Side Story : Tyra

1.1K 129 1
                                    

5 Tahun Sebelum cerita dimulai ...

[???PoV]

Bangsa Noors, adalah orang-orang yang bertempat di wilayah barat daya Kekaisaran. 100 tahun yang lalu, ketika Bangsa Noors sedang mencapai kekuatan tertinggi yang pernah mereka capai, bangsa kami sangat ditakuti oleh orang-orang di bagian dunia selatan.

Bangsa Noors sering merampas mereka yang mendekati wilayah ini, membunuh jika ada yang berani macam-macam dan setahun sekali selalu melakukan Raid besar ke negeri-negeri tetangga.

Bangsa Noors memiliki beberapa suku, setiap suku dipimpin oleh seorang Chief. Para Chief ini nantinya akan memilih salah satu diantara mereka untuk menjadi seorang Tagus yang mana akan menjadi pemimpin seluruh suku Bangsa Noors.

Namun, semua kejayaan itu sirna setelah Kekaisaran menyerang 50 tahun yang lalu.

Perang antara Bangsa Noors dan Kekaisaran berlangsung satu tahun lamanya. Dengan perlengkapan yang jauh lebih maju dari kami, Kekaisaran dapat dengan mudah menghancurkan para petarung Noors.

Pada akhirnya, mereka menaklukan kami, mereka menganeksasi tanah kami dan Bangsa Noors terpaksa harus tunduk pada pemerintahan Kekaisaran.

Saat ini, hanya tersisa 6 suku yang sebelumnya berjumlah sembilan.

Aku tumbuh dewasa dan lahir di Suku Tyal.

Suku ini memiliki populasi sekitar 5000 orang. Jumlah ini sudah jauh bertambah dari yang awalnya hanya menyisakan sekitar 2000 orang saja saat perang usai.

Kondisi Suku sekarang juga lebih baik, kami sudah bisa kembali bercocok tanam dan mendapatkan panen yang melimpah, tidak terjadi serangan monster di beberapa tahun terakhir dan yang terpenting, tidak adalagi orang-orang yang mati karena alasan bodoh.

"Kak Tyra, Kak Tyra! Bagaimana membaca ini?"

Saat ini, aku sedang mengajar anak-anak huruf Kekaisaran. Berbeda dengan tulisan bahasa kami, milik mereka jauh lebih mudah dan gampang untuk dihafal.

Negeri-negeri yang menyembah Dewi Diana memiliki bahasa yang sama. Akan tetapi, Bangsa Noors menyembah Dewi yang berbeda, membuat bahasa kami dengan mereka tidak memiliki kesamaan.

"Kemarilah, Gori. Aku akan mengajarimu."

Ini adalah sebuah panti anak yatim piatu. Namun, ada juga beberapa anak anggota suku yang menitipkan anaknya di sini. Mereka tidak memiliki waktu menjaga anak mereka karena harus bekerja di kota-kota besar Kekaisaran.

Pekerjaan mereka di sana bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, tetapi pekerjaan kasar seperti menambang, kuli bangunan dan pembersih selokan.

Itu karena para anggota suku tidak memiliki kemampuan dan keahlian apapun selain fisik mereka yang kuat.

Aku sendiri beruntung bertemu dengan orang yang baik hati mengajariku membaca dan menulis saat orang-orang Kekaisaran datang ke sini.

"Baiklah, setelah ini kalian praktekan sendiri ya!" seruku pada mereka.

"Baik, Kak Tyra!"

Mereka sungguh imut-imut ... Kuharap, kehidupan saat ini bisa kami pertahankan untuk maju.

Setelah mengajar, aku pergi berjalan menuju pinggiran desa untuk bertemu seseorang. Dia adalah teman terdekatku.

"Hey, Tyra."

"Kau semakin cantik, Tyra!"

Para anggota suku lainnya menyapaku saat melewati rumah para anggota. Mereka kebanyakan bekerja sebagai petani buah Bit maupun peternak. Akan tetapi, kami harus memperbanyak produksi lokal kami agar tidak selalu bergantung pada satu produk untuk bertahan hidup.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang