Author pov
Freen, baru saja selesai berbincang dengan koleganya di perushaannya. Dia banyak mengambil tawaran menarik untuk memgambil keuntungan investasi.
Koleganya pergi, dan tak lama seseorang masuk membuat mata freen terkejut. Itu ayah lisa.. dia datang untuk menemui freen.
"Freen? Bisa kita bicara?" Kata ayah lisa dan freen hanya memandanginya.
Kini, mereka hanya berdua di dalam ruangan. Freen hanya memandangi ayah lisa yang menghela nafasnya berkali kali.
"Maafkan aku... maaf karna sudah membuat kau menderita waktu itu... aku bersalah freen.." ayah lisa berkata dan freen bahkan membuang wajahnya.
"Freen... kau bisa membenciku tapi jangan pda lisa dan keluarganya... ini semua salahku dan jika kau ingin menghukum sesorang maka hukum saja aku" ayah lisa berkata merasa bersalah.
Freen menahan diri untuk tidak menangis meskpun matanya berkaca kaca disana.
"Kau tau? Aku memang banyak bersalah pada ayahmu... tapi freen... jangan libatkan lisa di dalam hal ini.. dia tidak bersalah sama sekali" katanya dan freen membuang wajahnya berkaca kaca.
"Aku sudah menganggap kau seprti anakku sendiri... freen? Jika waktu kau berfikir aku jahat ya.. tak apa... tapi perlu kau ketahui.. aku melakukan itu karna aku sedikit kecewa pada ayahmu yang mengkhianati ibumu" katanya membuat freen menatapnya.
Ayah lisa memberikan sesuatu pada freen, sebuah surat yang di tulis oleh Ibu freen.
"Surat dari ibumu sebelum dia meninggal" katanya dan freen mengambilnya kemudian membacanya. Freen cukup terkejut melihat isi surat itu.
"Ayahmu mengkhianati ibumu... dia menggunakan uang yang diberikan oleh keluarga kita untuk wanita simpanannya.. dia bahkan menghabiskan uangnya untuk judi dan mabuk... alasan kenapa aku tak memberinya uang atau bantuan? Karna dia cukup membuat kami semua kecewa saat itu" katanya dan freen benar tak percaya ini. Jadi selama ini di salah paham?.
"Aku ingin mengambil hak asuh mu saat itu.. tapi.. ayahmu tidak mengizinkannya... apa aku bisa berbuat sesuatu? Dia lebih berhak pdamu daripada aku" katanya dan freen meremas surat ibunya sambil menangis. Dia menyesali itu.
"Maafkan aku... aku terlambat mengatakan ini" ayah lisa menundukan kepalanya merasa bersalah.
Freen mulai menangis, dia membenci segalanya karna sudah membuat kekacauan.
"Uncle... maafkan aku... maafkan aku.." katanya dan ayah lisa menatapnya lirih.
"Tidak.. aku tau maksudmu... tidak apa apa.." ayah lisa berkata kemudian mendekati freen untuk memeluknya. Freen menangis di pelukan ayah lisa dan ayah lisa mencoba menengaknnya seperti freen adalah anaknya sendiri.
"Tidak apa apa nak... tidak apa apa... aku masih keluargamu.. anggap aku adalah ayahmu juga" katanya dan freen menangis di pelukan ayah lisa.
—————————-
"Ada apa freendy? Kenapa kau memanggilku?" Nanon berdiri tepat di depan freen.
Freen memanggil anak itu karna sesuatu ingin dia katakan.
Freen bangun dari duduknya dan berdiri berseberangan dengan sang anak sambil memasukan kedua tangannya di dalam saku celananya. Freen tersenyum menandangi wajah anak itu... benar.. tak dapat di pungkiri bahwa dia anak lisa, wajah mereka sangat mirip.
"Nanon... freendy sadar selama ini freendy sudah kelewatan karna membuat kamu jauh dengan keluargamu" katanya dan nanon menatapi freen dengan seksama.
"Maafkan freendy... maaf karna egois sudah memisahkan kamu dan keluargamu.." katanya dan kenapa? Tidak.. bahkan nanon tidak ingin menyalahkan freen atas kesalahan ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 2
أدب الهواةBuku kedua dari sky dan butterfly 1. Biar gk bingung baca dulu yang pertama ok? Futa! G!P 20+++ Gk boleh salpak anjir!