Murid dari The Land of Beginnings

36 7 0
                                    

Sulit mencari kelas di bangunan yang luar biasa luas ini. Coda tidak terlalu memikirkan hubungan antara kerajaan bagian yang terkesan biasa saja, tapi memiliki dinding-dinding tersendiri. Secara singkatnya mereka tidak bermusuhan, juga tidak dekat. Hubungan formalitas yang suatu saat nanti bisa terpecah atau mendekat dengan satu dorongan kecil.

Hanya ada satu kelas di setiap kerajaan bagian untuk angkatan baru. Muridnya tidak terlalu banyak. Benar-benar terbaik dari yang terbaik.

Kerajaannya pasti cukup luas sampai Coda tidak mengenal satupun murid baru dari kerajaan Bestia. Lima belas anak setiap kelas artinya ada sekitar enam puluh di satu angkatan. Lumayan sedikit.

Baru saja duduk di meja paling depan paling dekat dengan pintu seruan kecil menyambutnya.

"Hei,"

Coda rasa itu panggilan untuknya. Coda menengok ke belakang punggungnya. Menemukan teman sekelasnya dengan rambut hijau tosca dan mata emas. Ah. Coda mengenal orang ini. Faye. Dia murid peringkat 2 yang menukar kartu miliknya dengan tempat Coda di upacara tadi.

"Bagaimana dengan upacara penyambutannya?" tanya Coda basa-basi.

Faye tersenyum tipis. "Sesuai harapan. Apa kau yakin tidak akan menyesal?"

"Apa kau yakin tidak menyesal?" Coda balik bertanya.

"Kartu?" Faye mendengus geli. "Aku tidak tertarik dengan benda itu. Lagi pula benda itu hanya akan merepotkanku kedepannya,"

"Merepotkan?" ulang Coda meminta penjelasan lebih lanjut. Sejujurnya informasi tentang kartu yang kekaisaran ributkan cukup rahasia. Coda tidak menemukannya di catatan manapun. Informasinya hanya bisa dia dapatkan dari mulut ke mulut.

"Kau tidak tahu?" Faye bertanya dengan mata yang membesar. Kemudian mendengus geli. "Bukankah kau akan mendapat masalah kalau sampai sebuta ini?"

Coda mengedikkan bahunya santai. "Aku hanya tertarik pada Bestia, tapi akhit-akhir ada hal yang lebih menarik,"

Melihat wajah kalem Coda, Faye hanya membuang napas panjang. "Informasi ini tidak gratis kau tahu?"

"Kau mau kartumu kembali?"

"Tidak," Faye tertawa meledek. "Kalau kau tidak punya hal yang bisa ditukar, aku tidak akan buka mulut,"

Alis Coda sedikit tertekuk. Faye menyangga dagunya dan mendengus sinis. "Ah, kenapa aku bisa kalah darimu?"

Sedikit terganggu dengan sifat menyebalkan Faye, Coda berbalik tanpa sepatah katapun. Padahal untuk sesaat dia pikir bisa sedikit akrab dengan Faye.

Coda mengetukan pulpen ke atas buku. Mungkin, dia akan menemui Erin lagi.

---//---

Hari pertama berlalu dengan cepat. Coda mengerti alasan akademi ini adalah yang terbaik dari yang terbaik. Mentor yang luar biasa cerdas dan cekatan. Persaingan murid yang begitu terasa di kelas. Materi-materi yang langsung datang tanpa jeda.

Coda jadi penasaran orang-orang seperti apa yang ingin akademi ini cetak.

Perjalanan untuk kembali ke asrama cukup jauh. Pihak akademi pasti ingin membiasakan murid-muridnya untuk berjalan. Padahal satu akademi saja sudah luar biasa luas. Coda tidak mengeluh hanya kasihan pada anak-anak bangsawan yang tidak terbiasa berjalan di pagi hari atau malam hari.

Bercanda. Kehidupan bangsawan lebih ketat dari yang terlihat. Mereka punya tanggung jawab besar. Tidak sopan kalau berpikir untuk mengasihani mereka.

Coda berdiri di depan pintu kamar asramanya. Hal yang melegakan adalah dia tidak perlu berbagi dengan orang lain. Pastinya banyak yang tidak suka. Mereka butuh ruang yang luas untuk bertahan di akademi keras ini.

Another Note [Throne Of Stellar: Stardust Magic] (AU IDOLiSH7) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang