38. Tidak Baik-Baik Saja

618 30 0
                                    

Hasan

Kamu dimana sekarang?

Kapan pulang?

Udah makan belum?

Aku sekarang lagi kumpul sama yang lain di Restoran bawah hotel, kalau kamu udah balik bilang aku.

Saat mereka sedang menunggu Anggi dari toilet sebelum mereka balik ke hotel Claudia mengecek dulu ponselnya dan ternyata ada pesan dari Hasan yang dikirim dua puluh menit yang lalu.

Aku lagi di Cafe gak jauh dari hotel. Dan udah makan. Bentar lagi balik ke hotel.

Setelah membalas pesan Hasan, Claudia memasukan kembali ponselnya. Dia masih sedikit kesal dengan Hasan. Tapi seperti biasa jika habis berdebat seperti ini Hasan akan bersikap sepeti tidak pernah terjadi apapun dianatara mereka.

Setelah Anggi kembali dari toilet, mereka pergi dari cafe menggunakan taxi untuk kembali ke hotel.

Tidak butuh waktu lama mereka sudah sampai di hotel mereka menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mengobrol dan berjalan-jalan sampai pukul sembilan lumayan lama juga.

"Kalian udah pada tau kan Pacar kita lagi pada kumpul di Resto hotel ini, kita kesana bentar ya buat ngambil kunci kamar." Tanya Anggi saat mereka sedang berjalan di loby.

"Yaudah ayo." Kania menyetujui ucapan Anggi sedangkan Claudia tidak banyak bicara dia mengikuti mereka.

Saat memasuki area Restoran yang tidak begitu ramai, dari kejauhan Claudia melihat Hasan dan teman-temannya menempati meja dekat kolam renang.

Mereka terlihat sedang mengobrol dan tertawa, samar-samar suara obrolan mereka terdengar.

"Anjirr si Hasan, dia mana mau menikah. Dulu kan doyannya fwban doang. Dia bisa pacaran sampe tiga tahun kaya gini aja udah suatu keajaiban menurut gue." Ucapan dari salah satu pria disana cukup terdengar oleh Claudia.

"Bener banget, gue gak nyangka Hasan bisa tobat begini. Gue salut sama ceweknya, bisa bikin Hasan terikat kaya gini. Hasan kan biasanya gak bisa terikat."

"Omongan lo apaan sih, Diikat emang gue apaan di ikat." Semua tertawa dengan tanggapan Hasan.

"Lo kan Anjing liar yang emang harus diikat San."

"Nah karena gue anjing liar ya gak boleh diikat lah. Bakal berontak, harusnya yang diikat tuh Anjing peliharaan yang jinak. Buat diajak jalan-jalan sore."

"Analogi lo aneh San."

"Ya lagian lo duluan, jangan nyuruh-nyuruh gue nyusul nikah. Kalian duluan aja silahkan. Gue mau menikmati hidup gue dulu sama pacar gue." Ucapan Hasan saat ini membuat Claudia memelankan jalannya dan sedikit merasa kecewa, percakapan ini memberi Claudia sebuah informasi secara tidak langsung bahwa Hasan memang masih ingin hidup bebas dan belum mau terikat. Dia masih ingin menjalani hubungan seperti ini.

"Udahlah, lo semua gak akan bener ngomongin pernikahan Sama Hasan dan Satria mereka belum pada mikir kesana." Candra kini ikut menanggapi ucapan itu juga, mereka saat ini tengah melingkar sambil merokok.

Claudia menatap ke arah Kania, dia ingin melihat bagaiaman reaksinya Kania saat mendengar Satria juga memang belum mau serius dengan hubungan mereka. Kania saat ini berwajah biasa saja, dia terlalu santai. Tidak sama dengan Claudia yang berusaha untuk menutupi kekecewaannya.

"Sayang, mana kunci kamar."Anggi yang memang sudah berjalan duluan kini mulai berbicara kepada Candra.

Hal itu membuat perkumpulan para pria di meja ini menatap ke arah Anggi, Claudia dan Kania. Begitupun Hasan dia membalikan tubuhnya yang sedari tadi membelakangi arah kedatangan Claudia.

Belum Usai (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang