Langkah kaki itu terus menepis jarak—menuju ruangan pimpinan rumah sakit yang berada di lantai atas ruangan para elit berada dan beberapa perawat serta dokter yang dipercaya. Perasaan kesal yang mendominasi itu membuat detak jantungnya berdebar dengan cepat. Wajahnya terlihat begitu serius diiringi dengan tempo langkah kakinya yang melangkah dengan cepat.
Tindakan yang ia lakukan sangat diluar nalar. Begitu ia tiba di depan pintu ruang pimpinan rumah sakit, bukannya mengetuk pintu yang ia lakukan adalah menendang pintu tersebut menggunakan kaki kanannya dengan kuat lalu masuk ke dalam ruangan dengan santai dan kedua tangannya berada di dalam saku celananya.
Ia tidak mengindahkan tatapan pimpinan rumah sakit yang sedang duduk di kursi kerjanya dengan tatapan tajam. Ia memilih untuk duduk di sofa dengan meletakkan kedua kakinya di atas meja tamu.
Tanpa basa-basi pimpinan rumah sakit itu mengeluarkan apa yang ingin ia ucapkan. "Apakah kau tidak lelah menjadi bayangan?"
Lantas alis kanannya terangkat dengan bibirnya yang mengerut ke bawah. "Bayangan? Bayangan siapa? Bayangan Grey?"
"Harley Kim," tegas pimpinan rumah sakit dengan nada penuh penekanan dan tangan kanannya yang mengepal kuat menahan amarahnya agar tidak meledak.
"Ayah, ah tidak ... haruskah aku memanggilmu Pimpinan Kim?" tanya Harley pada Pimpinan Kim yang sedang menatapnya lebih intens.
"Kau harus kembali ke tempat asalmu. Untuk apa mengurus anak-anak yatim piatu seperti itu yang hanya menghabiskan uangmu saja." Pimpinan Kim mengucapkan kalimat yang selama ini membuatnya kesal pada Harley.
"Lalu?" Harley masih menatap sang ayah dengan datar sembari bermain ponsel.
"Kau harus kembali bekerja. Kembali menjadi seorang pemilik IT Sinyeom dan presiden universitas bukan menjadi gelandangan. Kau bukan ayah mereka, berhenti bertanggung jawab!" bentak Pimpinan Kim dengan nyaring. Kepalan tangannya tersebut ia pukulkan di atas permukaan meja dengan kuat hingga benda-benda yang berada di atasnya menjadi bergetar dan terangkat.
Harley menghela napas dan menurunkan kedua kakinya dari atas meja. "Teruslah berbicara, Ayah. Karena aku bukan Grey yang bisa Ayah peralatan. Lagipula Ayah dan Grey tidak ada bedanya."
"Lantas, kau menganggap dirimu lebih suci karena menjadi ayah mereka? Ingat Harley, kau itu penjahat yang memanfaatkan perasaan mereka. Kau tidak ada bedanya dengan Ayah dan Grey." Pimpinan Kim berdiri dan mendekati Harley kemudian memeluknya dengan erat dan mengusap punggung anaknya itu. "Jika kau seperti itu terus, melihat perilakumu yang tidak bisa menahan emosi dan tidak mudah percaya dengan orang, bisa-bisanya orang akan percaya jika kau adalah ayah kandung Paris."
Pelukan tersebut terurai karena Harley tidak ingin lebih lama berada di dalam pelukan yang membuatnya tak nyaman. Ia memilih untuk berbalik badan tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.
"Kau masih mencintai wanita itu bukan? Itu adalah contoh kecil yang membuatmu dan Grey sama. Tapi kau mencoba untuk menepis persamaan itu."
Langkah Harley terhenti, kedua tangannya mengepal dengan kuat. Kedua netranya melihat pintu ruangan yang tertutup kini terbuka. Seseorang dengan jas putih masuk ke dalam ruangan dan menepuk bahunya dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Favorite Villain
FanfictionCast : ‐ Bae Suzy as Paris - Rose Blackpink as Georgia - Park Juhyun as Jasmine - DPR Ian as Sydney - DPR LIVE as Puma - V BTS as Moony - Suga BTS as Gemini - Choi Woosik as Zero - Nam Yoon Soo as Summer - Kim Nam Gil as Harley - Shin Ha Kyun as Gre...