Hii, udah lama banget ya aku gak update, mianhe😔
Langsung baca aja deh, ya💗
Selamat membaca, semoga suka🌹🌹
"Ma, tunggu Ma! Jangan gegabah seperti ini! Anak-anak masih butuh kamu. Kita semua masih butuh kamu!" Seruan dari Papa Huang sama sekali tidak membuat Mama menghentikan langkahnya.
Wanita itu terus menepis tangan Papa yang ingin menahannya.
"Lepasin Mama, Pa! Mama gak bisa tinggal di sini lagi bersama kalian!" balas Mama berseru. Tekadnya sudah bulat. Keputusan Mama sudah tidak bisa diganggu gugat.
"Mama, jangan pergi Ma ...."
"Ma ..., Dewa mohon jangan tinggalin kita. Jangan pergi."
Mama yang mengenakan setelan dress warna maroon terus menyeret koper besar miliknya keluar rumah. Ia tidak mengindahkan peringatan dan permohonan dari suami dan anak-anaknya yang memintanya untuk tetap tinggal. Seolah Mama sudah memilih keputusan terbaik dan tidak akan menunda-nundanya lagi.
"Mama, mau ke mana? Jangan tinggalin Dewa Ma. Jangan tinggalin Adik-adik," pinta Dewa terus memohon sambil mengikuti setiap langkah kaki Mama yang mengarah ke luar.
"Ma, Dewa masih butuh Mama. Kita semua masih butuh Mama!" tegas Dewa memegangi tangan Mama.
"Mama, jangan pergi .... Maafin Kara kalo Kara suka melawan dan gak dengerin omongan Mama." Kali ini suara si bungsu terdengar. Ia ikut memohon dengan melas. Sorot matanya terlihat begitu menyedihkan saat melihat wanita yang amat dicintainya berjalan dengan tergesa-gesa sembari menyeret koper besar.
Apa yang bisa dilakukan oleh anak sepuluh tahun selain menangis dan terus memohon kepada sang mama untuk tidak pergi meninggalkannya?
"Mama, jangan pergi. Naya mohon ...." Naya bersimpuh di kaki Mama dengan air mata yang tak henti-hentinya bercucuran hingga membasahi seragam SD-nya.
Mama mengehentikan langkah tepat di bibir pintu utama saat putri semata wayangnya nekat memeluk kakinya dan membuatnya tak bisa bergerak. Mama terdiam sejenak, memandangi sang anak yang bersimpuh sambil menahan kaki kirinya dengan begitu erat.
"Lihat! Apa kamu tega melakukan ini? Apa kamu tega ingin meninggalkan mereka semua? Mereka anak-anak kamu! Mereka masih membutuhkan sosok ibunya!" Suara Papa meninggi tatkala melihat sang istri hanya diam bak patung.
Mama tersentak saat Dewa dengan tiba-tiba berlutut dan menggenggam kedua tangannya.
"Ma, Dewa mohon jangan pergi. Jangan tinggalin kita. Jangan rusak apa yang udah kita rencanakan dari dulu," ucap Dewa di sela-sela tangisannya.
"Kita masih butuh Mama, apalagi Adik-adik. Kita sayang sama Mama. Please ..., Dewa mohon jangan pergi Ma. Pikirin lagi gimana hidup kita ke depannya kalo Mama gak ada." Suara Dewa terdengar bergetar dan serak. Laki-laki itu tidak sadar jika air mata kembali menggenang dari pelupuk matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Burung Kertas untuk Naya
Teen FictionKatanya, kalau kita berhasil membuat 1000 burung kertas, satu keinginan kita akan terwujud. Namun, apakah itu juga berlaku untuk Jendra? Jendra ingin membuat satu permohonan kepada Tuhan. Jendra ingin Tuhan memberinya kesempatan kedua untuk membahag...