Hai, sebelum mulai baca jangan lupa follow dulu yah WP littlenovi dan karyakarsa littlenovi ⬇️⬇️⬇️
https://karyakarsa.com/littlenoviDi karyakarsa judulnya aku ubah ➡️ Suami Pinjaman
"Ting tong"
"Ayang, ada bel tuh. Tolong bukain!" suara Maya terdengar sampai ke lantai dua.
"Iyah, bentar!" sahutku dengan lantang. Aku pun bergegas menuruni tangga dan berlari ke arah pintu.
Ketika pintu kubuka aku melihat Rini sudah berdiri menanti di sana. "Eh Rin, ayo masuk!" ajakku sambil mempersilahkan Rini untuk masuk.
Rini langsung menuju ke ruang keluarga dan duduk di sofa. "Mas Deva, Kak Maya kemana?" tanya Rini sambil melihat ke sekeliling berusaha mencari Maya.
"Oh Maya tadi lagi mandi, coba bentar dipanggilin yah." ucapku sambil berjalan ke arah kamar.
Tiba-tiba saja aku teringat sesuatu, "Rin, kalau mau minum ambil aja sendiri yah. Sama di kulkas ada kue, kalau mau ambil aja yah sendiri." Rini pun mengangguk, "Siap, masih kenyang tapinya. Nanti ajah."
Aku pun ke kamar untuk memberitahu Maya kalau adiknya datang. Maya lantas bergegas keluar untuk menyambut Rini.
"Hai, Rin. Loh kok sendirian? Abi mana?" tanya Maya yang merasa heran karena tidak ada Abi di sana.
"Ah iya kak, tadi aku naik ojek sendirian. Abi lagi di rumah, ada kerjaan. Lagi pula aku ke sini mau minta tolong sama. Kak Maya dan Kak Deva, ga enak kalau ada Abi" ucap Rini.
"Ada apa Rin?" tanya Maya bingung. Aku pun langsung mendekati Maya dan duduk di sampingnya.
"Iya kak, semalam aku udah cari-cari di internet tentang kehamilan. Ternyata ada klinik yang katanya bagus kak. Reviewnya yang abis dari sana langsung hamil kak. Aku rencananya mau coba kesana."
"Wah bagus donk," sahut Maya gembira mendengar berita tersebut.
"Tapi aku ga mungkin ajak Abi, aku belum cerita masalah kemarin ke Abi."
Rini kemudian menatap kearahku, "Kalau Mas Deva pasti udah dengerkan?"
Maya mengangguk dengan wajah agak menunduk karena merasa bersalah udah cerita tentang hal kemarin, "Maaf yah Rin, kakak kemarin cerita masalah kamu sama Deva."
Tangan Rini melambai, "Gak apa-apa kak. Justru aku jadi lebih gampang ngobrolin ini sama Kak Maya dan Mas Deva. Aku rencananya mau minta tolong ke Kak Maya. Bisa ga yah Kak Maya anterin aku ke klinik? Hari Jumat siang kebetulan mereka ada jadwal kosong. Bisa gak yah Kak Maya temenin aku?"
"Aduh Rin, kamu lupa yah? Akhir minggu depan bakalan ada orang dari Singapura itu, kayanya kakak ga bisa nemenin kamu. Salah satu dari kita harus ada di kantor." ucap Maya mengingatkan Rini. Kebetulan mereka bekerja di kantor yang sama.
"Gimana kalau Mas Deva yang anterin kamu? Apa kamu mau?" saran Maya kepada Rini.
"E-eee... Iya kak boleh, tapi Mas Deva gak apa-apa nemenin Rini ke dokter?" tanyanya ragu.
"Dia mah gak apa-apa, dari dulu juga selalu nganterin aku. Gimana yang? Kamu bisa kluar kantor ga siangnya? Atau cuti setengah hari?" tanya Maya kepadaku sambil menoleh ke arahku.
Karena istriku yang menyuruh, aku pun bersedia membantunya. "Coba yah aku tanyain dulu ke kantor, nanti aku kabarin lagi yah Rin." ucapku sambil melihat wajah Rini yang tersenyum mendengar jawabanku. Sepertinya ia bahagia karena secercah harapan sedang terbuka untuknya. Semoga saja ia bisa segera memiliki anak.
Untungnya aku diberikan izin untuk cuti setengah hari pada hari tersebut. Jadi, aku pun menjemputnya di kantor tempat Rini bekerja sesuai dengan apa yang sudah aku janjikan satu hari sebelumnya. Ketika aku sampai ke kantornya, Rini sudah menungguku di lobi. Ia pun segera masuk ke dalam mobil.
"Hai Mas, thank you loh udah jemput aku," ungkap Rini sambil tersenyum.
"Iya, gak apa-apa. Santai aja. Langsung jalan yah," kataku sambil langsung memacu mobil meninggalkan kantor tempat Rini bekerja.
"Mendingan sekarang kamu makan dulu. Bawa bekel kan?"
"Bawa," ucap Rini seraya tangannya mengangkat dan mengayun-ayunkan sebuah kresek yang berisi tempat bekal dan botol minum.
Rini pun memakan bekalnya. Ia membawa bekal nasi, ayam suwir, dan tumis buncis. Yang aku tahu, Rini selalu membawa bekal setiap hari. Begitulah kalau orang yang pandai masak. Lagipula itu bisa menghemat pengeluaran juga.
"Mas, aaaaaa..." tiba-tiba saja Rini menyodorkan sendok berisi nasi dan lauknya di dekat mulutku.
"Udah Rin, kamu aja yang makan." kataku berusaha menolak suapannya.
"Gak apa-apa mas, ini aku sengaja bawa lebih. Aku yakin Mas Deva pasti belum sempat makan siang. Aaaaa..." lagi-lagi ia menyuruhku untuk membuka mulut.
Akhirnya aku pun menyerah. Sepanjang perjalanan Rini makan sambil menyuapiku. Jujur saja aku tidak terbiasa dengan situasi seperti ini. Karena Maya bukan tipe wanita yang seperti ini. Maya itu mandiri, segala sesuatu bisa ia kerjakan sendiri, oleh karena itu ia pun sering menuntut orang lain untuk dapat melakukan segala hal sendiri. Makanya, tidak ada dalam kamus Maya nyuapin aku. Berbeda halnya dengan Rini. Sepengetahuanku Rini itu orangnya lebih lembut, perhatian dan lebih melayani. Aku dapat merasakan kebaikan dalam hatinya. Harapanku hal baik akan selalu melingkupinya sehingga ia dapat mengatasi masalah pelik yang sedang menghampirinya.
***Bersambung***
"Serasa punya istri baru." -Deva-
Cerita lengkap Chapter 1-3 bisa dibaca di karyakarsa ⬇️⬇️⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/hamilin-aku-mas-ch1-3Untuk kalian yang ga mau ketinggalan cerita lainnya bisa langsung follow LittleNovi di karyakarsa. Selamat menikmati!
https://karyakarsa.com/littlenoviSekarang Novi punya cerita Oneshot juga loh. Langsung TAMAT pastinya.
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-sang-pelayan-tamatKlo Oneshot yang ini ada unsur pemaksaan dan pelecehan. Khusus buat yang suka aja
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-tubuhmuTentang mertua? ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-mertuaku-teman-ranjangku-ch1-2Tentang bintang film panas? ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-aksi-panas-sang-bintang-ch1-ch2Tentang anak tetangga? ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-gairah-anak-gadis-tetangga-ch1-2
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Tabu: Hamilin Aku Mas (Tamat)
RomanceRini, adik iparku, berada dalam keadaan terjepit. HAMIL atau CERAI. Ya, saat ini hanya ada 2 pilihan baginya. Tentunya ia lebih memilih untuk hamil. Namun sayang, besar kemungkinan kalau suaminya mandul. Untuk itu Rini meminta tolong kepadaku untuk...