19

277 28 1
                                    


"baik lah kita istirahat di sini saja, karna hari sudah gelap dan kita juga sudah kelelahan" ucap Jessi yg berhenti di tempat yg cukup bagus untuk istirahat.

semua orang mulai mencari tempat ternyaman nya, Adel seperti biasa yg menyalakan api unggun, mereka tidak mencari makanan karna yg mereka bawa dari desa masih ada.

"apa di sini tidak ada mata air?"tanya Jessi.

"ada, tapi lumayan jauh dari tempat ini" jawab Aran.

"kita tak usaha ke sana, biar aku menggunakan cakra ku" ucap Shani, Shani sangat mudah mengeluarkan air yg ada di perut bumi.

"ayo kalian cuci muka dan bersih bersih, jangan lupa isi wadah minum kalian, sebelum aku mencabut Cakra ku" ucap Shani.
semua orang mulai membasuh wajah nya dan bersih bersih, tidak lupa mengisi wadah minum nya.

"setelah ini kita akan melewati lima bukit, di bukit itu banyak tanaman beracun buah buahan bahkan air yg ada di sana beracun"ucap Aran membelah keheningan.

"apa 5 bukit itu sangat jauh dari tempat ini?" tanya Jessi.

"yh lumayan, lima bukit itu semuanya berbeda" ucap Aran.

"ada yg tandus, ada yg subur, ada juga yg semuanya tidak ada pepohonan melainkan batu batu yg sangat tajam"

"di sana juga ada penghuni nya, orang orang pedalaman, yg menguasai elemen batu dan pasir, mereka sangat kuat, waktu itu kami hanya bisa membunuh satu kelompok saja, dan kami lebih memilih menghindar, jumlah mereka sangat banyak, mereka sangat sadis, pada waktu itu, bukan saja anggota kami yg berburu pedang permata biru, tapi ada juga kelompok lain, kami tidak bisa menyelamatkan kelompok itu, mereka semua habis terbunuh" lanjutnya lagi.

"kita harus hati-hati dan jangan sampai kita ceroboh" ucap Jessi.

"ayo jangan banyak bicara, aku sudah sangat lapar" ucap Adel.
mereka mulai makan dengan tenang dan hening.

"Zee, sini aku akan mengobati lengan mu yg terluka" ucap Freya, Zee hanya mengangguk dan duduk di sebelah Freya.

"ini ramuan apa fre, ko baunya tidak seperti ramuan herbal" tanya Zee.

"ini ramuan herbal ko, hanya saja aku memakai bunga yg ka Chika kasih, katanya bunga itu bisa dengan cepat mengeringkan luka"jawab freya, zee hanya mengangguk saja.

"fre menurut mu, apa mungkin sebuah batu bisa kalah dengan angin"tanya Zee, Zee jadi takut mendengar cerita Aran tentang penguna elemen batu dan pasir.

"kenapa kau berkata seperti itu Zee" jawab freya.

"tidak, aku hanya takut kita kalah saat kita melawan pemilik elemen batu" cicit Zee pelan.

"kamu tidak tau Zee, elemen angin itu bisa menghancurkan segalanya, aku yakin kamu pasti bisa, jangan merasa pesimis Zee, kamu tau Zee aku lah yg harusnya lebih takut menghadapi mereka, aku berasal dari elemen  yg lemah, tapi aku tidak merasa takut sedikit pun, kau tau mengapa?"tanya Freya.

"kenapa?"tanya Zee.

"karna aku ada di tengah tengah orang yg hebat, aku yakin kau akan melindungi aku, aku melihat kalian sangat peduli kepada ku, aku sangat ingat Adel yg sangat khawatir ketika kelelawar ilusi itu akan menyerang ku, dan kamu yg dengan sigap nya melindungi aku dari anak panah Adel yg akan melukai ku, sehingga membuat kamu lah yg terluka" ucap Freya panjang lebar.

Zee tersenyum mendengarkan penuturan Freya, hatinya sedikit menghangat. Zee tidak munafik, iya mulai menyayangi Freya seperti iya menyayangi Shani, karna Freya dan Shani lah yg selalu mengerti keadaan nya.
tapi rasa gundah nya tak hilang, entah mengapa iya merasa gelisah malam ini.
Freya yg menyadari kegelisahan yg di rasakan zee, dengan cepat mengusap pundaknya, dan melanjutkan bicara nya.

Struggle for the Elemental Throne (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang