Jika seandainya kita bertemu lebih dulu, apakah lebih mudah untukmu menjatuhkan hati padaku?
- Arel -
.
.
.Memakan lumpianya dalam diam, Arel sebenarnya berusaha untuk fokus. Dia membantu Mama Ara membungkusi lumpia di ruang makan, sementara telinganya berusaha mencuri dengan pembicaraan Ara dan Bintang di teras.
Tidak kedengaran sih, apalagi Mama Ara memutar televisi. Meski samar Arel hanya bisa menangkap suara tawa yang sesekali terdengar dari depan.
Dia kesal pada Bintang.
Kenapa Kakak kelasnya itu selalu mengganggu waktunya dengan Ara. Iya sih, mereka pacaran. Tapi harusnya dia tidak ikut campur dalam urusan pribadi Ara yang tidak ada hubungannya dengan Si Benda luar angkasa itu. Memangnya kalau punya pacar tidak boleh berteman dengan yang lain? Apa harus menempel 24 jam terus bersamanya?
Menyebalkan.
"Rafael, besok Mama kamu ulang tahun, 'kan?"
Arel mengerjap kaget, lalu tersenyum pada Mama Ara. "Iya, Tante."
"Biasanya dikasih surprise gimana? Tante mau bikin surprise tapi takut mengganggu acara keluarga kalian."
"Oh, boleh sih, Tante. Biasanya kita nggak ada acara khusus, biasanya saya sama Papa cuma kasih hadiah sama surprise pakai kue sih, Tante. Kadang juga cuma makan di luar."
"Oh, begitu. Apa siangnya Tante ke rumah kamu ya? Tante udah beli hadiah sih buat Mama kamu. Udah lama nggak merayakan bareng-bareng."
"Eh, kalau Tante mau, surprise barengan sama saya aja. Nanti Rafael bilang ke Papa, gimana, Tante?"
Mama Ara tampak berpikir sebelum tersenyum, "Iya, deh. Coba nanti kamu tanyain Papa kamu dulu. Kalian akan ada acara khusus apa nggak, nanti kabarin Tante."
"Oke, Tan. Nanti Rafael kabarin lagi."
Lalu terdengar suara tawa lagi dari depan, membuat Arel maupun Mama Ara menoleh.
"Mereka akrab banget ya? Memang sejak awal mereka sudah dekat, ya? Tante ingat waktu Ara cidera, Nak Bintang juga sering datang mengunjungi Ara."
Arel mendengarkan ucapan Mama Ara dengan diam, dan menyimpulka satu hal. Yaitu Mama Ara tidak tahu kalau putrinya punya seorang kekasih alias pacaran.
"Kamu nggak ikutan ngobrol sama mereka?" Tanya Mama Ara menoleh pada Arel.
"Nggak, Tante. Udah bosan tiap hari ketemu."
"Oh iya, ya. Ara bilang kalau kamu dan Bintang satu tim di olimpiade ya?"
Arel tersenyum lalu mengangguk, "Iya, Tan."
"Wah, Tante nggak menyangka, temennya Ara di sini pinter-pinter semua. Terutama kamu, Cah Bagus." ujar Mam Ara tersenyum hangat pada Arel.
"Tante tuh, seneng banget ternyata Ara satu sekolah sama kamu. Beneran awalnya Tante niat nyari Mama kamu dulu buat tanya-tanya rekomendasi sekolah, tapi Papanya Ara udah keburu daftarin Ara di SMA 17. Eh, malah ketemu kamu. Sudah takdir memang, ya." lanjut Mama Ara kali ini dengan tawa senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushing On You ✅ END
Genç KurguAra si murid pindahan yang suka sama kakak kelasnya, Bintang. Ketua Osis yang gantengnya kayak idol Kpop tapi versi lokal. Tapi, di tengah perjuangannya meraih perhatian Bintang, ada Arel. Teman masa kecil Ara yang nyebelinnya minta ampun. Arel yang...