Eric mengendarai mobil untuk sampai ke rumah sakit. Dengan tangannya yang diperban, dia masih saja lincah. Tidak lupa dia menggunakan seragam polisi dan pistol. Meski mereka lelah, tetapi mereka tidak bisa membiarkan Eye bersama Profesor John.
Sementara itu, T sibuk membuka halaman buku manuskrip untuk mencari berbagai informasi, termasuk kekuatan apa saja yang dimiliki oleh batu Garnet. Ini perlu dilakukan karena Profesor John memiliki batu itu bersamanya, bisa saja dia melakukan sesuatu yang tidak masuk akal. Dalam manuskrip itu, dijelaskan secara abstrak kalau Garnet memiliki beberapa kekuatan yang dipinjam dari Ifrit. Kekuatan itu adalah kekuatan fisik, kekuatan untuk menembus (melihat), kekuatan untuk membunuh roh secara instan, serta kekuatan menjadi wadah. Semua kekuatan ini diberikan kepada enam manusia dengan tanggal lahir 1 Januari sebagai ujian untuk lima roh jahat terpilih. Ujian itu dimulai dengan munculnya simbol pentagram pada tubuh manusia yang memiliki pecahan Garnet. Ujian berakhir ketika sudah ada 5 jiwa manusia yang diserap oleh Garnet. Satu manusia yang tersisa akan dianugerahi fisik yang bisa menahan kekuatan besar Ifrit, sehingga dia bisa menjadi manusia super. Sedangkan untuk roh jahat yang bisa bertahan si ujian akan diberikan 1000 pasukan serta menjadi pengawal Ifrit.
Kini T tahu kalau Profesor John berniat untuk mendapatkan kekuatan wadah itu tanpa perlu ikut serta dalam ujiannya. Dia sengaja mencari enam orang lain dan menjebak mereka untuk menjadi peserta ujian, lalu satu persatu mati oleh para calon pengawal Ifrit. Niel, Raymond, Garfield, mereka sudah mati. Satu roh jahat sudah menyerang T dan Alya, dan roh jahat itu gagal.
Tiba-tiba T tersentak. "Eye! Dia pernah mendapatkan kekuatan Garnet!"seru T kepada Eric.
"Ya? Kenapa dengan itu? Bukankah kalian memang menjadi Exorcist bersama sewaktu masih bekerja dengan Profesor John?"
"Eye adalah salah satu peserta ujian! Dia pasti memiliki tanda pentagram! Profesor John ingin dia mati!"
***
Suster Anis, seorang suster kepala yang biasanya lembut dan ceria kini menjadi ketakutan dan tegang. Dia mengunci ruang perawatan milik Eye karena wanita itu berteriak-teriak sambil memukul-mukul tembok hingga retak. Dia memiliki kekuatan yang tidak wajar. Yang lebih aneh, tangan dan kakinya yang seharusnya masih membutuhkan dua bulan untuk pulih sebelum bisa digunakan kembali, malah bisa dia gunakan untuk berjalan. Gipsnya pun dia hancurkan hanya menggunakan ototnya. Terpaksa suster Anis menyuruh para perawat untuk mengunci pintu dan mengurung Eye di sana, sebelum dia menyerang orang lain.
Ternyata kepanikan juga terjadi pada dua kamar lain yang berdekatan. Total ada lima belas orang yang juga memiliki persoalan yang sama. Suster Anis yang sudah kebingungan terpaksa melakukan hal yang sama kepada mereka, mengunci di dalam ruangan.
"Suster Anis, para petinggi dan dokter sudah menghubungi Exorcist. Mereka akan segera datang," lapor salah satu perawat.
"Apa? Mereka tidak akan bisa membantu! Kekuatan mereka hanya bisa digunakan saat malam!" protes suster Anis. "Apa tidak ada pilihan lain?"
"Apakah anda memiliki pilihan?" tanya Profesor John yang tiba-tiba datang. Kalung Garnet yang sudah memiliki semua bagian dipakainya di leher. Dia berjalan pelan menuju depan ruangan Eye.
"Ah... Profesor John. Anda cepat sekali ke sini. Namun, bukankah Exorcist seperti Anda hanya bisa menggunakan kekuatan saat malam hari? Ini masih jam 2 siang," ujar Suster Anis heran.
"Jangan khawatir, orang yang bisa menggunakan Artefak Garnet secara utuh bisa mengatasinya walaupun siang hari. Sekarang, saya akan menyembuhkan Eye terlebih dahulu, tolong buka pintu ini lalu kunci kembali. Jangan biarkan satu orang pun masuk apa pun yang terjadi! Sangat berbahaya!" pinta Profesor John.
Suster Anis dan perawat itu mengangguk. Mereka segera membuka kunci ruang perawatan Eye dan membiarkan Profesor John masuk, lalu buru-buru menguncinya.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya perawat itu kepada Suster Anis.
"Kita tak bisa melakukan apapun kecuali menunggu."
Di dalam ruang perawatan Eye, tempat itu menjadi gelap dan mencekam. Eye menutup jendela dengan menggunakan tirai dan juga ranjang, sehingga hanya sedikit cahaya yang bisa masuk. Profesor John tahu betul kalau roh jahat menyukai tempat yang gelap, tetapi tetap saja ruangan seperti ini membuatnya merinding.
Eye sendiri sedang memegang pisau, dia meringis lebar dan melotot. "Oh... kau sendiri yang menguji? Wanita ini memiliki tanda tapi tidak memiliki kekuatan Raja Ifrit. Dia bukan penguji. Tapi kau, orang yang menggunakan kalung itu, kau pasti penguji! Kau menyuruhku menyerang anak ini tetapi kau sendiri yang malah menjadi penguji. Kau agak aneh ya..." Eye mengetuk-ngetukkan pisau itu ke pelipis.
"Bodoh! Aku menyuruhmu untuk menyerang T dan Alya! Kenapa kau malah menyerang Eye? Kau dan anjing hitam itu harusnya menghabisi mereka!" geram Profesor John.
Eye terkekeh. "Kalb si anjing sudah menangani gadis bertubuh kecil itu. Aku juga seharusnya mencari target yang lain, 'kan? Sayang sekali wanita ini kurang menantang. Dia tidak memiliki kekuatan Raja Ifrit lagi. Daripada membunuhnya, lebih baik aku rasuki dan melawan orang yang memiliki kalungnya, 'kan? Aku perlu membuktikan kalau aku pantas menjadi pengawal sang Raja!"
"Pemuda itu! T! Kau juga harus membunuh T, sialan!" Profesor John kesal. Matanya sampai melotot.
"Teman? Untuk apa aku membunuh orang yang sudah mati?" Eye meringis sambil mengerutkan alisnya, dia merasa kalau yang dikatakan oleh Profesor John lucu.
Profesor John merasa bingung dan kesal. Memang dia masih membutuhkan dua orang bertanda lagi yang mati sebelum dia berhasil menjadi wadah bagi kekuatan Ifrit.
"Sebaiknya langsung kita mulai saja. Kita buktikan siapa yang lebih pantas bersanding dengan Raja Ifrit. Aku, atau dirimu. Lagipula, manusia yang memakai kalung itu sebelum upacaranya selesai, akan menjadi salah satu pesertanya!"
Profesor John tiba-tiba merasa kalau dada kirinya panas dan perih. Dia langsung memegangnya. Ketika dia melihat, ternyata simbol pentagram terlukiskan di dada kirinya.
"Sialan..." umpatnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
T Knows The Horror [END]
FantasiaMohammed Avdol Malik masuk ke portal dunia lain setelah menerima sebuah kalung perak bermata Garnet dari seorang Profesor Arkeologi, Slam O'Neill. Tidak disangka jiwa Malik masuk ke dalam tubuh seorang pria bernama T. Tidak hanya itu, dunia baru ini...