Suara alarm yang sangat memekikkan telinga dan mengganggu berhasil membuat seorang remaja lelaki berambut pirang terbangun dengan terpaksa pagi ini.
"Sial, tidak tahu saja aku sering sakit kepala akhir - akhir ini". Kesalnya. Ya memang salahnya juga yang mengatur alarm, tapi bagaimana lagi? dia membutuhkan alarm itu untuk membuatnya terbangun di pagi hari sebelum sang Ayah yang melakukannya. Dia tidak pernah mau Ayahnya untuk membangunkan dirinya, caranya jauh lebih buruk daripada suara bising alarm.
Pagi ini, seperti biasa, dia mandi setelah bangun dari tidurnya dan merapikan tempat tidur sebelum dia turun ke dapur untuk sarapan. Aroma masakan yang telah disiapkan sang Ayah mulai tercium, tetapi kali ini berbeda, baunya manis seperti kue.
"Tumben sekali Ayah menyiapkan sarapan manis". Pikirnya sambil sedikit berlari menuruni tangga, tak sabar ingin segera menyantap hidangan yang telah disiapkan sang Ayah di dapur.
"Pagi, Ayah!". Sambutnya menghampiri meja makan sambil menarik kursi untuk ia duduki. Aneh sekali, ia rasa mencium wangi makanan tapi tak ada satupun hidangan di atas meja makan di depannya.
"Ahh! Kau... Pagi, nak! Bagaimana keadaanmu sekarang?" Sahut sang Ayah yang barusaja menutup lemari es dan terlihat sedikit terkejut.
"Uhm..., sedikit lebih baik". Jawabnya sambil memijat halus pelipis kiri kepalanya.
"Sedikit?" Tanya sang Ayah khawatir kemudian menghampirinya.
"Hmm ya, Ayah, dan sepertinya aku juga mengalami mimpi buruk akhir-akhir ini". Jawabnya, sang Ayah hanya terdiam menatapnya dengan penuh kekhawatiran dan sedikit ketakutan. Bagaimana tidak? Akhir-akhir ini ia sering mengalami sakit kepala hebat yang bahkan sering membuatnya sampai berteriak-teriak, membuat sang Ayah harus sering berlari menghampirinya.
"Kau sudah besar, nak". Tiba-tiba ia mendengar suara sang Ayah samar-samar di kepalanya, tapi ia tidak melihat sang Ayah sama sekali membuka mulutnya, sang Ayah bahkan masih diam menatapnya khawatir.
"Ayah? Apa Ayah baik-baik saja? Apa Ayah baru saja mengatakan sesuatu?" Tanyanya penasaran dan menepuk pundak sang Ayah. Sebenernya ia tidak terlalu yakin itu suara Ayahnya, mengingat akhir-akhir ini ia juga mulai sering mengalami mimpi buruk dan berhalusinasi.
"Apa?! Kau mendengarnya?" Sontak sang Ayah kaget dan kali ini terlihat sedikit gelisah.
"Mendengar apa? Jadi benar Ayah mengatakan sesuatu? Kupikir Ay-"
"Tidak. Lupakan saja! Ah, Iya, Ayah punya sesuatu untukmu, nak". Belum saja ia selesai berbicara, sang Ayah memotongnya. Sang Ayah kemudian berdiri dan mengeluarkan sesuatu dari lemari es, meninggalkan ia yang masih kebingungan. Dia mengira Ayahnya mengatakan sesuatu dan Ayahnya pun ternyata menyadarinya, itu artinya memang iya Ayahnya baru saja mengatakan sesuatu kepada dirinya, tapi ia sama sekali tidak melihat sang Ayah membuka mulutnya, apa ia berhalusinasi lagi? Lalu sang Ayah bilang bahwa dia sudah besar, ya dia tahu memang dirinya sudah besar, lagipula apa hubungannya dengan sakit kepala yang sering ia rasakan? Apakah dengan semakin dewasa kita menjadi semakin sering sakit kepala?
"Selamat Ulang Tahun Ethan!" Sang Ayah berjalan menghampirinya membuyarkan lamunan dengan sebuah kue wortel ditangannya bertuliskan 'Happy 17th Birthday Ethan-Ray Hudson', ya itu nama dia, Ethan-Ray Hudson. Namun, ia lebih suka orang lain cukup memanggilnya Ethan. Dilihat-lihat tulisannya tidak terlalu bagus menurut Ethan, Ethan yakin Ayahnya membuat kue itu sendiri karena memang Ayahnya tidak terlalu pandai menghias sesuatu apalagi makanan tapi Ethan juga yakin rasanya pasti sangat enak, Ethan tahu Ayahnya sangat pandai memasak.
"Terimakasih banyak, Ayah! Aku sayang Ayah. Hufttt... aku bahkan tidak mengingat ini hari ulang tahunku". Ujar Ethan sambil memeluk erat sang Ayah. Ayah Ethan memang tidak terlalu pandai membuat sesuatu yang indah dan menarik, tapi dia selalu berhasil membuat indah hidup Ethan. Dia memang Ayah terbaik, di tengah kesibukannya saja Ayahnya masih ingat hari special Ethan yang bahkan Ethan sendiri pun tidak terlalu mengingatnya. Ethan bahkan tidak berpikir Ayahnya akan repot-repot membuatkannya kue ulang tahun. Hanya ucapan selamat saja sebenernya sudah cukup bagi Ethan, mengingat sang Ayah yang selalu sibuk dan sering melupakan banyak hal. Tapi lihatlah apa yang Ayahnya lakukan untuk Ethan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENEFREAKS
ActionApa yang terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi di antara para MANUSIA dan MUTANT? Mengapa mereka selalu membenci satu sama lain? Dan MUTANT, sebenernya mereka ini siapa? Mereka ini apa?