Prolog

8 1 0
                                    

AWAL MULA SEBUTAN ITU UNTUKKU, MISA SI PEMBUNUH.

"Lo siapa?" Misa menatap lekat gadis aneh yang berdiri di hadapannya, gadis dengan hoodie hitam, dengan celana berwarna senada.

Tidak lupa masker hitam yang menutupi wajahnya, menyisakan kedua mata indah dengan sorotan tajam ke arah Misa. Meski tertutup, Misa tahu jelas bahwa orang yang berdiri di hadapannya ini adalah seorang gadis, dapat dilihat dari postur tubuhnya yang bahkan sedikit lebih pendek dari Misa.

Ia melirik sudut kiri hoodie gadis itu, melihat ukiran nama berwarna putih disana. Xavier itulah tulisan yang ia lihat.

"Kita pernah kenal?" dia membuka pembicaraan lagi.

"Ehm, maaf tapi lo buang-buang waktu gue. Kalo gabut jangan ngerepotin orang lain" lelah bicara sendiri, Misa memilih meninggalkan gadis aneh yang membuatnya harus keluar dari cafe yang saat ini terletak dibelakangnya.

Ternyata dia buang-buang waktu untuk gadis aneh yang tiba-tiba menyuruhnya keluar melalui perantara pelayan cafe. Misa keluar untuk menemuinya, meninggalkan teman-temannya yang saat ini tengah asik makan di dalam sana. Tapi lihatlah gadis ini, diam seperti orang bisu, bahkan menjelaskan tujuannya pun tidak.

Saat selangkah lagi memasuki cafe, gerakannya terhenti saat gadis itu malah memberi secarik kertas kecil berwarna pink muda di tangan Misa lalu berlari. Misa menatapnya bingung, dia membaca kertas itu dan terkejut akan isinya. Sepetak kecil kertas berisi pesan yang menakutkan.

BANTU DIA, DIA DALAM BAHAYA
QUEEN HARMONY KARAOKE
SEKARANG.

Tak mau membuang waktu, Misa memutar langkahnya menuju bangunan yang letaknya tidak jauh dari sana. Perasaannya buruk tentang ini.

Dengan langkah panjang setengah berlari, Misa mengejar ketertinggalannya dari gadis aneh itu, yang juga berlari menuju gedung yang ada dalam kertas itu.

Sambil berlari, otak Misa berputar keras. Apakah ini jebakan? Apa gadis aneh itu sedang memancingnya untuk masuk perangkap? Tapi feeling mengalahkan logikanya. Dia tetap berlari mengikutinya.

Entah apa yang dipikirkan gadis aneh itu, sehingga ia berhenti mendadak padahal gedung yang dimaksudnya itu sudah ada di depan mata. Tak mau membuang waktu, Misa segera menahan tangan gadis itu sebelum kehilangannya lagi.

Anehnya, gadis itu hanya diam membisu tanpa melakukan perlawanan apapun. Gadis itu menatap ke arah langit dengan tangan yang gemetar, membuat Lisa ikut menatap ke arah yang sama.

Deg

Di atas sana, diatas gedung berlantai tiga itu, ada seorang perempuan tengah berdiri dengan tatapan kosong. Misa kenal wajah itu. Sahabatnya, Yera.

Belum sempat otaknya memproses kemungkinan yang akan terjadi, sahabatnya itu sudah menjatuhkan dirinya dari atas sana. Tak butuh waktu lama untuk tubuhnya mendarat diatas tanah.
Tepat di depan matanya, Misa melihat tubuh sahabatnya itu mengeluarkan darah dan terlihat sangat mengenaskan


Misa terduduk di aspal. Kakinya lemas dan tangannya gemetaran. Entah sejak kapan dia melepaskan gadis aneh yang tadi membawanya kesini. Tidak hanya Misa, gadis itu juga berdiri tepat disampingnya, menatapi tubuh Yera yang mengenaskan dihadapan mereka. Gadis itu bahkan menelepon polisi dan ambulans berharap itu memperbaiki keadaan.

Ketika kerumunan menyelimuti mereka, gadis itu menghilang tanpa permisi, meninggalkan Misa yang masih syok dengan air mata yang mengalir deras.

"Bebyra-arhhhh" ucap Misa lirih sambil menangis, memberanikan diri untuk membawa tubuh sahabatnya itu ke dalam pelukannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROKEN (SWEET) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang