Bagian 28

1.1K 72 2
                                    


Vote dulu!!!


Happy reading


Kalisa dan Rezefan buru-buru datang saat mendengar kabar bahwa Edward dan Emely sudah ditangkap dan kembalinya Gave ke istana.

Di tambah lagi Arsen mengadakan perjamuan untuk mereka.

Gavin yang selalu syok mendengar perintah Arsen yang sangat berbeda dari biasanya, dan Gave yang hanya tersenyum melihat semua itu. Sementara Sean, anak itu sibuk memerhatikan para pelayan yang mondar-mandir menyiapkan perjamuan.

"Erland! Benar ini Erland?"

Rezefan menepuk pundak Gave berkali-kali. Ia sangat bahagia melihat teman lamanya yang sempat menghilang itu.

"Siapa itu Erland? Nama ayahku itu Gave!" sahut Sean menatap dengan mata lucunya.

Rezefan menatap Sean gemas. "Nama ayahmu sudah ganti ya?"

Sean menggeleng "aku tidak kenal Erland!!"

Kalisa yang baru saja datang langsung mensejajarkan tubuhnya dengan Sean dan menatap anak kecil itu gemas. "Ih gemesnyaaaa!! Masih kecil udah nggak cadel!" katanya, sambil mencubit pipi Sean.

Sean mengamuk dengan menjauhkan tangan Kalisa dari pipinya. "Jangan sentuh aku!!"

"Wah Erland!! Anakmu ini pintar sekali!" kata Kalisa yang sudah berdiri.

Gave memutar bola matanya malas "bukannya tadi Arsen sudah bilang, kalau sekarang namaku itu Gave!" katanya.

Rezefan tertawa "haha aku lupa!!"

"Kenapa kau mengganti namamu?" tanya Kalisa penasaran.

"Ayah aku ingin kue itu ayah!!" Sean menyela dengan menarik-narik ujung baju Gave.

Seketika Kalisa melupakan pertanyaannya dan kembali mensejajarkan tubuhnya dengan Sean. "Sama bibi saja yuk!" ajaknya.

Sean menggeleng. "Tidak mau!! Aku tidak kenal bibi!! Jadi, bibi itu orang asing!!" tolaknya.

Kalisa cemberut "bibi bukan orang asing. Bibi ini sahabat ayahmu!!"

Sean mendongak menatap Gave. "Siapa bibi ini ayah?" tanyanya, matanya mengedip lucu.

"Paman ini, bibi ini, paman Arsen dan ayah dulunya sahabat" jawab Gave sambil menunjuk Rezefan dan Kalisa bergantian.

Sean beralih menatap Kalisa. "Baiklah bibi, kau bukan orang asing" katanya.

Kalisa tersenyum lebar "kalau begitu, ayo bibi temani makan kue!!" ajaknya senang dan Sean mengangguk tanpa ragu. Kemudian Kalisa menggandeng tangan Sean dan berjalan menghampiri tempat dimana kue-kue tertata rapi.

Sementara Rezefan, masih mengobrol dengan Gave sampai Arsen datang.

"Zefan! Aku tau kalau kau sangat ingin menikahi Kalisa. Tapi karena Kalisa ingin menunggu Ceseli di temukan, kau jadi harus menunggu" kata Arsen.

Rezefan tersenyum tipis. Perkataan Arsen memang benar adanya. "Sudahlah! Tidak perlu dipikirkan! Aku masih untuk menunggunya!" jawabnya.

"Entah dimana istriku sekarang. Aku juga akan menunggunya" kata Arsen.

"Kau masih melakukan pencarian?" tanya Gave.

Arsen mengangguk. "Aku tidak akan pernah memberhentikan pencarian itu sampai aku menemukannya"

Gave terdiam. Ia sedikit merasa bersalah dalam hal ini. Baru saja ia melihat kesungguhan Arsen dalam mencintai Ceseli. Dan dia yang tau keberadaan Ceseli, belum bisa memberitahunya. Dan yang menjadi pertanyaannya adalah alasan semua itu terjadi.

Transmigrasi CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang