Hari pertama di Akademi Lama. Coda memakai seragam yang sama seperti Erin dalam ingatannya. Sudah hampir empat bulan sejak pertemuan menjengkelkan mereka.
Cukup sulit beradaptasi di tempat ini. Semua tampak berbanding terbalik dari kerajaan Bestia. Coda seperti orang desa yang pergi ke kota besar. Coda menggeleng kuat-kuat. Dia tidak boleh berpikiran seperti itu pada kerajaan tempat dia dilahirkan. Dia harus bangga.
Yah, bukan tanpa alasan dia merasa minder. Bagaimana tidak? Akademi Lama puluhan kali lipat megahnya dari akademi-akademi di Kerajaan Bestia. Bahkan kalau ada yang bilang tempat ini adalah istana, Coda akan percaya.
Aula tempatnya berdiri sekarang benar-benar luar biasa cantik. Hitam dan biru gelap memenuhi setiap sudut ruangan. Tampak kuat dan anggun dengan hiasan mahal yang sederhana tapi cantik. Tidak sia-sia keputusannya datang ke sini.
Coda menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri bukan karena kagum pada tempatnya. Ada satu orang yang dia cari. Bahkan sejak dia masuk, Coda tidak menemukannya. Sebentar lagi upacara penerimaan akan dimulai.
Dia tidak datang hanya untuk pernak-pernik Kerajaan Lama. Coda menyelinap keluar dari aula. Tidak banyak penjaga di sini. Aneh. Tidak masalah. Sangat menguntungkan.
Saat melihat murid-murid yang berasal dari keluarga penting, Coda menyadari kalau Erin tidak akan datang. Orang seperi Erin tidak peduli dengan upacara membosankan. Coda tersenyum. Dia berkeliling sendirian di Akademu Lama yang megah dan besar.
Upacara mungkin sudah dimulai. Coda tidak seharusnya di luar, tapi kakinya terus melangkah menapaki setiap sudut. Mencari dan mencari.
Coda berhenti di koridor. Di bangunan utama Akademi Lama, tepatnya di atas atap, mata Coda menemukan rambut merah. Coda tertawa kecil. Satu-satunya tempat yang cocok untuk Erin.
Butuh waktu untuk menemukan jalan ke atap. Coda menarik napas panjang. Berdiri di atas sini benar-benar mendebarkan. Pemandangan bangunan Akademi yang luar biasa megah dikelilingi hamparan rumput hijau mengobati rasa penatnya.
Erin yang sedang duduk sambil menerawang lurus ke depan menyadari kehadiran Coda. Mata merahnya melirik jengah ke arah Coda. "Apa kau juga ingin dihajar? Pelajari titah kekaisaran sebelum datang ke sini," kata Erin ketus.
"Aku kira kau tidak mau berbicara dengan orang biasa," jawab Coda santai.
Erin menoleh ke arahnya setelah mendengar jawaban tak biasa. Mata merahnya meneliti Coda dari atas sampai bawah. Mata Erin menyipit. "Ah, kau yang dari Kerajaan Bestia... Coba?"
"Coda," koreksi Coda penuh penekanan. Namun, sesaat kemudian dia tersenyum miring. "Tidak aku sangka aku akan diingat Tuan Erin. Aku merasa terhormat,"
Erin mendengus. "Itu karena kau adalah orang paling bodoh yang pernah aku temui. Cukup membekas,"
"Orang bodoh yang kau maksud berada di peringkat pertama ujian masuk," jawab Coda sombong.
Satu alis Erin naik. Terkesan. Erin tersenyum miring. "Cukup mengejutkan. Sayangnya aku sedang tidak ingin berbicara pada siapapun, silahkan kembali lagi nanti,"
"Aku tidak ingin bertanya padamu lagi. Aku sudah mencari tahunya sendiri. Aku menawarkan kesepakatan," Coda memasukkan tangannya ke dalam saku dan mengeluarkan kartu. Melemparkannya pada Erin.
"Kartu 8 Heart," mata Erin memicing curiga.
Coda mengangkat bahunya santai. Erin mengembuskan napas geli. Dia bangkit dan mendekati Coda. "Pantas saja peringkat pertama tidak memberikan sambutan perwakilan. Ternyata pertukaran yang cukup menguntungkan,"
"Beberapa orang ada yang tidak peduli dengan serpihan dan lebih puas saat berada di panggung besar yang bukan miliknya," Coda tersenyum pongah.
Murid baru peringkat kedua dengan senang hati menukar serpihan miliknya untuk menggantikan Coda menyampaikan sambutan sebagai perwakilan murid baru. Bagi Coda itu tidak penting. Setelah mencari tahu, hal yang paling penting di sini adalah kartu. Coda harus mendapatkannya agar dia bisa mendekati Erin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Note [Throne Of Stellar: Stardust Magic] (AU IDOLiSH7) HIATUS
FanfictionBerlian Bintang dengan kekuatan agung terpecah karena permintaan tak masuk akal untuk mendamaikan kerajaan. Coda yang awalnya merasa cukup dengan kehidupannya di Bestia bertemu dengan Erin. Hewan liar yang selalu membuat jantung Coda berdebar dengan...