•|Keseharian (y/n) part 4°[Permainan]

61 3 0
                                    

"Aku pulang dulu Aohnn!.." Saut [Name]
"Tutup pintunya!.." Jawab Aohn.
Aohn selalu merasa dirinya tidak beruntung, bahkan hal sekecil apapun yang tidak dia miliki ia merasa iri. Ia terbiasa mendapat semua yang dia mau.

Berbeda dengan [Name] ia mengetahui bahwa apa yang terjadi, biarkanlah berlalu. Sore itu ia kembali ke apartemennya.
"Cape~"
Ujar [Name] sembari menyantai di pelukan Sae.

"Hmphh.." Sae hanya bergumam malu.
"Sae~ mau main permainan ga?"
Tanya [Name].
"Main apaan?.." Tanya Sae dengan rasa curiga.
[Name] hanya tersenyum licik sembari mengatakan di telinganya "truth or dare."

Sae terbiasa mendengar kata itu dari [Name]. Terutama jika ia bosan.
"Terserah.." jawab Sae.
"Okee, ayo kita mulai. Jadii Siapa duluan nih?" Tanya [Name]
"Kamu aja." Jawab Sae sambil membaca buku yang ia temui.
"Truth atau dare?" Tanya [Name].
".. Truth" jawab Sae.

[Name] tersenyum menyeringai
"Yang kamu suka dari aku apa?" Tanya [Name].
Sae memalingkan tatapannya.
"Gatau.." jawabnya dengan wajah memerah.
"Yah jangan gitu doang, ga seru.." Ujar [Name] sambil menunggu jawaban.

[Name] menunggu sampai bosan..
Sae menghela napas dan menjawab
"Karena kamu suka ngerawat aku.. padahal ga minta tolong.."
Sae menjawab dengan malas.
"Trus.. Kamu.. suka ngelus aku.." Ujar Sae sambil menahan rasa malunya. Sebenarnya ia juga ingin mengatakan kalau [Name] lucu saat menggodanya. Namun ia tak sanggup.

"Hehe~ gitu dong dari tadi. Sekarang giliran aku ya" Jawab [Name] dengan senang. Kemudian ia melompat ke sofa dan mengatakan dengan lembut.
"Dare~" Jawabnya Dengan sorotan mata yang licik.
Sae sebenarnya membenci tantangan yang di berikan oleh [Name] karena menurutnya selalu aneh.

"Hmm~ aku tantang.. tebak bagian mana yang paling sensitif.." Tantang [Name].
Sae langsung mengerti perkataannya, namun ia menghindari jawabannya.
Sae menunjuk kepada telinga [Name].
Dan [Name] menggelengkan kepalanya.

Sae berkali² menjawab tetap salah.
"Nyerah?" Tanya [Name].
Sae hanya mengangguk dengan cuek.
[Name] tersenyum menyeringai sembari menunjuk kepada lehernya.
Sae hanya mengalihkan pandangannya.

"Karena gagal harus ku apain ya~ kan ada hukumannya.." Ujar [Name] dengan tatapan mata tajam, dan senyum.
"Cium di pipi." Tantang [Name].
"Ga ah.." Jawab Sae dengan dinginnya.
[Name] merasa tertolak..
Dan senyumnya patah.

"Nyebelin..." Ujar [Name] sambil menatap tajam ke arah Sae.
Ia membalasnya dengan menggigit bahu Sae dengan keras dan menunjukkan taring yang tajam.
"Aduh aduh..!" Sae mengerang kesakitan. Tubuhnya terasa menggigil.

Dan esoknya memerah.
Memang kalau [Name] ngambek sangat serem bagi Sae.

Tsundere Sae X Cegil (Y/N)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang