Happy reading 🥰
Pagi ini Ami kembali berbicara dengan Abimanyu, ia kembali memintanya agar bersikap hangat kepada Arum. Usai berbicara dengan istrinya, Abimanyu dan Arum berangkat ke masjid dimana terjadinya akad.
"Sah ...!" terdengar dari dalam ponsel yang membuat beban yang ada di pundak Ami seakan terlepas. Senyum terukir di bibirnya.
Perlahan rasa sakit mulai ia rasakan, tubuhnya dibalut oleh luka dan darah. Ia hanya bisa terus bersyahadat mengingat Allah.
Sementara itu disisi lain, 'Ya Allah mengapa hati hamba begitu gelisah?' batin Abimanyu.
"Mas," panggil Arum saat ia melihat sang empu sedang melamun.
Abimanyu menoleh, melukiskan senyum di bibirnya. "Ada apa Rum?"
"Mas kenapa? Apa ada sesuatu yang membuat mas gelisah?"
"Tidak Rum," jawabnya.
"Kalau begitu mari kita pulang. Nggak enak sama Ami yang harus menjaga anak-anak."
Mereka langsung berpamitan, lagi pula mereka juga akan mengurus resepsi yang akan di adakan besok.
"Abi! Umi!" teriak ke empat bocah yang tengah berlari ke arahnya.
"Aras, Aris, Ayra, Zaki, dimana Umi Ami?" tanya Abimanyu saat mereka sudah memeluk Arum.
"Umi lagi istilahat," jawab Ayra.
'Ada apa dengan Ami? Apa dia tidak ikhlas dengan pernikahan ini? Tapi bukan kah dia yang melamar Arum?' batin Abimanyu bertanya-tanya.
Arum mensejajarkan tingginya dengan ke empat anak-anaknya. "Kalian kesini sama siapa?"
Aras menunjuk ke arah Mobil berwarna putih. "Assalamualaikum," sapa sepasang suami istri.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
"Maaf jika kami mengganggu. Rumah kalian terlihat kosong, Ami juga tidak dapat dihubungi, makanya aku membawanya kesini," jelas Rara.
Abimanyu mengangkat sebelah alisnya, "Mengapa anak-anak bersama kalian?"
"Aku yang mengajaknya ke taman pagi tadi," jawab Abizar.
"Iya, Ami juga di ajak tapi katanya mau ngurus resepsi."
"Hmm, terimakasih karena sudah berpartisipasi dalam hal ini."
Rara menoleh, melihat sahabatnya itu. "Iya," jawabnya ramah.
"Abi, Abi mau beli es," pinta Ayra sembari menarik tangan Abimanyu.
"Alas juga mau Bi."
"Kalian mau es? Mari ikut Ummi ke sebelah sana," ajak Arum sembari memegang tangan Ayra dan juga Aras.
Zaki dan Aris hanya diam, toh ia yakin bahwa uminya bakalan membawakan juga untuk mereka.
"Afwan, ana izin kesana sebentar," izin Arum lalu membawa Ayra dan juga Aras.
Ponsel Abizar berdering, menandakan adanya pesan masuk. "Ra, Halwa ada dirumah," bisiknya.
"Bi, maaf yah, kami harus pamit sekarang. Selamat untuk pernikahan kalian, semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warohmah."
"Aamiin, Syukron do'anya."
"Iya, kalau begitu kami pamit, Assalamualaikum,"
Usai mengantar Rara dan juga Abizar, Abimanyu mengajak anak-anak nya untuk ke Vila tempat resepsi yang akan di laksanakan besok. Sekaligus menjemput istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)
Ficción General"Aaaa!!! OKAASAN!!!!" teriak Ami sambil memejamkan matanya lalu menutup dirinya dengan selimut. "OKAASAN (Mama)," gumam Ami, seluruh tubuhnya bergetar, panas dingin sudah mulai ia rasakan. Ia terisak, "PAPA!!! Ni-CHAN (Kakak laki-laki)," teriak Am...