WRONG TIME | •DISAPPOINTED

23 2 0
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Semalaman, Ali maupun Asahi terlihat susah tidur. Karena Ali ingin waktu sendiri, jadi Asahi memilih tidur di luar.

Pagi hari yang seharusnya menjadi pagi yang indah selama berada di rumah itu, atmosfir kali ini sangat berbeda.

Tepat pukul 8 pagi, Ali keluar kamar dengan dua koper di tangannya.

Asahi terbangun.

"Al, kenapa bawa koper?" tanya Asahi to the point saat mendapati Ali menarik benda berukuran besar itu.

"Kamu lupa? Kita udah selese, Sa" ucapan Ali berhasil menampar keras kebingungan Asahi.

Perasaan bersalah itu kembali mencuat di dalam hatinya. Seolah ada sesuatu yang membuatnya sesak tanpa alasan.

"Kalo gak tinggal di sini, kamu mau ke mana?"

Ali melempar senyuman kecil, "Aku bisa cari kontrakan kecil di luar sana, sambil nunggu surat cerai keluar."

"Tapi Al, kamu gak punya siapa-siapa--"

"I know. Jangan buat aku berubah pikiran lagi, Sa. Ini waktu yang tepat buat pergi..."

"Al..."

"Jaga kesehatan. Aku bakal selalu berdoa yang terbaik buat kamu. Makasih... dan maaf..."

🦋🦋🦋

Entah ini keputusan yang tepat atau justru akan menyesatkan Asahi. Tapi kali ini, Asahi sudah memantapkan keputusannya.

Ia tak ingin terus menggantung Ali hanya karena keegoisannya. Melepaskan Ali adalah satu-satunya cara agar Ali tak terus terluka karenanya.

Tapi sejak Ali pergi, perasaan Asahi semakin tak karuan. Ada rasa bimbang dan juga lega bersamaan.

Bimbang karena ia merasa sangat jahat pada istrinya. Lalu lega karena ia tak perlu sembunyi-sembunyi lagi untuk bertemu dan mengobrol dengan Flora.

Hubungannya dengan Flora juga semakin intens. Sebab itu, Asahi tak ingin semakin jauh dan berakhir menikam Ali lebih dalam lagi.

Sudah seminggu ini, rumah terasa sangat sepi. Setiap sudut rumah masih terasa adanya kehadiran sosok Ali.

Bagaimana khas Ali tersenyum, suaranya, langkah kakinya, bahkan rutinitas Ali setiap pagi, siang dan malam masih terbayang jelas di kepala Asahi.

Kenangan saat bersama Ali memang terlalu banyak dan tidak bisa secepat itu dilupakan begitu saja.

Lalu setelah semua ini, apakah ia bisa menjalin hubungan yang baru dengan Flora? Apa hubungan lama yang akan terulang kembali itu akan berhasil?

Apakah keputusannya ini sudah benar? Apakah ia tidak akan menyesal? Apakah ia akan hidup bahagia dengan Flora nantinya?

WRONG TIME | HAMADA ASAHI (TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang