PROLOG

23 0 0
                                    

Hal yang sebelumnya selalu di khawatirkan akhirnya terjadi. Gelapnya malam tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berlari. Menjauh dari kejaran sang pemangsa yang mungkin sudah mengincarnya dari jauh hari.

Deru nafas yang terdengar menderu sangat cepat seperti halnya kaki berlari entah kemana akan membawa nya. Terus menelusuri gelapnya hutan, dia akhirnya menemukan sebuah rumah tua yang mungkin sudah lama tidak di tempati. Tidak terlintas sedikit pun pemikiran tentang kemungkinan hal buruk yang akan terjadi jika dia mencoba menerobos masuk kedalam rumah tersebut, selain bersembunyi dari kejaran si pemangsa.

Setelah menunggu beberapa saat hingga derap langkah kaki tersebut lambat laun menghilang, dia pun bisa mulai menstabilkan nafasnya. Tubuhnya dia biarkan bersandar di dinding sebelah pintu yang sudah keropos termakan oleh usia. Kurang nya penerangan di dalam rumah tua itu, membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas apa saja isi yang ada di dalamnya. Tangannya mencoba meraba sesuatu yang mungkin bisa dia temukan. 

Sebuah Petromak kini sudah berada di genggamannya lengkap dengan pemantik apinya. Setelah berusaha menyalakan Petromak yang keadaannya sudah agak lembab, penerangan pun menyala dan membantunya sedikit untuk melihat lihat apa saja yang ada di rumah tua itu. 

Sofa usang yang sepertinya sudah lama tidak terpakai membuatnya memutuskan untuk membaringkan diri disana. Tetap sebelum itu, sebuah pintu di ujung ruangan menarik perhatiannya. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

HAPPY READING GUYSS !!!

IN THE FORESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang