Part 58 Ending

65 2 0
                                    

Happy reading 🍀

"Abang Ariz!" teriak seorang gadis berniqob sembari berlari kearah pria yang baru saja dilantik sebagai tentara tersebut.

"Ayra hati-hati, awas jatuh," tegur Zaki yang menyusulnya dari belakang.

Ayra langsung memukul pundak pria berpakaian loreng tersebut. "Ciee yang sudah jadi tentara," puji Ayra.

"Riz, selamat yah," ucap Zaki sembari memberikan sebuket bunga.

Ariz menoleh ke belakang, mencari kedua orang tuanya. "Umi sama Abi Ada dimana?" tanya Ariz.

"Biasa, lagi pacaran di dalam mobil," ucap Ayra disertai kekehan.

"Ma sya Allah putriku!" ucap seseorang pria paruh baya yang berdiri tepat di belakangnya.

Ayra menoleh ke belakang lalu terkekeh kecil ketika kedua netranya melihat sang Abi dan juga Uminya berdiri di belakang nya sambil bergandengan tangan.

"Hehehe Ayra minta maaf."

"Jail sekali adik mu ini Ki," ucap Arum kepada Zaki.

"Maklum lah Umi, putri bungsu," jawab Zaki yang membuat semua orang tertawa.

"Ih, Abang Zaki kok nggak bela Ira sih!" pekik Ayra tidak suka.

"Assalamualaikum," ucap seorang Pria tampan dengan baju kokoh berjalan ke arah mereka.

Ayra menatap Pria tersebut, ia lalu menghampirinya. "Abang Aras," ucapnya lalu menggandeng tangannya.

"Kapan sampai?" tanya Abimanyu.

"Baru aja Bi."

"Bang, foto bareng yuk," ajak Ayra sembari memperlihatkan kamera yang ia bawa.

"Boleh," ucap ketiga abangnya.

Abimanyu menatap anak-anaknya. 'Mi, anak-anak kita sudah dewasa, tampan dan juga cantik,' batin Abimanyu sedih.

"Ami pasti bangga melihat anak-anak sudah pada dewasa," ucap Arum yang seakan mengerti apa yang dipikirkan suaminya.

Abimanyu tersenyum, ia menyandarkan kepalanya di pundak sang istri. "Kamu benar, Ami pasti bangga melihat ini semua," ucapnya lalu memegang tangan istrinya.

"Terimakasih karena kamu selalu ada untuk kami," lanjutnya.

"Tidak, justru aku lah yang harus berterimakasih karena Mas sudah menerima ku."

"Abi, Umi, ayo masuk," ajak Ayra yang sudah tidak sabaran untuk berfoto.

"Lihat putri kita, dia sangat mirip dengannya," ucap Arum terkekeh.

"Iya, dia benar-benar mirip seperti Umi nya," seru Abimanyu sembari menyentil hidung Arum yang tertutup niqob.

"Abi, udah dulu gombalnya nanti part duanya di rumah saja," ucap Ayra lagi.

"Hahah, Ayra, Ayra, kamu ini mirip sekali dengan Umi mu," gumam Abimanyu.

...

"Abang Aras kapan berangkat?" tanya Ayra yang kini tengah duduk di sofa berhadapan dengan ke tiga kakaknya.

"In sya Allah besok," jawab Aras.

"Apa tidak bisa lebih lama lagi?" tanya Ariz.

"Aku cuman bisa cuti dua hari, bagaimana dengan mu Ki? Kapan kamu akan berangkat?" Aras menatap kearah Zaki.

"Mungkin bulan depan," jawab Zaki.

"Huh, berarti bulan depan Ayra sendiri lagi dong. Abang Aras berangkat ke Kairo, Abang Zaki ke Tarim, Ariz juga bakalan satgas, terus Ayra sama siapa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang