00. Prologue

1.4K 111 0
                                        

Pov Everly,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pov Everly,

Suasana meriah di pesta sama sekali tak membuatku tertarik untuk ikut bergabung ditengah keramaian itu. Semuanya tampak asik berdansa menikmati pesta.

Tidak denganku yang hanya memilih berdiam diri disebuah kursi sembari menikmati segelas minuman yang sedari tadi ku genggam.

"Eve?"

Aku tersadar dari lamunan saat seseorang memanggil namaku, dan ternyata dia Sherena, temanku.

"Apa?" Sahut ku yang sama sekali tidak berminat menoleh kearahnya.

"gak ikut gabung?" Kini gadis itu sudah duduk disampingku "Ayo, Eve.. siapa tau kamu bisa dapat pangeran tampan malam ini" ucapnya yang terdengar antusias

"duluan saja, aku malas" jawabku. Pangeran katanya? Dia berfikir sedang berada didalam dunia dongeng?

"Ck, tidak asik" setelah mengucapkan itu, Sherena kembali pergi dan meninggalkan ku sendirian.

Aku menghela nafas lega, setidaknya tidak ada yang mengganggu ketenangan ku disini.

Aku kembali terdiam dikursi, dan hanya memperhatikan kerumunan orang yang tengah berdansa.

"permisi nona.." lagi-lagi kurasa ada yang mengusik ketenanganku.

Aku menoleh dengan malas, ternyata aku dihampiri oleh seorang pria bertubuh tinggi dan ia memakai topeng untuk menutupi sebagian wajahnya.

Sangat aneh, padahal pesta ini tidak diharuskan memakai atribut seperti topeng.

"mari berdansa denganku?" Aku sedikit terperanjat setelah beberapa saat termenung memperhatikan penampilan pria itu.

"Aku kurang pandai berdansa" ucapku jujur, memang aku tidak ahli dalam berdansa. Terlebih lagi dansa berpasangan.

"tidak apa-apa, aku akan mengajarimu" tanpa persetujuan dariku, tiba-tiba saja ia menarik lenganku hingga aku mau tidak mau ikut dengannya.

Disinilah kami, ditengah keramaian orang-orang yang tampak menikmati pesta diiringi musik romantis yang tengah mengalun lembut.

Begitu juga denganku, ternyata pria itu benar-benar mahir dalam melakukan dansa, dia menuntun ku melakukan gerakan yang tidak aku pahami, namun lambat laun aku mulai bisa mengikuti gerakannya.

Bagaikan tersihir, dalam sekejap aku bisa menguasai gerakan dansa yang bahkan tidak pernah aku pelajari. Dan saat ini semua mata hanya tertuju pada kami, hingga dapat kulihat tatapan kagum yang tercetak jelas di wajah mereka, seolah-olah kita berdua adalah tokoh utama dipesta malam itu.

Aku mulai mengabaikan orang-orang dan mengalihkan pandangan ku kepada pria yang menjadi partner ku, aku merasa penasaran dengan pria ini.

Siapa dia?

Aku tidak pernah melihatnya disekolah, gestur tubuh yang tegap, mata yang tajam bak elang, bibir ranum serta hidung mancung. Ukiran wajah yang nyaris sempurna, aku bisa melihatnya meskipun wajah itu tertutup oleh topeng.

NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang