*yang kemaren rencananya update kamis/jum'at diganti ke hari minggu :) Read it slowly
•
•
____
Keheningan menyelimuti Bentley yang di kendarai oleh Lisa dan Frédéric, kedua insan tersebut memiliki pemikiran mereka sendiri terhadap situasi yang terjadi sebelumnya.
Bentley tersebut berhenti perlahan di persimpangan saat traffic lights dalam keadaan merah. Mencoba memecah kehenigan, Lisa memalingkan wajahnya ke arah Frédéric, "Kita akan kemana?"
Frédéric menoleh pada Lisa dan menjawab, "Aku tidak yakin."
Lisa tampak berpikir. Kemudian terbesitlah suatu hal di kepalanya.
"Bukankah kita seharusnya makan malam bersama? Itu berarti kita makan di restoran kan?"
Mendengar hal itu, Frédéric mengernyitkan keningnya tak yakin dengan apa yang Lisa maksudkan. "Hm, ya?"
Frédéric awalnya tampak kebingungan kenapa Lisa menanyakan hal itu, namun akhirnya Frédéric paham. Lisa tidak menolak untuk makan bersama, hanya saja jelas gadis itu pasti memiliki banyak kekhawatiran tentang hal tersebut.
Memahami apa yang dikhawatirkan oleh gadis itu, Frédéric mengendurkan kerutan di kening dan mengalah tak ingin bersiap egois. "Bagaimana jika kita makan bersama di apartemenmu saja? Aku rasa kita lebih leluasa dan kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal lain."
Mendengarkan hal itu, tentu saja Lisa langsung menyetujuinya, itu persis seperti yang Lisa pikirkan. Ia tak menyangka Frédéric akan berpikir ide yang sama. "Aku setuju. Tapi kita perlu membeli bahan untuk mema-... ah maksudku aku bisa memasak untuk makan malam. Namun jika kamu tidak terbiasa, kita bisa memesan. Lagi pula kamu yang mengajakku."
Belum sempat Frédéric menjawab, suara klakson pengendara lain berbunyi. Ternyata traffic lights sudah berubah ke hijau.
Bentley tersebut bergerak kembali. Setelahnya Frédéric pun kembali menoleh ke arah Lisa dan menjawab, "Aku suka masakan rumahan."
Lisa tampak seneng mendengar hal itu. "Itu bagus! Bisakah kita mampir untuk membeli beberapa bahan?"
Frédéric menganggukkan kepalanya, "Hm."
.
Di Mansion Keluarga Arnault
Dua mercedes baru saja tiba di mansion. Mereka ialah Tuan Bernard, Nyonya Hélène, Alex serta istrinya yang baru saja kembali dari LVMH's Art & Foundation.
"Jean, kamu sendiri nak? Di mana Frédéric, bukankah dia bersamamu?" tanya Nyonya Hélène saat melihat Jean yang bersantai sendirian.
Jean menoleh ke arah ibunya, Jean berpikir haruskah ia memberi tau ibunya yang sebenarnya? Tapi ia mungkin hanya tinggal mayat jika berbicara sembarangan tanpa izin Frédéric.
Jean sadar dari lamunannya, "Huh? Entah lah bu, kurasa dia menemui teman-temannya."
Nyonya Hélène mengangguk, anak keduanya mungkin bertemu temannya setelah lama tidak berjumpa. "Hem baiklah." Nyonya Hélène dan Tuan Bernard melangkah untuk pergi ke kamar mereka.
Alex dan istrinya Geraldine masih berada di ruang santai. Setelah memastikan kedua orang tuanya menjauh dari sana, ia mulai menginterogasi Jean. "Jadi katakan ada apa sebenarnya. Kemana Frédéric."
Jean melotot ke arah Alex, "Haish jangan tanya padaku, tanya pada Frédéric! Dia melarangku untuk mengatakan apapun!"
Geraldine tertawa, ia pun turut bertanya, "Memangnya ada apa? Apa kau membuat masalah untuknya?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Only We Know
Fanfiction[Something Only We Know] - Fanfiction •《Update every Monday》 . I'm just ask for someone to rely on But what i got was everything i dreaming of