Perkara Kesiangan

55 20 7
                                    

Mohon maaf ya, kalau masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penggunaan kata atau kalimat yang salah, serta typo bertebaran atau kesalahan yang lainnya..

***

Happy Reading

_
_
_

"Pak!" panggil seorang gadis.

"Ada apa? Kesiangan lagi?" tanyanya kepada seorang gadis yang berdiri dibalik pagar yang tak jauh dari tempatnya berdiri. 

"Hehe ... pak Diman bisa bukain gerbangnya? Pak Diman ganteng deh!" ujar si gadis mencoba merayu seorang satpam agar membukakan gerbang.

"Maaf neng, neng Cici udah telah 15 menit yang lalu dari jam masuk," jelas pak satpam penjaga gerbang.

"Jadi neng mending pulang aja dari pada kena hukum sama guru BK," lanjutnya.

"Please lah pak, sekali ini lagi deh Cici gak bakalan telat. Please, kasih izin Cici buat masuk," mohon si gadis yang masih terus memohon untuk dibukakan gerbang.

"Maaf, sekali lagi bapak gak bisa bukain gerbangnya buat neng Cici. Neng Cici udah beberapa kali telat, nanti bapak kena omel sama atasan bapak kalau kasih izin terus neng Cici buat masuk," jelas pak Diman selaku satpam sekolah langsung pergi meninggalkan si gadis.

"Pak!" panggilnya lagi tapi tak dihiraukan oleh sang satpam.

"Ah ... kacau ...!!" desah si gadis.

"Gimana nih?! Gue gak bisa masuk!" pikirnya. 

Ya, ternyata gadis yang telat itu bernama Cici Permana Atmaja, dia masih duduk di kelas XI jurusan IPS.

Cici adalah seorang gadis yang sangat cantik, ceria, mudah bergaul, pintar, bar-bar, dan jika bisa dikatakan dia adalah primadona SMA Negeri Baratha.

Cici tinggal bersama ibu tirinya, karena kedua orang tua kandungnya sudah meninggal.

Ibu tirinya tidak menyayanginya dengan baik semenjak kepergian sang ayah. Cici selalu ditekan oleh sang ibu dan harus selalu menuruti apa saja keinginan ibu tirinya itu.

Sang bunda meninggal saat dimana dirinya telah dilahirkan. Tak lama sang ayah menikah lagi dengan perempuan yang bernama Rina, yang Cici sebut dengan sebutan ibu lebih tepatnya ibu tiri.

Sang ayah meninggal saat dimana Cici baru menginjak bangku kelas X.

Beruntung Cici mendapat beasiswa, berkat kerja keras dan prestasinya yang bagus, dia bisa bersekolah di SMA Negeri Baratha, yang terkenal dengan sekolah terelit dikotanya.

Cici terus berjalan ke kanan dan ke kiri memikirkan bagaimana caranya dia bisa masuk tanpa harus ketahuan.

"Oh iya, gue baru inget. Dibelakang sekolah ini 'kan ada pagar," pikir Cici sambil berjalan menghampiri belakang sekolah.

"Hups! Gue harus bisa menaiki pagar ini," gumamnya sambil mengambil ancang-ancang menaiki pagar.

Cici sudah berada diatas pagar, tapi Cici kesulitan untuk turun karena tasnya menyangkut pada pagar besi. Alhasil Cici memaksa menariknya dan ternyata tubuhnya kurang keseimbangan dan akhirnya ... terjatuh!

Brakkk!

"Arghhh ...!!" jeritnya sambil menutup kedua matanya karena kaget.

Tanpa di duga oleh Cici ada yang telah menolongnya yang ternyata tak sengaja melewati tempat itu.

Cici tersadar karena dia tidak merasakan sakit atas jatuhnya ke tanah, dia merasa ada kasur penyelamat yang telah menolongnya. Dan tanpa Cici ketahui dia telah  menindih seseorang dibawahnya.

Cici Permana AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang