Hari sudah gelap, matahari telah kembali ke peraduan nya sejak tadi, namun perdebatan sepihak masih terjadi di kediaman Elementals siblings. Perdebatan yang membuat kakak dari si kembar memijat dahinya. Di tatapnya kedua petugas kepolisian yang menjadi sumber dari masalah.
"Pak, saya kan sudah bilang, adik saya manusia, bukan aset. Yang mereka butuhkan adalah waktu untuk bermain dan berkembang, bukan sebagai petugas layanan masyarakat gratisan."
Tegas [M/n] pada keduanya. Dirinya dapat merasakan denyut di kepalanya semakin parah setiap detiknya. Di tambah kedua petugas itu sangat keras kepala. Keduanya selalu datang seminggu sekali. Benar benar merusak malam tenang yang seharusnya [M/n] jadikan sebagai pelarian melepas penat seharian.
"Bukan begitu, Nak [M/n]. Tapi dengan kemampuan spesial adik adik anda keamanan negara kita akan semakin terjamin. Bila mereka secara resmi bergabung dengan petugas disini, secara bertahap mereka akan dapat menyandang peran dan jabatan yang lebih tinggi hingga ke ranah nasional. Dengan begitu negara negara lain akan segan dan kembali memperhitungkan segala resiko bila ingin menyerang negara kita."
[M/n] menghela napas kasar mendengar ini. Sumpah, dia sudah lelah mendengar alasan ini terus menerus. Tidak pernah berubah sejak hari pertama kedatangan mereka. Dan dia tau persis, bukan itu alasan sebenarnya mereka ingin membawa adik adiknya. Dia tau betul pemerintah hanya ingin memanfaatkan kemampuan adiknya untuk kepentingan pribadi.
Dia takut, bayangan bayangan buruk mulai memenuhi kepalanya. Bagaimana jika Halilintar justru di manfaatkan sebagai sumber energi listrik? Bagaimana jika Ice dijadikan Ac non-listrik? Bagaimana jika Gempa dipaksa kerja rodi membangun gedung atau jembatan? Bagaimana jika Solar di jadikan laser berjalan? Taufan sebagai kipas angin darurat? Blaze diperintah membakar hutan untuk alih fungsi lahan? Dan Duri! Adik manisnya itu diharuskan melakukan reboisasi pada lahan yang luasnya berhektar hektar?! Rasanya [M/n] mau pingsan membayangkan hal itu terjadi pada adik adiknya. Tidak akan ia biarkan! Dia akan melindungi semua adiknya! Hak masing masing adiknya untuk hidup bebas.
"Saya menolak." Putus [M/n] final.
Kedua petugas kepolisian itu saling bertatap tatapan selama beberapa saat sebelum menghela napas. Keduanya kemudian bangkit dari sofa tempat mereka duduk, yang diikuti oleh [M/n]. Keduanya mengangguk kecil.
"Kalau begitu kami permisi dulu. Mohon di pertimbangkan lagi."
"Saya menolak."
Bahkan tanpa menunggu, [M/n] mengulangi pernyataannya. Secara tidak langsung mengusir keduanya sebelum datang kembali di keesokan harinya. Namun [M/n] juga tau bahwa keduanya tidak akan menyerah begitu saja. Keduanya lantas segera pamit dan menyisakan [M/n] seorang diri di ruang tamu.
Dirinya pusing, lelah, dan merasa sedikit frustasi. Meskipun begitu dirinya bersyukur kedua petugas kepolisian itu mau menuruti permintaannya dengan datang dimalam hari. Karena dia tau, bila si kembar mendengar ini mereka tidak akan ragu untuk menyetujui permintaan tak tau diri mereka. Adik adiknya adalah anak yang baik, anak dengan hati yang lapang, dirinya bahkan meragukan mereka memiliki setitik pun rasa egois didalam diri mereka. Tidak seperti dirinya.
Dia masih ingat kala dirinya menenangkan Blaze yang merasa tertekan akibat banyaknya orang yang meminta bantuan kepada mereka. Bantuan bantuan sepele yang seharusnya tidak membutuhkan bantuan mereka, bantuan bantuan dari orang orang egois pemalas yang ingin hidup enak tanpa usaha. Sejak saat itu [M/n] langsung tau, persepsi orang orang ini pada konsep "Pahlawan" sangat kuno. Si kembar yang telah berkali kali melawan penjahat dan membantu menjaga keamanan bila mereka mampu telah disalah artikan oleh orang orang ini.
Blaze hanyalah bocah 10 tahun saat itu. Namun tekanan yang dia rasakan bahkan mampu mengalahkan beberapa orang dewasa. Dan [M/n] sangat yakin bahwa bukan hanya Blaze yang merasa tertekan, ia yakin adik adiknya yang lainpun merasakan hal yang sama. Hanya saja Blaze lebih terbuka dalam mengekspresikan perasaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Brother
Fanfiction[Boboiboy x Big Bro Male! Reader] Kamu, kakak laki laki dari 7 kembar yang ada aja kelakuannya