Crack In The Sidewalk

340 27 6
                                    

Udah hampir 1,5 tahun sejak buku ini update terakhir kali. Aku pun harus baca dari chapter awal buat lanjutin cerita ini karena saking banyak work yang aku tulis ga semua aku ingat alur ceritanya lol pembaca juga udah lupa mungkin yaa sama cerita ini 😄

Yeonjun melihat notifikasi pesan masuk yang berasal dari sekretaris Ayahnya. Isi di dalam pesan itu memberitahukan bahwa Ayah Yeonjun memanggil Yeonjun di acara makan malam yang diadakan pada hari sabtu.

"Aku akan pulang akhir pekan ini ke Seoul, Ayahku mengajak untuk makan malam bersama. Apakah kau juga akan pulang kerumah minggu ini?" Ucap Yeonjun pada Kai saat mereka berdua sedang duduk di sofa panjang sembari menonton sebuah film di televisi.

"Akhir pekan ini aku tidak bisa bolos bekerja paruh waktu, Hyung. "Kedua mata Kai yang sejak tadi berfokus pada layar televisi itu pun kini telah beralih pada Yeonjun. Akhir pekan adalah waktu tersibuk di coffee shop dimana Kai bekerja paruh waktu, bosnya pasti tidak akan memberi izin Kai untuk mengambil libur saat akhir pekan.

"Baiklah, aku akan pulang sendiri kalau begitu." Ucap Yeonjun sembari menghela nafas.

"Lebih baik kau naik pesawat atau kereta saja, Hyung. Aku khawatir jika Kau menyetir mobil sendirian." Ujar Kai yang mengkhawatirkan Yeonjun pulang sendiri membawa mobil, biasanya mereka berdua selalu pulang bersama ke Seoul. Perjalanan 3 jam dari Daegu ke Seoul pun tidak terasa lama jika memiliki teman diperjalanan.

Kalau begitu Kau temani aku pulang ke Seoul jika Kau mengkhawatirkan aku. Kalimat yang ingin Yeonjun ucapkan pada Kai, namun dia sudah berjanji untuk tidak bersikap egois.

"Aku akan meminta sekretaris ayahku untuk menjemput kesini."

"Itu lebih baik" Kai tersenyum pada Yeonjun, ibu jarinya mengusap pelan punggung tangan Yeonjun yang berada di genggamannya.

Yeonjun menatap pada luar jendela yang terdapat pemandangan gedung - gedung pencakar langit khas ibukota, terakhir Ia pulang bersama Kai ke Seoul adalah 5 bulan yang lalu. Sekretaris Ayah Yeonjun yang mengemudikan kendaraan yang mereka naiki itu langsung membawa Yeonjun ke sebuah hotel bintang 5 dimana Yeonjun akan makan malam dengan keluarganya. Makan bersama adalah hal yang langka di keluarganya Yeonjun tidak bisa mengingat kapan terakhir kali Ia makan bersama lengkap dengan Ayah dan Ibunya. Saat Ia belum pergi berkuliah pun Yeonjun lebih sering makan seorang diri di meja makan rumahnya.

Seorang pelayan mengantarkan Yeonjun pada ruang VIP sebuah restoran yang ada di lantai paling atas dari hotel bintang 5 tersebut. Pemandangan lampu-lampu kota dari jendela besar itu pun menyambut Yeonjun saat pelayan itu membuka pintu ruang VIP. Diruangan itu telah ada Ayah dan Ibunya. Yeonjun pun menyapa kedua orang tuanya dan duduk pada sebuah kursi yang terdapat di depan Ayahnya.

"Bagaimana dengan kuliahmu di Daegu, Yeonjun?" Tanya Ayahnya memecah kesunyian. Entah sejak kapan suasana di dalam keluarga itu terasa canggung setiap kali mereka mengadakan acara makan bersama.

"Aku sedang disibukan dengan banyaknya tugas kuliah akhir - akhir ini. Sebentar lagi juga akan diadakan ujian semester." Ucap Yeonjun.

"Aku tau Kau akan melakukannya dengan baik." Ucap Ayahnya, meskipun Ayahnya membebaskan setiap tingkah laku Yeonjun namun ayahnya selalu memiliki ekspektasi tinggi padanya dan Yeonjun pun di haruskan untuk memenuhi ekspektasi dari Ayahnya itu.

"Akan lebih baik jika Ia berkuliah di Universitas Seoul. Tempat itu jauh lebih baik daripada tempat kuliah dimana Ia sekarang, mengapa kita tidak memindahkan saja kuliahnya disana!" Ucap Ibu Yeonjun yang memang tidak pernah menyetujui jika Yeonjun berkuliah di Daegu.

"Pembicaraan tentang hal itu sudah kita tutup 1 tahun yang lalu. Dan Yeonjun pun tidak pernah mengecewakan kita selama ini di bidang Akademik bukan? Aku yakin Dia tidak akan kalah dengan lulusan terbaik Universitas Seoul. Bukankah begitu, Yeonjun?!" Ucap Ayahnya.

"Iya, Ayah. Aku tidak akan mengecewakanmu." Ucap Yeonjun.

Pembicaraan keluarga itu terhenti saat pintu ruang VIP itu terbuka, seorang pelayan masuk membawa beberapa makanan minuman yang sudah di pesan.

"Ah, Tuan Choi. Selamat malam" Ucap seseorang.

Yeonjun yang duduk membelakangi pintu VIP itu menoleh kebelakang untuk melihat orang yang menyapa Ayahnya.

Tidak jauh dari pintu ruangan itu telah berdiri seorang lelaki dan perempuan paruh baya, di belakang mereka ada seorang perempuan yang terlihat lebih muda darinya dan juga seorang laki - laki seumuran Yeonjun.

"Tuan Kim Kau sudah datang, mari silahkan duduk." Ucap Tuan Choi.

Yeonjun mengira bahwa hari itu hanya ada anggota keluarganya saja yang hadir di acara makan malam, Ia tidak mengira bahwa Tuan Kim yang mana sudah lama menjadi rekan bisnis Ayahnya itu akan diundang juga ke acara makan malam itu. Hal yang biasa di keluarga kelas atas mengadakan acara makan malam dengan rekan bisnis sembari membicarakan bisnis bersama. Yeonjun hanya mengira bahwa makan malam hari itu adalah quality time keluarganya yang sulit untuk dia dapatkan.

Yeonjun menyantap makan malamnya dalam diam, sementara Ayah dan Tuan Kim membicarakan bisnis mereka juga membicarakan tentang pencapaian - pencapaian yang telah di capai oleh anak mereka.

"Ah, aku tidak mengira bahwa pertemanan dan jalinan bisnis kita akan berubah menjadi keluarga. Terima kasih Tuan Choi karena sudah memilih keluarga kami untuk menjadi bagian dari keluarga Choi" Ucap Tuan Kim.

Yeonjun menghentikan kegiatan yang sedang Ia lakukan, Ia kini menyadari bahwa makan malam saat itu bukan hanya sekedar acara makan malam biasa yang hanya membicarakan tentang bisnis. Makan malam hari itu adalah perjodohan yang biasa di lakukan antar rekan bisnis untuk memperkuat bisnis mereka.

"Ayah apa maksudnya ini?" Tanya Yeonjun pada Ayahnya yang ingin memperjelas bahwa apa yang Yeonjun kira itu benar.

"Ayah belum sempat mengatakan padamu bahwa Kau akan menikah dengan Minji." Ucap Ayahnya. Minji adalah anak kedua keluarga Kim yang juga merupakan adik kelas Yeonjun saat dia di sekolah SMP dan SMA.

Perjodohan antar kelas atas adalah hal lumrah, Yeonjun tidak mengira bahwa Ia juga akan berada disituasi semacam itu. Bukankah Ayahnya tau bahwa Yeonjun sudah memiliki kekasih.

"Aku tidak setuju untuk menikah dengan anak tuan Kim." Ucap Yeonjun pada Ayahnya saat keluarga Kim sudah pulang.

"Mengapa? Minji adalah anak yang baik dan pintar, tidak hanya itu dia pun anak yang sangat cantik. Ia sedang menekuni dunia modeling sekarang, Aku rasa Ia tidak lama lagi akan menjadi Top model di korea. Ia tidak akan mempermalukanmu untuk menemanimu di acara - acara bisnis yang Kau datangi kelak." Ucap Ayah Yeonjun.

Yeonjun tidak ingin menjalani kehidupan seperti Ayah dan Ibunya, dan hal yang paling penting adalah dia telah memiliki Kai dan ayahnya tau akan hal itu.

"Saat ini Aku masih berkuliah dan juga bukankah Ayah tau bahwa aku sedang menjalin hubungan dengan Hueningkai sekarang?!"

"Ayah tidak memintamu untuk menikahi Minji dalam waktu dekat, Kau bisa fokus dengan kuliahmu hingga lulus dan bekerja di perusahaanku. Minji hanyalah Jodoh yang sudah di tetapkan untukmu, Kau bisa menjalin hubungan dengan Hueningkai saat ini namun jika waktunya tiba maka Kau harus menikahi Minji. Kai pun sudah mengetahui dimana tempatnya, dia juga sudah bersedia untuk mengakhiri hubungan kalian berdua jika saat waktu itu tiba."

"Apa??Apa maksud ayah?!"

"Aah, apakah Ia tidak memberitahukan padamu? Ternyata hubungan kalian tidak sedalam itu ya. Baguslah, itu justru akan membuatnya lebih mudah jika kalian memutuskan hubungan kalian nanti."

Yeonjun mengepalkan kedua tangannya kencang

"Antarkan aku kembali ke Daegu sekarang." Ucap Yeonjun pada sekertaris Ayahnya itu.

"Bukankah lebih baik jika kita kembali besok? Kau bisa beristirahat dulu dirumah. Aku akan mengantarkanmu ke Daegu besok pagi."

" Tidak. Antarkan Aku ke apartemenku di Daegu malam ini." Ucap Yeonjun lagi.






Mine ~Kaijun/yeonkai~ 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang