Trinitas? Apa agama juga ada di dunia ini? batin T saat mendengar penjelasan dari Raymond. Meskipun T memiliki agama yang berbeda saat di dunia sebelumnya, tetapi konsep trinitas yang diucapkan Raymond sama seperti salah satu agama di dunia sebelumnya.
Suara ketukan itu terus-menerus berulang. Semakin mereka mendengarnya, rasanya hawa di sekitar mereka semakin mencekam dan udara seolah menekan tubuh mereka.
Tok! Tok! Tok!
Tok! Tok! Tok!
Tok! Tok! Tok!
Eye segera memejamkan matanya. Dia beberapa kali membaca mantra untuk melakukan Spirit-Sight.
"Perlihatkan aku apa yang tidak tampak... perlihatkanlah aku wujud dari pengganggu manusia..."
Dalam kegelapan di benaknya, Eye merasakan dua kehadiran besar dari makhluk tidak kasat mata. Aura-aura hitam mulai berkumpul dan membentuk dua makhluk, satu ada di atas ranjang, tepatnya di belakang Taira, dan satunya berdiri di depan pintu masuk kamar, berdiri dengan menggunakan empat kaki.
Energi yang Eye rasakan di belakang Taira adalah sesosok makhluk besar berwujud laki-laki besar dan memiliki tinggi sampai 3 m, tubuhnya berbulu hitam lebat, matanya menyala merah serta , serta memiliki taring yang amat panjang. Sosok mengerikan itu mengerang ketika Eye mencoba melihatnya detail menggunakan Spirit Sight-nya.
Eye kemudian mencoba berfokus untuk melihat wujud dari makhluk yang sejak tadi mengetuk pintu. Semakin lama sosok hitam itu semakin jelas. Aura merah seperti darah menyelimutinya. Sosok itu menyerupai sosok salah satu hewan yang disukai oleh bangsa setan : anjing berwarna hitam. Anjing itu begitu menakutkan, banyak kerutan di wajahnya, matanya merah menyala, taringnya panjang dengan liur menetes, dan dia menatap Eye secara langsung. Bahkan anjing itu sempat mengeluarkan satu kalimat. "Bukankah laki-laki yang kutandai sebelumnya seharusnya sudah mati?"
"Ugh!" Eye mulai kejang-kejang di tangannya, wajahnya langsung putih pucat. Raymond mulai panik dan langsung memegang pundak Eye lalu mengguncang tubuh perempuan itu.
"Eye! Cukup! Buka matamu!" serunya.
Darah mulai menetes dari hidung Eye, lalu dia tersentak kaget ketika membuka matanya. Eye sampai mundur beberapa langkah karena ketakutan setelah melihat wujud dua makhluk itu, bahkan dia sampai kehilangan keseimbangan untuk berdiri.
"Ada... ada dua!" tegas Eye. Dia terlihat kehabisan napas dan wajahnya menjadi pucat. "Satu menempel Taira. Yang satunya mengincar salah satu dari kita." Eye memegangi dada karena detak jantungnya bertambah dengan sangat kuat dan cepat, rasanya seperti tertekan dan seperti selang yang tersumbat. Dia pun sampai memegang dinding untuk membantunya berdiri.
T langsung memusatkan pandangannya pada pintu. Jantungnya berdetak kencang dan matanya tidak berkedip. Pintu itu sudah berhenti mengeluarkan suara ketukan, tetapi T yakin masih ada makhluk mengerikan itu di baliknya. Di saat yang sama, Taira mulai mengeluarkan suara tawa cekikikan. Matanya melotot melihat T.
Raymond melihat Taira sudah mulai tidak terkontrol. Dia segera memegang pundak Taira Dali belakang. "Niel! Sekarang tugas kita!" serunya
Raymond sudah siap untuk melakukan Exorcism. Proses ini memerlukan fokus dan kewaspadaan yang tinggi. Orang yang sedang kerasukan akan memiliki reaksi dan juga tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan manusia pada umumnya. Untuk itulah Niel dan Raymond memiliki peran penting dalam Exorcism.
Untuk menahan tubuh yang memiliki kekuatan besar, maka dibutuhkan pula kekuatan yang besar. Bagian Garnet yang digunakan oleh Niel memiliki fungsi memberikan kekuatan tubuh yang besar pada penggunanya, sehingga dia bisa melakukan pemurnian roh bersama dengan Raymond. Namun, saat ini Niel tidak memiliki kekuatan Garnetnya, bahkan batu itu tidak bisa dia ambil kembali di leher T.
"Tapi, Garnetku..." Niel dengan gemetar mengangkat kalungnya yang kini kosong tidak memiliki batu.
"Ah..sialan! Kau jaga Eye! T bantu aku!" seru Raymond sambil mulai memegang kening Taira.
Belum sempat T berjalan, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Semuanya terkejut dan menoleh ke pintu itu. Tampak seekor anjing hitam yang tadi di lihat Eye berdiri di sana sambil mengerang. Niel, T, dan Raymond berteriak takut, karena ini adalah pertama kali mereka melihatnya. Taira malah tertawa senang melihat orang-orang ini panik.
Seketika anjing hitam itu berlari ke dalam ruangan dan langsung menerjang T, menghempaskan anak laki-laki itu hingga menghantam meja kecil di kamar dan membuatnya hancur. Anjing itu juga berlari dengan niat menyerang Eye, tetapi Niel melindunginya dengan punggungnya. Sayangnya Niel langsung terhempas ke dinding.
"Teman! Ke sana saja!" Taira menunjuk ke arah T sambil tertawa terbahak-bahak.
Agak aneh, tetapi anjing itu nampak tersenyum, kemudian langsung berlari ke arah T dan menabrak tubuh anak itu. Tabrakan itu mengguncang tubuh T, tetapi anjing itu seolah tembus dan masuk ke dalam tubuh T.
"Brengsek! Dia malah kerasukan!" Raymond menjadi semakin panik karena sekarang hanya dia sendiri yang masih sadar. Kemudian dia menoleh ke Taira yang keningnya masih dia pegang. Tiba-tiba Taira memegang tangan Raymond, lalu dengan mudah dia memelintirnya hingga Raymond meringis menahan sakit.
"Ugh! Kuat sekali!" gumam Raymond sambil berusaha menahan agar tangannya tidak terkilir oleh kekuatan Taira.
Taira mengeluarkan suara cekikikan yang membuat merinding. Suaranya seperti dipendam, tetapi terdengar di telinga. Begitu Raymond berhasil melepaskan genggaman Taira, ternyata Taira langsung berdiri di atas ranjang dan mendorong tubuh Raymond hingga jatuh terpelanting. Raymond langsung berdiri dan menoleh ke teman-temannya. "Niel! T! Bantu ak--" kalimatnya berhenti ketika mengetahui ternyata Niel sudah tidak sadarkan diri, sedangkan T berdiri sambil melotot ke arahnya. Matanya merah menyala.
"Di dalam tubuh T ada anjing itu...," ujar Eye yang semakin lemah. Tekanan energi di sekitar yang mencekam membuat tubuh perempuan pemilik Spirit-Sight itu menjadi gampang lemas. Apa lagi dia melihat wujud-wujud menyeramkan sebelumnya. Raymond kini harus menghadapi dua makhluk ini sendirian.
"Sial... harus yang mana dulu?" Raymond melirik kanan dan kiri bergantian, dia tidak tahu siapa dulu yang harus dimurnikan. Apakah Taira? Atau T?
T kemudian mengerutkan alisnya kuat-kuat dan tersenyum memperlihatkan giginya yang kini muncul taring. Dia melompat keluar dari kamar, menuju ruang bawah, tempat yang lain tidur.
"Dia kabur!" Raymond hendak berlari mengejarnya, tetapi Taira langsung berlari mengejar Raymond dan memegang kakinya. Tentu saja Raymond terjatuh. Taira kemudian melompat ke dinding dan keanehan terjadi. Anak itu bisa menempelkan tubuhnya ke dinding, seolah gravitasi tidak berlaku. Tepatnya, seperti pahlawan super berkekuatan laba-laba.
Raymond terbelalak melihat kejadian itu. Selama dia menjadi Exorcist, baru kali ini dia melihat yang seperti ini.
Taira melotot ke Raymond sambil meringis. Dia mendesis sambil merangkak-rangkak menuju atap.
Jantung Raymond seperti mau meledak. Dia kehilangan ketenangan, bahkan sampai tidak bisa memikirkan apa-apa. Tidak terasa, ternyata keringat dingin mulai menetes di wajahnya. "Ya Tuhan...," gumam Raymond dengan mata mulai berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
T Knows The Horror [END]
FantastikMohammed Avdol Malik masuk ke portal dunia lain setelah menerima sebuah kalung perak bermata Garnet dari seorang Profesor Arkeologi, Slam O'Neill. Tidak disangka jiwa Malik masuk ke dalam tubuh seorang pria bernama T. Tidak hanya itu, dunia baru ini...