34
[Don't Try to Find Out More]***
Pagi-pagi sekali, kericuhan sudah terjadi di mansion keluarga William.
Banyak pelayan yang hilir mudik dengan ekspresi ketakutan. Membuat Elisa turun menuju aula ruang tamu dengan penuh tanda tanya di kepala.
"Ada apa ini, bibi Mey?"
"Saya juga tidak tahu nona. Tapi informasi dari pelayan lain mengatakan bahwa ada seorang wanita yang menyerobot masuk mansion ini demi menemui tuan Almer."
Elisa semakin gelisah mendengarnya.
Siapa wanita yang bertindak anarkis demi menemui Almer? Ucap Elisa dalam hati.
"Dimana Mommy dan Daddy? Mereka tidak mungkin membiarkan orang lain memasuki mansion ini tanpa membuat janji temu terlebih dahulu."
"Tuan dan nyonya William pergi ke luar negeri tengah malam kemarin, nona."
"Lalu dimana Almer?"
"Tuan Almer sudah berangkat ke perusahaan dini hari tadi. Tuan mengatakan ada sedikit masalah di perusahaan yang membutuhkan kehadiran tuan secara langsung. Untuk itu, tuan Almer menyampaikan pesan bahwa setelah nona bangun, anda diminta bersiap menemani tuan di perusahaan nanti."
Mendengar ucapan Mey, Elisa seketika menghentikan langkah kakinya.
"Almer serius ingin kembali menjadikanku CEO Almora Company rupanya?"
Ditengah lamunannya, tiba-tiba terdengar suara dobrakan benda keras dari aula ruang tamu.
Brakk!
Membuat Elisa kembali mempercepat langkah kakinya.
"Suara apa itu?"
"Seorang wanita yang memaksa masuk mansion untuk menemui tuan Almer tiba-tiba saja mengamuk, nona. Dia memecahkan vas bunga dan beberapa hiasan ruangan, karena tuan Almer tak kunjung datang." Ucap seorang pelayan yang tertunduk takut.
Tepat di tengah ruangan, Elisa dapat melihat dengan jelas kehadiran seorang wanita berambut tembaga yang sedang diliputi amarah besar dalam dirinya.
"Cepat katakan pada Almer bahwa aku ada disini sekarang. Katakan padanya Namira datang menemuinya!"
Namira?
Gadis latin dengan aksen eropa yang kental mengalihkan eksistensi Elisa dan seluruh pelayan serta penjaga dalam ruangan ini.
"Siapa kau?"
Elisa bersuara dengan nada rendah. Berusaha keras tidak terdengar terpengaruh dengan kehadiran wanita dihadapannya ini.
Namira menoleh ke sumber suara. Menatap sosok Elisa yang berdiri di ujung ruangan.
"Aku Namira. Partner Almer."
Keterkejutan terlihat jelas di kedua mata Elisa.
Partner? Almer memiliki partner wanita seperti ini? Penampilannya tidak menggambarkan seseorang yang bekerja di perusahaan.
Namira memakai dress ketat selutut yang memamerkan lekuk tubuhnya dengan jelas. Tak hanya itu, pakaian berwarna merah itu terlihat begitu kekurangan bahan. Sangat tidak sesuai jika digunakan untuk pergi bekerja. Lebih mirip sebuah pakaian untuk pergi ke club malam.
"Kau sendiri siapa? Kenapa berada di mansion Almer?" Namira berkata seraya bersedekap.
Bukan hanya Elisa yang terkejut dengan ucapan wanita bernama Namira, hampir seluruh pelayan dan penjaga juga turut terperangah bukan main. Sebab tidak ada seorangpun yang berani berbicara tidak sopan terhadap sang kekasih tuannya itu selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Obsession (Tamat)
RomanceJika orang lain menganggap obsesi adalah hal negatif, maka jauh berbeda untuk Almer. Ia terobsesi dengan Elisa. Dan melalui cerita ini, akan ia tunjukkan sebuah obsesi baru yang penuh cinta dan ketulusan. _____ Elisa Jasmine selalu berharap bahwa ke...