Bab 17 : Ifrit

18 4 4
                                    

"Apakah Anda adalah seorang Dewa? Anda bangkit kembali...," tanya Gala, seorang wanita yang berdiri di samping T. Dia tersenyum kagum dan membuka matanya lebar-lebar. Ifrit malah terkekeh geli mendengar kata 'Dewa' dari mulut wanita itu.

Seorang pelayat laki-laki menerobos dan segera menjabat tangan Ifrit, lalu dia berlutut. "Profesor John! Anda bisa kembali hidup! Anda pasti adalah--"

Belum selesai laki-laki itu selesai bicara, lehernya langsung dicekik oleh Ifrit dan dia mengangkat tubuhnya. Ifrit tertawa terbahak-bahak selagi semua orang terkejut dengan yang dia lakukan.

"Apa? Kau menganggapku apa? Dewa? Tuhan? Jiwa Johnatan Wells sudah tiada! Yang ada hanya aku, Ifrit! Sang Raja Kegelapan!" serunya sambil membuka matanya lebar-lebar. Ifrit kemudian meremas leher pria itu hingga remuk, dan dia membuang mayatnya ke tengah alun-alun. Sontak semua pelayat menjadi histeris dan mereka mulai berlarian.

"Ha ha ha! Aku berhasil! Aku bebas! Aku punya tubuh fisik!" seru Ifrit bangga akan dirinya. Dia terus-menerus memandangi tubuh yang berhasil dia gunakan.

T terperangah, bingung memikirkannya, "Ketika ritual pentagram berhasil mengambil 5 jiwa, maka seseorang terakhir yang memakai kalung Garnet akan menjadi wadah dari kekuatan Ifrit. Namun, bukankah ritual itu gagal karena hanya 4 orang bertanda yang mati?"

Yang T tidak tahu, 'wadah' yang dimaksud bukan hanya untuk kekuatannya, tetapi juga jiwa Ifrit. Artinya Ifrit akan memiliki tubuh fisik dari manusia yang menjadi wadah. Saat ini yang memakainya adalah Profesor John.

"Bagaimana bisa...? Makhluk sepertimu seharusnya tidak di sini, Ifrit!"

"Untuk apa kau berteriak seperti itu, T? Ah tidak... nama aslimu Malik, 'kan?" Ifrit menyeringai dengan sedikit cekikikan.

T melotot mendengar nama Malik disebut olehnya. Tidak seharusnya Ifrit mengetahui nama itu. Ia melihat aura gelap kemerahan, sebuah aura yang menggambarkan kejahatan absolut. Ifrit tidak hanya kuat, dia juga licik. Dia pasti menginginkan kekacauan.

"Ifrit... bagaimana kau bisa bangkit? Seharusnya ritual itu tidak berhasil! Kau pemilik simbol pentagram hanya empat orang yang mati!" ujar T mulai merasa khawatir.

"Kau yakin? Bagaimana kalau kita hitung. Niel, Raymond, Garfield, dan pemilik tubuh ini, Johnatan. Seharusnya hanya empat pemilik tanda pentagram yang mati, 'kan? Apa kau melupakan seseorang, Malik?" ujar Ifrit sembali berjalan ke hadapan T.

Ifrit lalu menunjuk wajah T. "Kau lupa pada dia," ucap Ifrit sambil menyeringai senang.

Aku? T kebingungan. Apa maksudnya?

"Ha ha ha... maaf, bukan kau, Malik. Tapi T. Pemuda yang kau gunakan tubuhnya sudah mati. Sekarang lima jiwa sudah terkumpul. Siapapun orang ber-pentagram yang memakai kalung Garnet, maka akan bisa kurasuki. Dan lihat, aku bisa bebas mengarungi dunia ini menggunakan tubuh fisik! Aku satu-satunya jin yang memiliki fisik!"

Sekarang T mengerti maksud dari segala manipulasi Ifrit. Ini semua hanya bertujuan agar dia bisa mendapatkan bentuk fisik seorang manusia. Dalam penciptaannya, Jin hanya memiliki jiwa, akal, dan nafsu. Namun tidak memiliki fisik. Tidak seperti manusia yang memiliki akal, jiwa, nafsu, dan fisik.

"Tapi lihatlah, tubuh orang mati tidak akan bisa ku gunakan dalam waktu lama. Tangan kiriku sudah mulai mati rasa. Lama-kelamaan tubuh ini akan jadi mayat juga," ucap Ifrit selagi memperlihatkan tangan kirinya yang gemetaran.

"Huh, jadi semua usahamu sia-sia, ya? Mau tidak mau kau akan kembali tidak memiliki tubuh. Lebih baik kau serahkan kalung itu, karena usahamu gagal!"

Ifrit malah terkekeh. "Kau ingin mengambil kembali tubuhmu yang terperangkap di kalung ini? Kau ingin kembali ke dunia asalmu? Sayangnya aku tidak bisa melakukannya. Kalung ini menyimpan jiwaku, dan aku membutuhkannya untuk mendapatkan wujud fisik. Tentunya bukan fisik orang mati seperti ini atau seperti kau. Kau tahu maksudku, 'kan?"

"Eye dan Alya!" T tersentak. Dari semua orang yang mendapatkan tanda pentagram, hanya mereka berdualah yang masih hidup. Jika mereka memakai kalung Garnet, maka Ifrit akan menguasai tubuh mereka selamanya.

"Benar... Aku menginginkan tubuh mereka. Tapi, kau adalah orang yang sangat menghalangi jalanku. Bahkan kau bisa mengalahkan dua pengawalku! Untuk itu, aku sudah menyuruh pengawalku yang tersisa untuk membuatmu menderita."

Jantung T terasa naik ke leher. Nafasnya terasa berat. Dia menyiapkan diri untuk apa yang akan terjadi. "Apa yang kau lakukan, Ifrit?"

"Hu hu hu... sederhana. Panti asuhan itu. Aku penasaran apa yang akan terjadi jika aku merusaknya?" Ifrit menyeringai sambil membuka matanya lebar-lebar. Langit tiba-tiba berubah menjadi mendung.

T merasakan aura kegelapan menyebar ke seluruh El Quassar, di penglihatannya semuanya terasa menyesakkan dan mencekam. Kemudian, sekelebat sosok hitam seperti berlari menuju panti asuhan dengan kecepatan yang tidak wajar.

"Mom Lisha!" T segera berbalik dan berniat berlari menuju panti asuhan untuk menolong Mom Lisha, tetapi tangannya langsung ditahan oleh Ifrit.

"Eitss, mau ke mana kau? Urusanmu denganku belum selesai!" cegah Ifrit. Kemudian Ifrit menarik tangan T dan melempar tubuh T. Pemuda itu sampai terlempar sekitar lima meter dan jatuh tersungkur di tanah berdebu.

"Kalau kau ingin menolong mereka, kau harus menghadapiku dulu! Ha ha ha ha!"

Untuk tubuh orang yang sudah mati, tenaganya cukup besar. T sampai gemetaran ketika berdiri. "Kerasukan jin Ifrit... apa ini bercanda?" gumam T.

Untuk jenis kerasukan jin Ifrit, tentu bukanlah hal mudah untuk melakukan ruqyah kepada orang tersebut. Jin Ifrit merupakan sebuah entitas yang kuat, sehingga perlu keimanan dan juga pengalaman yang baik untuk meruqyahnya. T sendiri ragu dengan kemampuannya. Meski dia berhasil melakukan ruqyah untuk Alya dan Eye, tetapi tidak ada jaminan kalau dia bisa melakukan hal yang sama dengan setan yang ada di hadapannya. Karena Ifrit sendiri adalah gelar dari raja jin di dunia ghaib.

"A'udzubillahi Minasy syaithanir rajiim..." T memulai ta'awudz. Namun, Ifrit malah tertawa terbahak-bahak.

"Munafik! Kau menyebut asma Allah tetapi kau tidak beriman kepadanya! Bahkan kau mengaku berlindung pada-Nya tetapi kau ragu dengan kuasa-Nya! Aku dan kau itu sama, Malik! Ingatlah tempat orang-orang munafik hanya di neraka Jahannam!"

T Knows The Horror [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang