU SIAPA YANG LO TABRAK, HAN JISUNG!"

°°°

Dan disini, Pemuda bermarga Han itu duduk di kursi samping kasur pasien, sang tupai tak mengalihkan pandangannya dari manik korban yang sedang duduk, mereka sama-sama saling menatap.

Hanya saja, Jisung menatap dengan kekesalan, dan yang lebih tua menatap datar manik Jisung.

"Kenapa?" Tanya pemuda di kasur pasien.

Jisung semakin mengernyitkan dahinya, terlihat sebal dengan pria di depannya. "Lo gak usah berlagak sakit, paling juga cuma cedera dikit. Gak usah nyusahin orang!"

Fell With Him [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang