2. Mengobati

947 47 1
                                    

Javier membuka kaca jendela rumah dengan tubuh penuh luka. Suara yang ditimbulkan Javier ternyata membangunkan Celine yang sudah tidur satu jam lalu. Perempuan itu bangkit dengan kesadaran yang masih belum sepenuhnya hingga tatapan keduanya bertemu dengan Javier yang tersenyum dan Celine yang terkejut. Keterkejutan Celine tidak berhenti di situ ketika Javier membuka kaus nya.

"Sayang bisa bantu aku mengobatinya? Perutku terasa panas karena tadi tergores pisau."

Celine menghampiri Javier, memukul kepala pria itu. "Kau menguntit ku?"

"Pertanyaan yang kau ajukan di situasi yang salah," balas Javier terkekeh namun sedetik kemudian meringis sembari mencengkeram kuat lengan sofa. "Obati dulu lukaku, jawaban yang kau butuhkan akan aku beri."

Celine pergi ke belakang. Suara benda saling beradu terdengar sampai ruang tamu, Javier dapat melihat Celine karena tidak ada pembatas antara ruang satu dengan ruang satunya.

"Rumah mu sangat rapi, aku suka desain nya. Sepertinya cocok kalau kau menambah seseorang untuk menemani di sini." Javier merebahkan tubuh. "Contohnya aku, aku akan menjagamu, memasak makanan untukmu, menjadi teman ranjang mu salah satunya."

Celine memukul badan Javier dengan kain. "Tutup mulutmu Pak Tua atau aku akan membuatmu kehilangan banyak darah dan mati mengenaskan."

Javier menarik leher Celine hingga wajah keduanya berhadapan. "Kau akan masuk penjara dengan kasus percobaan pembunuhan."

Celine mendorong wajah Javier dia berdecih sembari membersihkan luka di perut dan lengan pria itu. "Apa di sini saja luka nya?"

Javier mengangkat bahu. Dia duduk dan membalikkan badan. Celine mengembuskan napas panjang melihat ruam merah dan darah di sana. "Kau habis bertarung dengan ayam tetangga atau dengan perampok?"

Javier tertawa kecil dia menoleh menatap wajah serius Celine yang terlihat cantik dan kesal di waktu bersamaan. "Lelucon orang dewasa sangat menggelikan tapi aku menyukainya.

Seseorang datang dan mengajak ku bertarung. Sebenarnya bisa saja aku tidak luka namun mereka membawa banyak orang sedangkan aku sendirian. Kalau kau di sana aku akan memperlihatkan pertunjukan yang seru ke padamu sebagai kencan yang mengesankan dan selalu diingat."

"Oh, iya? Aku turut prihatin atas peristiwa yang kau alami. Kenapa mereka tidak membunuhmu saja?" Celetukan Celine membuat Javier tertawa keras.

"Nanti kau rindu denganku dan menangis sampai matamu membengkak," sahut Javier dia menyandarkan tubuhnya perlahan sambil dibantu oleh perempuan itu. Ketika Celine bangkit, Javier menahannya. Dia mengangkat tubuh perempuan itu ke atas pahanya. "Kau sexy sekali. Aku ingin mencium sekujur tubuhmu."

Celine menahan tubuhnya dengan berpegangan di pundak Javier ketika pria itu mendorong semakin maju. "Berani kau mencium ku, pukulan di pipi kau dapatkan. Sekarang lepaskan tanganmu dari pinggangku dan biarkan aku turun Pria Tua."

Javier tidak mempedulikan perkataan Celine. Dia memejamkan mata masih dengan posisi Celine di atas tubuhnya. "Kau berat sekali, kakiku sampai kram."

Perempuan itu berdecak merasa tersinggung. Dia mencoba turun namun halangan tangan Javier membuatnya tidak bisa dan membuat pria itu meringis merasakan gesekan di lukanya. "Oh, sayang jangan bergerak kau membuatku kesakitan."

Javier membuka mata dia memiringkan kepala seraya mengamati keseluruhan tubuh Celine yang hanya terbalut gaun tidur. "Aku bercanda sayang kau tidak sepenuhnya berat. Kau ringan sekali sampai aku ingin membawamu ke bawah tubuhku."

Memutar bola mata. Celine memukul pundak pria itu. "Jago sekali mulutmu ini membual Pak Tua. Aku sampai ingin melayang." Celine mengelus bawah bibir Javier.

Keterkejutan Celine bertambah ketika pria itu mengulum jarinya.

"Itu bukan omong kosong itu kenyataannya. By the way jarimu manis sekali, kau habis melakukan apa?" Alis Javier naik turun menggoda.

Celine membuang napas agar kemarahannya tidak meledak. Celine membenarkan posisi duduknya. "Kau menguntit ku?" Pertanyaan yang tadi Celine pertanyakan kembali di ulang. Dia menatap tepat di manik pria itu yang sialnya memesona untuk dilihat terus.

Javier mengangguk. Tangannya turun ke bawah meremas sekitar pinggul Celine. "Aku ingin tahu di mana letak rumah kekasihku ini. Perempuan yang keras kepala, membuatku ingin memakannya saja."

Celine tidak menjawab dia hanya terkekeh. Pandangan Celine terpaku di garis bekas luka di dada dan tato di sana. "Kau memiliki banyak luka Pak-"

"Javier. Jangan memanggilku dengan sebutan Pak Tua, aku masih muda." Javier memotong ucapan Celine membuat perempuan itu menarik sudut bibirnya.

Dia kembali mengamati luka di tubuh Javier, jemarinya mengikuti dan mengelus di sana. "Tidak mungkin kau hanya bertarung Vier. Kau bekerja apa? Tato mu juga sangat aneh."

Javier mencium jemari Celine. "Kau peduli denganku?" Javier menaikkan alisnya dia melihat respon yang diberikan Celine sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Suatu pekerjaan yang tidak boleh kau tahu, sayang. Tato di dadaku dan punggung hanya lambang."

Celine menatap mata Javier mencari kebohongan di sana. Namun Celine merasakan kalau ucapan pria di depannya sama sekali tidak tersirat kebohongan melainkan kejujuran. "Kenapa aku tidak boleh tahu?"

"Jadilah kekasihku kau akan tahu semuanya." Seringai tipis Javier membuat Celine memutar bola mata.

"Karena kau tidak boleh tahu sayang." Javier mengelus wajah Celine. Dia mencium bibir perempuan itu yang tanpa mendapatkan penolakan. Javier menekan leher belakang Celine agar ciuman semakin dalam. "Sekarang kau kekasihku."

Dengan napas terputus Celine menggelengkan kepala. "Tidak. Aku menolak."

"Ah, sepertinya caraku kurang memuaskan." Javier mencium sekilas dan membersihkan sekitar bibir Celine. "Sangat manis. Aku menyukainya."

Celine mengelus rambut Javier. "Kalau kau ingin aku menjadi kekasihmu. Lepaskan pekerjaan mu."

Javier diam tidak langsung memberi jawaban.

"Kalau tidak bisa aku enggan menjadikanmu kekasihku," tambah Celine. Dibalik kata itu terbesit rasa yang entah Celine sulit gambarkan.

Javier menganggukkan kepala. "Aku setuju."

"Oh, keputusan yang sangat cepat. Tetapi aku masih harus menyeleksi dirimu apakah cocok untukku atau tidak."

"Pastinya cocok kalaupun tidak aku akan memaksamu menjadi kekasihku." Javier membawa Celine ke dekapannya.


Bersambung

Javier Crazy Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang