Bab 11: Pertemuan

16 11 0
                                    

Gedubrak! Haolle terjatuh sangat keras dari langit-langit di gudang penyimpanan barang-barang tokoh milik Xylia. Ia mengelus-elus kepalanya yang juga ikut terbentur ke lantai. Ia baru menyadari sesuatu bahwa dirinya baru saja kembali ke masa sebelum sang mawar ada.

"B-bagaimana?" tanya Haolle.

"Kelopak mawar memiliki memori," jawab Xylia.

"A-aku masih tidak mengerti?"

"Apa kau tidak menyimak apa yang telah kau lihat?"

"Tidak."

"Ugh!!!"

"Permisi, kasir?!" Terdengar suara kentaur yang memanggil Xylia.

"Aku harus melayani pembeli."

"Tidak, Xylia. Biar aku saja," tawar Xillon.

"Tidak, Ayah. Ini tugasku."

"Kau jelaskan saja sisanya kepada dia. Mungkin ia hanya melihat kejadian retakan itu." Xillon pergi meninggalkan Haolle dan Xylia di gudang. Ia dengan segera melayani para pembeli yang antreannya tiba-tiba banyak.

"Ok, dengar! Kau hanya melihat kejadian retakan, itu saja?"

"Sebenarnya, saat... Putri Bethany?..."

"Lanjutkan."

"Ya, Putri Bethany diajak oleh Putri Scarlett untuk pergi ke pameran di istana, lalu bertemu Pangeran Russelfan yang ternyata Putri Scarlett menaksirnya, tetapi Putri Bethany juga... sepertinya dia ikut menaksirnya, karena ia memberikan bunga mawar kepada Pangeran Russelfan. Kemudian mereka berdua tertangkap basah oleh Putri Scarlett. Ia seketika berlari sekencang-kencangnya, lalu tak sengaja tertabrak oleh kereta kuda, dan meninggal. Jasadnya berubah menjadi sang mawar."

"Kau paham."

"Aku paham bahwa sang mawar adalah Putri Scarlett, tapi... tapi, apa hubungannya dengan rambut keabadian biru dan merah? Dan, mengapa... mengapa alam ini dulunya adalah sebuah alam bagi makhluk berkaki dua dan memiliki dua tangan tanpa sihir apapun yang disebut sebagai manusia?"

"Ok, baiklah. Apa kau melihat warna rambut Putri Bethany dan Putri Scarlett?"

"Putri Bethany, biru dan Putri Scarlett, merah." Xylia mengangkat satu alisnya dan Haolle seketika terdiam. Ia kemudian berkata, "oh Tuhan. Aku baru menyadarinya."

"Setelah retakan terjadi, terciptalah Sembilan Alam. Beberapa manusia yang masih selamat, seketika wujudnya berubah menjadi makhluk aneh yang sampai sekarang kita kenal, kentaur, malaikat, kerdil, peri, faun, duyung, raksasa, penyihir, dan elf."

"Dan mereka semua memiliki beberapa helai rambut keabadian berwarna merah berkat kemagisan sang mawar?"

"Ya."

"Mengapa semua makhluk seketika tahu bahwa Putri Bethany adalah penyebab dari segalanya dari peristiwa yang tidak sengaja itu?"

"Well, Putri Bethany juga selamat dari peristiwa itu, dan ia satu-satunya manusia yang tidak berubah wujud menjadi makhluk aneh. Karena kematian orang tersayangnya yang banyak, ia berubah menjadi Ratu Kematian dan membalaskan dendamnya kepada sang mawar dengan mengubah warnanya menjadi biru. Awalnya kemagisannya membuat beberapa makhluk ada yang memiliki rambut keabadian berwarna biru dan merah. Namun, kemagisan sang mawar perlahan menghilang hingga selamanya hilang tepat saat Putri Bethany meninggal. Setelah kematiannya, para makhluk dengan rambut keabadian merah mulai menyalahkan makhluk dengan rambut keabadian biru. Mereka tak tanggung-tanggung untuk membunuhnya, dan... ya... sampai sekarang kebencian itu masih ada."

"Jadi, bagaimana Putri Bethany bisa mengubah warna itu?"

"Sang mawar tidak pernah berhenti untuk memberikan sebuah sihir kemagisan sehingga membuat Putri Bethany memanfaatkan itu."

Asebornezoe: The Rose of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang