Don't Forget to Vote&Comment, Love.
• • ━━MD━━ ⛧ ━━JH━━ • •
"Saya sebagai pemilik sekolah, meminta kepada seluruh pengurus sekolah termasuk para guru untuk menjaga kedua putra saya yang akan bersekolah disini mulai senin depan."
Semua siswa mulai berbisik dan bisikan itu terdengar dan sangat menggelikan bagi seorang pemuda yang berdiri tak jauh dari mereka. Belum terlihat batang hidung kedua anak pemilik sekolah itu tapi sudah banyak yang mengajak taruhan untuk mendapatkan mereka?
Orang gila.
"Cih, aku yakin senin besok dikantin, pasti akan ramai para gadis gatel dan lelaki sub yang berbondong-bondong pada anak nya." Monolog pemuda itu menatap dingin pemilik sekolah nya.
"Em, Kak Haechan? Kakak kenapa?" Tanya seorang adik kepada pemuda yang diketahui bernama Haechan. Haechan menoleh dan tersenyum kepada sang adik lalu menggeleng.
"Gapapa, Hyuck. Ayok ke kantin" Jawab Haechan dan mengajak sang adik untuk ke kantin.
"Um!"Sepulang sekolah, kedua adik kakak itu kembali ke apartment mereka yang berada di lantai enam, 6061 tepatnya. Sang kakak baru saja selesai membersihkan diri dengan handuk yang melilit dipinggangnya, perut bayi nya terpampang begitu jelas membuat sang adik yang menunggunya terkikik geli.
"Mae udah pernah bilang kan, kak. Pake handuk sebatas dada aja, agar tummy bear kakak nda keliatan begitu! ahahahaha" ledek Sang adik dan berlari menuju kamar mandi, menghindar dari amukan kakak nya.
"Dasar, Seo Donghyuck."
Haechan berjalan menuju walk in closet dan memakai baju santainya, kaos hitam dengan boxer selutut. Setelahnya ia berjalan kearah balkon dengan sekaleng coke ditangan kiri dan sebatang rokok di tangan kanan nya.
"Huft, lama sekali waktu tengah malam tiba, apalagi dengan ponsel yang sedang mengisi daya untuk nanti." Monolog nya
"Pemilik sekolah itu, gue masih gak expect dia bakal sekolahin anak nya di sekolah itu. Setau gue semua kelas udah penuh" Lagi, ia bermonolog sendiri ditemani suara redup sang adik yang sedang mandi sambil bernyanyi.
kruuk..
Ah tibatiba saja ia merasa lapar, juga stok makanan telah habis, ia belum berbelanja lagi. Ia mematikan putung rokok yang hampir habis dan kembali masuk kedalam kamar. membuang putung rokok beserta abunya kedalam tong sampah.
"Hyuck, kakak mau ke supermarket dibawah sebentar, mau nitip sesuatu?"
"SUSU STRAWBERRY!!!" Jawab sang adik.
Baiklah, saatnya ia bergegas turun.Ia sudah tiba di supermarket yang tersedia di lantai dasar apartment nya. Ia membeli 3 ramen, kimchi, 5 nasi instant, beberapa telur yang sudah didalam plastik, sayur, sereal, roti, susu putih juga susu strawberry, dan bermacam-macam bumbu dapur dan selai.
Tak lupa juga ia pergi ke tempat makan saji seperti Lawson untuk membeli odeng dan tteok. Entahlah, kedua adik kakak itu lebih baik memakan odeng atau tteokpokki yang sudah jadi daripada harus membuatnya, rasanya akan sangat berbeda.
Dan jangan ditanya siapa yang akan memasak semua bahan makanan yang dibeli oleh Haechan, jelas keduanya bisa memasak, tetapi Haechan lah yang jarang sekali untuk memasak. malas katanya.
Beberapa tentengan sudah berada ditangannya, ia segera menaiki lift dan menuju lantai enam. Lift berhenti di lantai dua yang menjadi lantai untuk orang-orang pekerja melakukan rapat. Lift terbuka dan menampakan dua pemuda dengan pakaian santai mereka dan masuk kedalam lift tanpa berpikir.
Haechan dengan banyaknya tentengan itu merasa kurang nyaman karena terhimpit. Padahal ruang didepannya masih banyak, kenapa kedua pemuda itu dengan jelas sengaja menghimpitnya?!
"Ekhem, permisi pak, belanjaan saya kehimpit, beri saya sedikit ruang untuk maju" Ucap Haechan akhirnya. Kedua pemuda yang disebut 'pak' hampir tergelak. Pak, katanya?
"Oh maaf. Jen, ngapain lo himpit dia bego!" Ucap salah satu pemuda pada orang yang dipanggil Jen itu. Kenapa bahasa yang digunakan begitu enteng?! apa mereka seumur dengan dirinya ini?! batin Haechan terkejut.
"Mck, kenapa gak lo aja yang maju, hyung."
"Jung Jeno."
"Oke, Oke, gue ngalah. Permisi ya manis" Jeno namanya, dan dia akhirnya mengalah dan melempar senyum tampan nya kepada Haechan. Ugh, apa? manis? amit amit. Haechan mendelik tidak suka sekaligus lega karena sudah tidak dihimpit.
"Dan kita bukan bapak-bapak" Lanjut sebelahnya yang sepertinya merupakan seorang kakak Jung Jeno. Disusul gelakan dari kedua pemuda yang menyadari wajah Haechan yang sudah masam.
"Menyebalkan"
"Siapa namamu?" Tanya Jeno pada Haechan.
"Mck, gausah sksd deh lo" Jawab Haechan bersamaan dengan terbukanya pintu membuat Haechan menyenggol Jeno yang memang berada didepannya dan menghalangi jalan.
"Wow, wow, santai dong" Ucap Jeno dan ikut keluar dari lift bersama kakaknya, Mark.
Haechan terus berjalan, masa bodoh dengan Jeno dan Mark yang terus mengikutinya dari belakang. Namun, Ia semakin lama sebal sendiri! Haechan berbalik memandang Jeno dengan wajah kesal yang terlihat lucu bagi Jeno.
"Lo berdua kenapa ngikutin gue?!" Tanya Haechan
"Loh, kamar kita memang dilantai ini, nomor 6062 kalo lo mau tau dan bertamu." Ledek Jeno. Haechan terkejut dan merasa malu. Ah sial jiwa LAKIK nya lenyap begitu saja, ia benar benar malu dan sangat terlihat menggemaskan menurut Jeno.
Mark? ia sejak tadi sudah terus berjalan menuju kamar apartnya karena sedang malas mengganggu orang lain, tak seperti adiknya yang memang terbilang menyebalkan dan suka membuat onar. Ia juga bisa terbilang demikian, namun ia sedang malas karena mereka berdua baru saja mengikuti Papa mereka rapat.
Cklek, Ting!
Suara pintu terbuka dan kartu terdeteksi itu saling berbarengan dan membuat ketiga orang itu menoleh kesumber suara.
"Loh kak? Kenapa masih diluar? mana susu strawberry hyuck?" Tanya Donghyuck sebagai pelaku yang membuka pintu dan terlihat tidak peduli dengan dua pemuda asing yang menatap terkejut pada Donghyuck juga Haechan.
"Mereka mirip!!" kejut Jeno dan Mark dalam hati.
Mark melihat kearah Donghyuck dan Haechan secara bergantian, Donghyuck terlihat lebih bersih dan rapih ketimbang Haechan yang terlalu apa adanya dan seperti pemuda biasanya, bahkan tak terlihat seperti submissive pada umumnya.
Mark terpanah melihat keterbalikan Haechan, ia terkejut, heran, dan jantungnya tibatiba saja berdetak dua kali lipat lebih cepat. Kenapa dirinya ini? mendengar suara lucu dan lembut Donghyuck saja bisa membuat dirinya meleleh.
Berbeda dengan Jeno yang hampir pingsan karena terkejut melihat kemiripan Haechan dan Donghyuck, tunggu, kenapa dia sempat-sempatnya bingung yang mana pemuda yang ia jahili?!
"Lo punya kembaran?" Tanya Jeno.
Donghyuck yang mendengar suara asing mendongak, melihat siapa orang itu, setelah melihat itu ia memiringkan kepalanya bingung, siapa pemuda ini? dan itu sontak membuat Mark yang masih mematung memerhatikan nya merasa gemas sendiri.
"Hyung, lo kenapa?" Heran Jeno melihat kakaknya. Oh dia tahu.
"Bisaan lo hyung, udah ayok masuk, Eh manis, lainkali kita ke apart kalian ya!" Ucap Jeno sambil berjalan dan mendorong kakak nya masuk kedalam kamar. Haechan kembali mendelik geli dan meminta Donghyuck segera masuk.
"Kak, tadi itu siapa? kenapa manggil kakak manis? dia om-om ya?" Tanya Donghyuck bertubi-tubi karena ia tak pernah melihat pemuda tadi.
"Gatau, kakak juga gak kenal, udah kamu ambil makanan di plastik putih habis itu angetin, kakak mau masukin bahan-bahan masakan yang lain ke kulkas, nih nasi nya" Ucap Haechan sambil memberi 2 nasi instant pada Donghyuck dan menuju kulkas.
Sekarang kedua pemuda manis itu sedang sibuk sendiri dan berakhir makan odeng&tteok bersama. Memakan dengan khidmat dan menonton netflix sampai Donghyuck mengantuk, hanya Donghyuck, karena Haechan akan mabar dengan temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins with Twins | Markhyuck and Nochan
FanfictionSebuah kisah yang menceritakan Mark dan Jeno bertemu Cinta pertama mereka yang merupakan anak Kembar Keluarga Seo, Donghyuck dan Haechan. Keduanya memiliki wajah yang sangat mirip namun Sifat yang bertolak belakang. Donghyuck cenderung lebih ramah...