39. Sweat sister

3.4K 412 11
                                    

Jennie pov

Sudah hanpir setengah jam kami menunggu anak kami di periksa di dalam. Ya Tuhan... apa lagi ini? Kami baru selesai dan kenapa masalah muncul lagi pada kami?.

Aku sangat cemas, khwatir, kenapa mereka bergerak sangat lambat di dalam?! Aku penasaran! Apa yang terjadi dengan anakku di dalam!.

Aku tidak tenang, terus berdoa semoga semua baik baik saja. Tunangan anakku di sisiku, dia juga sedang cemas dan banyak menangis sejak tadi.

Kami saling mengenggam berdoa untuk saling menguatkan. Ya Tuhan... selamatkan dia.

"Lisa!" Itu jisoo eonnie dan Wendy. Mereka datang kesini.

"Lisa! Pelaku sudah kami tangkap dan kami bawa ke kantor polisi... dia.. mantan kekasih nanon, primilly" Wendy berkata dan aku tak percaya ini. Apa yang dia lakukan?.

"Apa motifnya?" Anak pertamaku bertanya.

"Tidak lain tentang perasaan.. dia tak ingin nanon bertunangan dengan beby" jisoo unnie menjelaskan dan aku segera menatap beby yang tenggelam dalam kesedihan.

"Astaga... tapi bagus.. dia harus di hukum seberat mungkin" lisa berkata dan aku pun setuju.

Tak lama kemudian dokter keluar dari dalam sana. aku segera bangkit dan ingin mengetahui apa yang terjadi dengan putriku.

"Dokter? Bagaiaman? Bagaimana dengan keadaan anakku?" Tanyaku dan dokter mencoba menjelaskan apa yang terjadi.

"Dia sudah baik baik saja.. kebocoran di dahinya menyebabkan dia kehilangan darahnya, tak apa.. kami sudah menangani itu dan dia mendapat beberapa luka jahitan di dahinya" katanya dan meskpun begitu aku tetap cemas padanya.

"Tapi.. tidak ada luka serius kan dok?" Lisa bertanya dan aku kembali menatapnya untuk mengetahuinya.

"Kami akan lakukan observasi lanjutan, kami akan memberitahu hasilnya nanti pada kalian" katanya dan aku menghela nafasku kemudian menundukan kepalaku.

"Kami bisa melihatnya dok?" Tanyaku, karna aku ingin tau kondisi anak ku.

"Silahkan.." dokter berkata.

Aku segera masuk ke dalam untuk mengetahui kondisi anakku. Aku benar benar khwatir dengannya dan berharap sesuatu yang serius tidak terjadi dengannya.

Aku berada di sisi anakku yang masih memejamkan matanya. Ya Tuhan... baby... tolong bangun nak.. mommy berharap kamu baik baik saja.

"Baby..." Panggilku dan aku memegangi tangannya kemudian mencium punggung tangannya.

Pakaiannya berlumuran darah bekasnya. Aku tak tega melihat ini... kenapa harus terjadi di saat kami baru saja ingin bahagia?.

"Baby... bangun ne... jangan tinggalkan kami dulu" kataku dan aku terus mengenggam erat tangannya.

Lisa mencoba menyentuh bahuku untuk menenangkan aku. Aku tak tau bagaimana jadinya jika dia meninggalkan aku selamanya, aku mungkin akan gila seperi saat dia meninggalkan aku kemarin.

"Sayang..." kataku mengusap pipinya dengan jari telunjukku.

Tak lama aku merasakan pergerakan tangannya. Apa dia mendengarku? Dia sadar?.

Aku terkejut, aku menatap lisa dan seolah memberitahu ini. "Hon!" Kataku dan aku kembali menatap wajah anakku.

Perlahan anakku membuka kedua matanya secara perlahan. Dia mengerjapkan matanya dan kemudian melihat ke sekitar.

"Sayang..." aku sangat bahagia, tidak berhenti tersenyum melihat dia bangun.

"Shhh.." dia meringis memegangi kepalanya. Ya Tuhan.. terima kasih.. terima kasih banyak... aku bersyukur dia bangun.

Sky & butterfly 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang