4. Tak terduga

3.1K 157 27
                                    

Ketiganya akhirnya sampai di kasur. Kini jeno di tengah,tepatnya dengan posisi membelakangi si hitam.

"Bahas ini lain kali mark, aku lelah" kini si hitam kembali bernegosiasi.

"Dan jangan coba membunuhku atau kau tau akibatnya,mungkin jeno akan mati krn kita mate" ucap si hitam kembali. Ia kemudian memeluk jeno di didepannya. Entahlah si hitam dan mark seperti bocah yang kadang mengalah dan kadang berebut mainan mereka sendiri.

.....

Suara gemercik air di kamar mandi sebuah kamar terdengar. Perlahan mata cantik milik Jeno terbuka.

Dilihatnya nuansa kamar yang asing baginya, belum lagi badannya yang remuk redam. Dan satu lagi,sesuatu yang mengganjal di pantat sintalnya.

"Ckk sialan" jeno memejamkan mata sejenak, berusaha tuk tak berfikir negatif.

Perlahan ia mencoba menarik benda itu dari pantatnya. Dan jangan lupakan tangan kekar yang jeno duga sebagai sang sahabat.

"Uhhhh" jeno menyingkirkan dirinya cukup jauh setelahnya. Ia ingin memastikan sesuatu. Jeno berbalik, matanya membola. Benar dugaannya, bukan dirinya yang menusuk namun malah dirinya yang ditusuk.

Untuk saat ini jeno mungkin masih tak bertenaga, namun mungkinan nanti ia akan menghajar mark habis habisan.

Oh tunggu satu hal lagi, bukankah dirinya harusnya bersama si hitam?.

Cklek

Suara pintu kamar mandi yang dibuka membut jeno diam di posisinya. Jelas, susah baginya untuk berbalik. Pantatnya sakit dan jangan lupakan holenya yang begitu perih. Sudah pasti itu robek oleh dua penis gagah.

Aroma feromon yang menyeruak keluar dari kamar mandi, begitu segar. Bukankah bau mint dan greentea adalah hal yang aneh? Tapi itu yang jeno rasa kali ini.

Segarnya mint juga bau sedikit pait dari greentea. Ini berbeda jauh dari aroma mark yang mint juga sedikit beraroma pinus basah.

"Bebe?" Suara berat itu kembali, ayolah bulu jeno meremang mendengarnya.

Si hitam mendekat dan duduk di tepi ranjang, entah mengapa jeno kini malah terdiam kaku.

"Pindah, disini kotor" ucap si hitam. Jeno kini berusaha untuk terlentang, juga melihat wajah si hitam.

Jeno menggigit bibirnya. Sial,wajah pria di hadapannya bak dewa yunani.
Dan dia jelas kalah gantengnya dengan si hitam.

Melihat respon jeno yang lucu, membuat si hitam gemas sendiri. Bagaimana tidak. Setelah memunggunginya, jeno malah terlentang dan diam sambil membuka mulutnya bengong.

Baiklah kini harus si hitam yang bergerak, ia mengambil selimut baru dan membungkus jeno bak  bayi,membawanya ke gendongannya dan duduk di sofa.

Bukankah harusnya jeno menyerangnya? Mengapa kini jeno begitu pasrah? Oh mungkin efek mating.

Jeno yang masih bingung malah kini memandang kagum wajah seseorang yang mendekapnya.

"Mau mandi?" Tanya si hitam kembali.

"Kau" satu kata keluar dari mulut jeno.

"Ya?"

"Minum" ucap jeno pelan, ayolah ia sungguh haus dan bingung untuk bicara kini. Tenggorokannya kering kerontang.

"Ouhh maaf bebe" si hitam terkekeh geli ia lalu mengambil botol minuman di meja, untung saja tak jauh dari sofa.

Si hitam membuka botol mineral itu,perlahan memberikannya ke jeno. Tangan gemetar jeno mencoba meraih botol mineral, namun dengan pekanya si hitam menyodorkan botol itu ke bibir jeno. Menuangkannya perlahan agar sang empu bisa meminumnya pelan pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAD BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang