Arc 2 : Prolog

1.2K 159 7
                                    

[Raul PoV]

Ujian bertahan hidup telah berakhir, para siswa sekarang mendapatkan libur selama 10 hari. Beberapa ada yang pulang ke kampung halaman mereka dan beberapa ada yang tidak karena terlalu jauh dari ibukota.

Saat ini, aku sedang menuju ke Gedung Dewan Siswa untuk bertemu Ketua.

Jalanan di area akademi sangat kosong yang biasanya dipenuhi oleh murid-murid. Kurasa yang masih tinggal lebih memilih melakukan aktivitas di luar daripada berdiam diri di sini.

Sesampainya di Gedung Dewan Siswa, aku langsung menuju Kantor Ketua.

- Tok! Tok! Tok!

Setelah mengetuk pintu Kantor, aku menunggu sesaat izin masuk darinya.

"Masuklah."

Membuka pintu, terlihat seorang wanita berambut pirang tengah duduk membaca sebuah laporan. Mata birunya yang indah bagaikan langit yang cerah di siang hari.

"Ketua, ada apa kau memanggilku?" tanyaku padanya.

"Duduklah terlebih dahulu, Raul."

Aku melangkah mendekat lalu duduk di kursi yang ada di depan mejanya.

"Maaf mengganggu waktu liburanmu," kata Ketua Elena. "Aku membutuhkan seorang Partner untuk menghadiri rapat yang akan berlangsung di Istana."

Rapat, kah? Kurasa rapat ini penting hingga membuat seluruh anak Kaisar harus hadir. Mungkinkah ini akan berpengaruh terhadap suksesi pemilihan nanti?

"Partner? Bukankah lebih baik menyebutnya pengawal?" kataku meluruskan ucapan Ketua.

Setiap Pangeran dan Putri Kekaisaran berhak membawa satu pengikut atau pengawalnya ke ruangan rapat. Akan tetapi, sedari dulu Elena tidak pernah membawa siapapun karena satu-satunya bangsawan yang mendukungnya-Count Raymond de Chatelon selalu sibuk menjalankan tugasnya sebagai salah satu dari tujuh Grand Espada.

Grand Espada merupakan sebutan dari tujuh Ksatria terkuat yang ada di Kekaisaran. Semakin banyak Grand Espada yang berpihak ke salah satu kandidat, maka kesempatan mereka menang suksesi pemilihan ini semakin besar.

Masing-masing Grand Espada memiliki julukannya tersendiri. Julukan Count Raymond de Chatelon adalah The White Knight karena teknik berpedangnya sangat murni yang hanya menggunakan fisik dan sihir fisik saja.

"Mari tidak usah berdebat mengenai nama, oke?" kata Ketua Elena yang terlihat cemberut.

"Lalu, apakah yang lain tidak akan curiga mengenai aku yang menjadi pengawalmu?" tanyaku padanya memastikan. "Bagaimana jika terdengar rumor keluargaku mendukungmu dalam pemilihan ini, Ketua?"

"Tidak usah khawatir mengenai itu," jawab Ketua dengan santai. "Mereka tidak akan percaya jika hanya kau-si Bangsawan brengsek mengawalku dalam rapat itu menjadi pertanda bahwa Duke Alvaro mendukungku pada pemilihan nanti."

Mendengar wanita secantik dirinya menghinaku dengan santainya membuatku sedikit kesal.

"Ada apa? Kau ingin menyangkalnya?" tanya Elena tersenyum nakal.

"Tidak, aku orang yang memiliki prinsip 'Seekor Singa tidak akan mempedulikan pandangan dari kumpulan domba terhadap dirinya'."

Aku mendapatkan kata-kata itu dari Tywin Lannister dari series Game of Thrones.

"Terkadang kau memiliki pandangan yang unik, Raul," ucap Ketua yang terlihat pasrah. "Lebih baik kita bergegas ke pintu gerbang, akan ada kereta kuda istana yang menjemput kita di sana."

Kami lalu keluar dari gedung Dewan Siswa menuju gerbang utama Akademi.

Kira-kira apa saja yang akan dibahas dalam rapat ini? Di dalam game hanya ada beberapa scene yang menampilkan sebuah rapat di Istana Kekaisaran yaitu ketika Kaisar Philip mendeklarasikan perang terhadap Republik Venetia.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang