Chapter 17 - Point

530 58 12
                                    

.

.

Phugun merasakan pandangannya semakin mengabur  dan feromon Cirrus yang memenuhi indra penciumannya semakin membuat kepalanya pusing. Dia tidak tahu apakah itu efek setelah lehernya digigit atau karena gerakan pria itu yang semakin kasar dan tak terkendali. Phugun merasakan perutnya sudah sangat penuh dengan sperma pihak lain. Tapi entah kenapa rasanya penis besar itu justru semakin membesar dibawah sana.

"Apa yang kamu pikirkan Phu?"

Cirrus mengangkat tubuh Phugun dari bathtub saat merasakan dia mulia melamun, pria itu lalu menggendong Phugun dan berjalan ke arah kamar tidur mereka saat penisnya masih berada dalam lubang Phugun.

"Aku akan membuatmu tidak bisa memikirkan apapun selain yang kita lakukan saat ini."

Dia membaringkan Phugun dengan nyaman disana dan mulai menggenjot lubang itu dengan gerakan cepat. 

"Ahh!! Phi hahh.." 

Akibatnya Phugun kembali mengerang dan Cirrus mulai mengecup dada Phugun, menjilat putingnya lalu menggigitnya.

Phugun menggigit bibirnya tiap kali pria itu memberikan gigitan lain ditubuhnya, itu menyakitkan namun juga membuat dadanya melambung lebih tinggi. 

Dibawah sana, Phugun merasakan penis pria itu tiba-tiba bertambah besar seolah ingin merentangkan lubangnya sampai batas maksimal. Hingga Phugun menyadari sesuatu, matanya membesar dan dia membeku.

"Knotting?! Tidak Phi! Ahh.. Keluarkan!"

Sebelumnya Cirrus sama sekali tidak pernah melakukan Knotting padanya, dia juga sering menggunakan kondom. Meskipun Phugun tahu kesuburannya termasuk rendah karena dia adalah omega resensif. Tapi dia tetap tahu jika Alfa melakukan Knotting padanya maka kemungkinan dia hamil semakin besar.

Cirrus benar-benar diluar kendali, dia tidak mendengarkan Phugun meskipun dia memintanya kali ini. Mata hitam itu kembali sedikit membiru. Seolah hewan buas dalam tubuhnya mengambil alih pikirannya. Dan..

"Ukhh.." Cirrus memejamkan mata saat pelepasannya yang terhebat terjadi siang ini. Tapi mata Phugun semakin memburam, dia merasakan perutnya semakin membesar.

Waktu berlalu hingga matahari mulai terbenam. Phugun membuka matanya perlahan. "Apa aku pingsan?" Lirihnya. Dia merasakan tubuh dan tulangnya seolah remuk saat ini. Namun, ia masih merasakan gerakan dibawah sana dan membuat kesadaran Phugun mulai pulih sepenuhnya. Cirrus masih menyetubuhinya bahkan saat dia pingsan. Matanya melirik kearah jendela, diluar sudah gelap, itu artinya sudah berapa lama mereka melakukannya?

Phugun baru menyadari bahwa Rut seorang Alfa ternyata begitu mengerikan. Namun saat ini dirinya tidak mempunyai tenaga sedikitpun untuk memberontak.  Dia hanya bisa pasrah, benar-benar pasrah dengan semua tindakan Cirrus padanya.

***

"Mhmm.. huaahh.." Phugun terbangun keesokan harinya, dia mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya sadar.

Aku merasa sangat sakit, tubuhku sakit semuaa..

"Rasanya pantatku seperti akan berpisah.." Lirihnya sambil menyentuh bawah tubuhnya dengan lembut. Itu terasa sangat sakit.

"Tapi sepertinya itu terlihat baik-baik saja." Cir menyahut dari arah sofa, dia tengah meminum kopinya dengan tablet di tangannya.

Phugun segera bangun dan berteriak padanya. "Itu yang Phi pikirkan!" Padahal tubuhnyalah yang sedang menderita.

"Aku belum pernah merasa sesegar ini setelah Rut." Ucap Cir sambil tersenyum nakal merespon Phugun yang sepertinya semakin berwajah masam.

"Yah.. yah.. aku ikut senang." Jawab Phugun sambil manyun menatapnya.

MARRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang