Bab 1

11 2 0
                                    

Naifa Azalea yang biasa dipanggil Lea, gadis sejuta impian dengan usahanya yang hanya tidur dan bermalas-malasan. Begitulah manusia yang kurang bersyukur banyak mimpi tapi malas untuk berusaha. Lea sudah bangun dengan posisi yang masih berbaring bukannya bangun dia malah mengambil hp.

"Lea sholat subuh duluuu," teriak Disa ibu Lea.

"Iya bu," sahut Lea yang belum juga merubah posisi.

Disa yang baru saja memasuki kamar Lea menarik tangan anaknya, "Cepat bangun keburu matahari terbit, udah besar juga masih males gini,"

Setelahnya Lea bangun segera melaksanakan sholat lalu mandi dan siap-siap berangkat sekolah. Lea sudah siap dengan pakaian putih abu-abu berjalan menuju dapur yang sudah ada kakak, ayah dan ibunya.

"Mas lu pulang jam berapa? Gue mau nebeng, males tau naik angkot nunggu lama poll," ucap Lea yang sudah duduk disebelah Arka.

"Ngga tau, tinggal nebeng ke Ayra aja sih, gue mau pergi sama temen udah janji juga," kata Arka.

"Dihhh, yaudah deh," lesu Lea.

"Emang ada janji mau kemana kamu Arka? Kalau bisa anterin adikmu pulang dulu, dia perempuan bahaya kalau pulang sendiri," kata Wisnu ayah Arka dan Lea.

"Latihan futsal yah, buat pertandingan bulan depan," jelas Arka.

"Yaudah Lea naik angkot aja ya? Sekarang abisin dulu sarapannya biar ngga telat," ucap Disa.

Mereka pun makan dengan kondisi diam, setelah itu Arka dan Lea berangkat sekolah dan Wisnu berangkat kerja menyisakan Disa sendiri dirumah.

Arka dan Lea satu sekolah hanya berbeda tingkat kelas Lea yang masih menduduki kelas 10 sedangkan Arka kelas 11.

Membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di SMA Pancasila yang terletak di tengah kota, dan salah satu SMA favorit tetapi untuk biaya sekolah ini tidaklah mahal masih terbilang standar.

Setelah Arka sampai di parkiran sekolah Lea turun dari motor Arka dan berpamitan untuk lebih dulu ke kelasnya. Dilorong yang belum ramai Lea berjalan dengan tenang dan tidak terburu-buru ke kelasnya, tetapi tiba-tiba ada yang menubruk Lea.

Bruk

"Aduhhhhh,,,sakit tau jalannya yang bener napa. Jalan lebar gini juga," keluh Lea yang masih tersungkur.

"Sorry," kata cowo yang nabrak tanpa ada niat membantu Lea.

Dengan perasaan kesal Lea berdiri dan menghadap ke cowo tersebut. Setelah tau siapa yang menabrak, Lea bukannya marah malah terkagum-kagum. Siapa yang ngga kagum coba kalau yang nabrak ganteng poll, sakitnya hilang well haha.

Dalam hati Lea 'Ganteng banget gilaaa, ini gue harus marah atau bersyukur nih'

"Ya udah lah sana, gue mau lewat," ucap Lea dengan gaya sok cool.

"Oke," melangkah pergi dari Lea

"Hah," gumam Lea dengan wajah cengo.

Lea pikir cowo tadi akan meminta maaf berulang kali dan membantunya berjalan ke kelas. Meskipun dia tidak ada yang luka. Begitu percaya diri sekali Lea ini.

Sesampainya di kelas Lea langsung duduk dan minum, cape juga ya naik tangga kapan tangga sekolah jadi eskalator pikir Lea.

Beberapa menit kemudian Ayra teman sebangku Lea mendudukkan dirinya disamping Lea.

"Busett, itu keringet apa kolam dah. Abis maraton lo?" tanya Ayra teman sebangku Lea.

"Naik tangga cape, gue abis ditubruk cowo ganteng polll, lo kalau tau kayanya bakal pingsan deh, " ucap Lea.

NOT SENSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang