11. 'That time..'

593 69 5
                                    

Di saat pintu usang tersebut dibuka, hanya kesuraman dan kesuraman yang dapat aku lihat. Agaknya sudah seperti tempat yang tidak layak untuk ditinggali. Tapi masih banyak orang yang hanya mempunyai tempat tempat seperti ini untuk pulang

Furniture usang terdapat di sisi kanan kiri lorong yang cukup sempit, tapi itu terlihat cukup bersih. Saat aku melangkah masuk, suara gelak tawa terdengar dari suatu ruangan yang tidak jauh. Gampang diketahui karena ruangan itulah satu satunya yang lampu nya terlihat hidup saat ini

Aku berjalan melewati lorong dan sampai di depan ruangan tersebut. Saat aku melihat ke dalam, belasan orang duduk dengan karpet tipis di bawahnya. Baju mereka terlihat usang dan tua, tetapi tidak ada keluhan yang terdapat di wajah kurus itu. Sebuah televisi model lama yang bahkan sepertinya saat ini sudah tidak diproduksi lagi menyala, menampilkan sebuah aksi kartun

Tidak bisa ku tahan tentu saja, sudut mulut ku naik tanpa ku sadari. Lalu aku melangkah masuk ke dalam ruangan, dan seorang anak lelaki menyadari kedatangan ku

Matanya seketika berkilau dan ia berdiri menghampiri ku

"Dokja Hyung!"panggilnya dengan antusias kepada ku

Mengulurkan tangan, aku mengacak-acak rambutnya yang sudah sedikit berantakan

"Masih bersemangat seperti biasanya, Gilyoung"ucap ku dengan senyum

"Tentu saja! Bagaimana kabar mu, Hyung?"tanya Gilyoung

"Ah, aku baik baik saja. Seperti biasa"

Sudah hampir dua tahun aku tidak berkunjung ke panti asuhan ini lagi. Mungkin mereka akan menganggap ku tidak tahu balas Budi, meninggalkan tempat asalnya yang sudah merawat hingga dewasa untuk waktu yang lama. Tapi satu hal yang aku ketahui, aku akan kembali

Di waktu waktu sebelumnya aku tidak pernah mempunyai keberanian untuk kembali. Aku belum mempunyai apapun, bahkan untuk bertahan hidup dengan uang yang aku hasilkan juga sudah sulit. Akannya, harga diri ku saat itu lebih tinggi dari yang aku pikirkan

Tapi disinilah aku sekarang, entah bagaimana

Seorang wanita tua yang sebelumya sedang bercakap cakap dengan anak anak, berjalan ke arah ku dengan punggungnya yang sudah bungkuk

"Dokja.."

Aku menatap wanita tua itu dan menggaruk bagian belakang leher ku yang tidak gatal. Rasanya canggung setelah sekian lama tidak bertemu

"Nenek..lama tidak bertemu"aku berkata dengan sedikit terbata bata

Wanita tua ini adalah pengurus panti yang telah merawat ku sejak aku kecil. Sejak aku ditinggalkan di depan pintu bangunan usang ini, sejak aku mengenal bagaimana dunia yang sebetulnya itu

|∆∆|

Saat itu sepertinya sedang turun salju. Aku tidak dapat mengingatnya dengan baik, tapi semuanya putih. Hal yang tidak pernah aku liat di dalam belasan tahun hidup ku

Di saat aku mengulurkan tangan untuk menyentuhnya sebelum menyentuh tanah, itu menghilang dalam sekejap di atas telapak tangan ku. Setelahnya aku mencoba menangkap butiran putih yang terus turun dari langit. Tapi semuanya lagi dan lagi menghilang di atas telapak tangan ku

Jika aku memikirkannya lagi, mungkin saat itu aku mirip dengan kucing yang mencoba menangkap mainannya yang bergerak? Hahaha

Lalu sebuah suara menggema di dalam ketenangan yang aku ciptakan. Pintu rumah yang sebelumya tertutup terbuka lebar dan menampakkan dua orang yang sangat aku kenal.

"Ibu?.."

Di saat kedua bola mata itu menatap ku, akannya bukan seseorang yang aku kenal lagi di dalamnya. Siapa dia? Aku bertanya tanya. Dia bukan ibu ku

Kebisingan terjadi kembali di saat pria yang terbaring di lantai sebelumnya segera bangkit dan mendorong ibu ku. Ibu ku goyah, tapi sebelum ia sempat jatuh ia menarik tangan pria itu dan mereka terjatuh keluar bersama

Pria itu mengangkat tinjunya dan memukul ibu ku berkali kali, bahkan suara teriakan ku yang menyuruhnya berhenti bahkan sepetinya tidak terdengar. Lalu di saat aku akan bergerak, sebuah pisau terangkat tinggi dan segera tertancap di dad sang pria yang seketika membeku

Entah apa setelahnya, aku tidak tahu. Aku tidak dapat mengingatnya

Tapi aku masih dapat mengingat bagaimana salju yang sebelumya putih bersih saat itu, ternoda oleh cairan merah. Salju yang sebelumya dengan lembut jatuh ke punggung ku, entah bagaimana menjadi sangat berat. Sangat dingin

To be continued....

CHOICE[Omniscient Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang