Part 3 [Manis Tipis-Tipis]

6.8K 393 6
                                    

Happy Reading, sorry for typo.

Bagi orang biasa, mencintai suami adalah keharusan bagi seorang istri dan begitupula sebaliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi orang biasa, mencintai suami adalah keharusan bagi seorang istri dan begitupula sebaliknya. Nyaris mustahil rumah tangga dapat bertahan jika tak ada cinta lagi di dalamnya, tapi bagi hubunganku dengan Sakha semuanya nyata.

Bagiku mencintai Sakha itu artinya bencana.

Selama dua tahun aku hidup bersama Sakha, kami dapat berhubungan baik meski kami menikah bukan karena keinginan kami masing-masing.

Untuk pernikahan, dua tahun itu belum cukup untuk saling mengenal apalagi untuk pernikahan perjodohan.

Pasangan yang pacaran sudah sepuluh tahun saja bisa putus karena rasa cinta yang bisa menghilang, apalagi hubungan kami.

Selama ini aku menganggap hubungan kami adalah hubungan saling menguntungkan saja, Sakha membantuku yang hidup sebatang kara menjadi seorang putri bagi orangtuanya yang sekarang menjadi mertuaku, sementara aku membantunya sebagai trophy wife yang bisa menambah citranya. That's it.

Soal ranjang, ya itu memang sudah menjadi kewajibanku dan lagipula di usiaku yang sudah dua puluh delapan tahun, aku sudah cukup mengerti tugasku dan rasanya kekanakan sekali jika aku menolak untuk menyerahkan diri. Apapun alasannya, bagaimana pun juga pernikahan kami sungguhan setidaknya di mata hukum dan agama.

Satu hal juga, aku tak munafik dengan menganggap jika hanya lelaki saja yang memiliki hawa nafsu. Kita sebagai perempuan juga punya.

Selama ini aku yakin jika aku tak akan jatuh cinta pada Shaka, dengan sifatnya yang seperti itu aku tak memiliki ketertarikan padanya, walaupun wajahnya tampan tapi jika sifatnya jelek mau bagaimana lagi kan.

Tapi belakangan ini, aku tak menyangka jika Shaka bisa berbuat manis tipis-tipis, iya tipis tapi membuat efek banyak pada jantungku.

Bukannya senang, aku malah panik.

Aku panik karena Shaka yang membuatku begini, seorang Shaka yang memiliki banyak kotak rahasia yang belum aku tahu. Masa lalunya, kehidupannya, kebiasaan di luar rumah dan masih banyak lagi.

Selama aku mengenalnya, Shaka adalah orang yang terlalu lempeng dan lurus. Namun itu yang membuatku takut padanya meski aku tak pernah mencari tahu, aku tak tahu apakah yang aku takutkan memang ada dan nyata atau tidak.

Seperti laut yang begitu tenang, yang tiba-tiba mengeluarkan bencana tsunami yang bisa menghancurkan apapun. Begitulah aku memandang Shaka.

Aku tahu di tempat kerjanya, Shaka menjadi sosok paling menyeramkan yang katanya lebih seram dari Papa. Meskipun sikap mereka mirip, Shaka memiliki cara kerja yang sangat ketat karena sikap perfeksionisnya.

Meskipun begitu, di rumah Shaka menjadi orang yang berbeda. Shaka memang tak banyak bicara dan jarang tersenyum, tapi Shaka tak pernah sekedar menegur atau bahkan memarahiku.

Flawless WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang