Mata kosong itu menatap lurus sebuah figura besar yang tergeletak di atas sebuah perapian yang sedikit kotor dan berdebu.
Mata penuh rasa sakit itu seolah mampu membelah apapun yang ia lihat. Entah air mata yang keberapa hari ini pria itu tumpahkan. Hatinya serasa dicabik-cabik saat melihat wajah cantik yang tersenyum didalam figura tersebut.
Wanita itu adalah hidupnya...
Dia adalah penyelamat hidupnya...
Dia adalah cintanya...
Dia adalah sandaran hatinya...
Dia adalah wanita paling sempurna...
Dia adalah malaikatnya....
Tapi semua itu tiada arti, karena keberadaannya yang lenyap ditelan waktu. Itu semua karena ulahnya sendiri.
Pria itulah yang membunuhnya...
Dialah sumber penderitaan kekasihnya itu...
Pria egois sepertinya adalah penyebab semua kejadian mengerikan ini.
"Hera....sayang-ku, jika kau tidak bertemu denganku...apakah hidupmu akan baik-baik saja?" Lirih Han Seok sambil bersimpuh menadahkan kepalanya menatap figura besar itu.
"Jika aku tidak bersikap baik padamu...apakah semuanya akan baik-baik saja? Jika aku bersikap kejam, apakah kau akan berhenti mencintaiku? Jika aku tidak menyelamatkanmu apakah kau akan hidup dengan bebas dan bahagia? Pria jahat sepertiku tidak akan pernah bisa menjadi sumber kebahagiaanmu," sesal Han Seok dengan suara bergetar....matanya yang bengkak dan memerah menggambarkan betapa dalamnya rasa sakit yang ia rasakan sekarang.
Semenjak ia mendengar makian Rocky untuknya 2 minggu yang lalu....rasanya ia terkurung di penjara semu yang disebut sebagai rasa sakit dan penyesalan.
Apa yang harus ia lakukan? Apa yang harus ia lakukan agar bisa menyelamatkan nyawa kekasihnya itu?
Wajah tampan itu mulai tirus dan tubuhnya kurus....dulu ia hidup dengan damai karena Hera selalu memenuhi kebutuhannya dan kadang memanjakannya...tapi sekarang ia tak peduli. Toh ia sudah mati rasa dengan semuanya semenjak mendengar fakta pahit yang ia dengar dari Lucy tempo hari.
Ya....malaikat manis itu ternyata masih mengunjungi Han Seok walau tanpa ditemani Rocky. Dia tidak ingin ingkar janji pada amanah sahabatnya.
Lucy merasa sangat iba dengan keadaan Han Seok yang begitu terpuruk dan menyedihkan.
Pria itu termenung mengingat perkataan Lucy....
*Flashback On*
"Han Seok?" Lucy dibuat kaget dengan keadaan Han Seok yang tak bisa ia gambarkan dengan kata-kata. Seperti inikah raut penderitaan seorang manusia?
"Oh.....Lucy, ya?" Sahut pria itu pelan tanpa menatapnya sama sekali.
Lucy bisa melihat Han Seok terus duduk didekat jendela sambil memeluk lututnya. Bahkan tangannya tidak pernah melepaskan satu benda....sebuah foto berukuran kecil, foto Hera yang tersenyum cerah.
"Kau tidak tidur lagi?" Lucy menyadari itu semua, bawah matanya yang agak menghitam dan wajahnya terlihat sangat lelah.
"Kau menyuruhku tidur....lalu bagaimana dengannya?" Balas Han Seok sengit. Karena memang itulah adanya. Bagaimana ia bisa tidur sedangkan Hera entah ada dimana saat ini.
"...."
"Kenapa kau tidak membenciku saja?" Suara itu kembali menyahut pelan sambil menatap taman bunga kesayangan Hera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Wings (Heart Series #1) [END]
FantasíaFOLLOW SEBELUM BACA!!!! ❤️ . . Apa kamu percaya Malaikat itu ada?? Jika dia muncul dihadapanmu tiba-tiba, apa kamu akan percaya? . . . . Han Seok adalah seorang pria dingin dan membenci orang-orang. Tidak kenal cinta atau apapun mengenai kebahagiaan...