59

4.3K 260 20
                                    

🍒🍒🍒

Tepat pukul empat pagi, Keisha terbangun dari tidurnya. Gadis itu langsung berlari kembali masuk kedalam kamarnya, dengan segera dia mengutak-atik layar ponsel milik Marlon yang sengaja diletakkan dikamarnya.

Dia mengirimkan sesuatu pada seseorang dengan napas yang terengah-engah, seperti merasakan gelisah dan ketakutan yang amat besar.

Setelah mengirim pesan, dia meletakkan ponsel itu dengan napas yang lega sembari memejamkan matanya dan meneteskan air matanya.

Tanpa lama-lama, ponsel berdering dan langsung ia angkat dengan tangan yang ber gemetaran. "H-halo?"

"Kei jangan aneh-aneh"

Keisha menghela napas panjang, "a-aku udah ambil keputusan itu.. a-aku mau sendiri dulu tanpa Marlon, demi aku sama anak-anakku kak.. Aku mohon.."

Setelah mengatakan itu, tangis Keisha pecah namun dia tahan agar suara tangisnya tidak mengganggu seseorang dirumah ini.

"Kei.. Tapi. Oke oke"

Keisha tersenyum, lalu dia letakkan ponsel itu. Lalu dia duduk di lantai dengan tatapan kosong mengarah ke luar balkon, menatap langit-langit yang mulai sedikit cerah.

Ia usap air matanya dengan kasar, dia merasa bahwa keputusannya sudah sangat baik dan juga demi kebaikan anak-anaknya. Dia tidak bisa terus-terusan hidup dalam kekerasan seperti ini, dia sudah bukan lagi Keisha yang dulu.

Sekarang dia memiliki tanggung jawab sebagai seorang ibu, tanpa tanggungjawab seorang ayah. Dia harus mengurus kedua anaknya sendirian, tanpa bantuan Marlon. Dia yakin dia bisa.

Apa pesan yang dikirim Keisha pada Rendy? Kenapa Rendy begitu terkejut dengan pesan dari gadis itu sampai-sampai dia meneleponnya.

🍒🍒🍒

Pada pukul delapan pagi.

"Ini ngga resmi kok, tenang aja"

Keisha menerima sebuah berkas, dimana didalamnya ada surat perpisahan palsu antaranya dengan Marlon nanti. Dia meminta ini semua pada Rendy, dia hanya meminta surat palsu bukan yang asli.

Dia tidak ingin benar-benar berpisah, dia hanya ingin menjauh sebentar dari Marlon yang kondisinya semakin gila dan tidak terkendali. Bisa gila juga Keisha jika dia mengurus dua bayi dan satu iblis.

Keisha diam, dia baca dari awal hingga akhir. Walaupun itu semua palsu, dia tetap saja menangis terharu. Entah bagaimana nanti reaksi Marlon setelah menerima ini, dia takut laki-laki itu akan semakin gila.

Keisha sudah menyiapkan semua barang-barangnya, bahkan sekarang kedua anaknya dia bawa bersama Reyhan. Kini dia pergi sebentar kerumah sakit untuk menjaga bayinya sebentar, sementara dirinya mengurus surat-surat ini.

Sekarang, Keisha tengah duduk didalam mobil sembari menatap rekaman dari ponsel Rendy dimana laki-laki itu saat ini tengah menemui Marlon untuk memberi surat perpisahan itu.

Keisha sudah merasakan ketakutan, dia sudah membayangkan reaksi marah Marlon seperti apa. Semoga saja laki-laki itu bisa menerimanya, tapi entah dia tau atau tidak bahwa ini semua hanya palsu bukan asli.

"Apa ini?"

Kita beralih pada Rendy dan Marlon.

"Apa ini?" tanya Marlon saat Rendy memberi berkas tipis pada Marlon.

Marlon membukanya, sementara Rendy hanya menghela napas kasar. Saat laki-laki itu tengah membaca isi dari kertas itu, tiba-tiba saja kertas itu disobek dengan snahat keras.

BTGOAP [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang