02

482 50 10
                                    

🍞🍞🍞

Zinnia membuka pintu rumahnya, karena terlalu lelah dan mengantuk dia sampai mengabaikan ibunya dan ayahnya yang asik bicara di ruang tengah. Dia melanjutkan jalannya ke kamarnya.

Ceklek

Menaruh tasnya dan menjatuhkan tubuhnya diatas kasur dengan mata yang terpejam, tak lama kemudian dia kembali membuka matanya. Menatap langit-langit kamarnya sembari menarik ikat rambutnya.

"Huft!" helanya.

Tak lama kemudian, suara sering handphone membuyarkan lamunan Zinnia. Gadis itu bangun dan meraih handphone dan segera mengangkat telepon itu.

"Halo?"

"Tolong! Tolongin gue Zin! Gue dikejar sama om-om pembunuh!"

Ucapan temannya yaitu Celline, membuat Zinnia langsung berdiri dengan rasa ikut takutnya. "Ha!? Pembunuh? Lo dimana?"

"Gue sembunyi di gang sempit, please tolongin gue! Gue takut.. Dia nyeret mayat Zin.. Hiks.. Hiks.. Gue takut, tolongin gue.."

Zinnia menjadi ikut kepikiran, dia harus menolong temannya itu. "Oke! Gue bakal kesana, lo dijalan mana?"

"Jalan **** tolong cepetan Zin, gue ngga bisa lama-lama sembunyi di sini.. Sesak"

"Tunggu, gue otw!"

Zinnia langsung bergegas mengambil kunci mobilnya dan langsung keluar dari kamar, dan berlari menuruni anak tangga. Dia kembali melewati ibu dan ayahnya, saat hendak membuka pintu dia diberhentikan dengan ucapan ibunya.

"Zinnia, kamu mau kemana? Ko tergesa-gesa" tanya sang ibu.

Zinnia mengangguk-angguk, "keluar bentar ma!" jawabnya dan membuka pintu lalu berlari kearah bagasi.

Dia mulai menyalakan mobilnya dan mempercepat gas mobilnya, rasanya sangat tidak enak. Jantungnya berdetak dengan kencang, dia semakin khawatir dan ketakutan memikirkan bagaimana keadaan Celline saat ini.

Sambil perjalanan, dia memutuskan untuk meminta tolong pada kekasih temannya itu tapi sialnya dia lupa membawa handphone. "Sial! Kenapa pake lupa sih!? Aaaaahh!!" ucapnya dengan kesal.

Zinnia gila, dia menyalip beberapa mobil dengan kecepatan tinggi. Bahkan lampu merah dia terobos tanpa memperdulikan resikonya, dasar gadis bar-bar.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, dia memberhentikan mobilnya dipinggir jalanan sepi yang sudah diinfokan dari Celline. Saat Zinnia melihat sekitar, dia rasa jalanan ini sangat seram, dengan lampu yang berkedap-kedip.

"Duh kok serem gini ya.. Celline juga ngapain sih ko bisa nyasar sampe sini! Gila tuh anak" ucapnya.

Dia buka pintu mobilnya, sambil membawa payung untuk dijadikan senjata untuk berjaga-jaga. Dia lewati jalanan itu sambil menengak-nengok kekanan kiri untuk melihat ada apakah ada orang lain disini.

Dia liat sebuah gang kecil dan sempit, seperti yang diucapkan Celline. Dia tersenyum dan berlari masuk kedalamnya, karena tidak berjaga-jaga dia dibuat terpleset dengan tingkahnya.

Bruk

"Awh! Guguk! Pake jatoh segala!" kesalnya.

Mr. Kai's Young Wife [TDK LANJUT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang