HN 61 🧸

40.3K 2.4K 72
                                    

Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah


























Shofia dan Zakky sudah sampai di Pesantren sore harinya dan ternyata di pesantren pun ada Hamdan, terlihat mobilnya sudha terparkir di garasi

Shofia masuk terlebih dulu tanpa membawa Raidan karna bayi itu digendong abinya

Kenapa bisa ?

Ya karna dia masih tidur jadi tidak memberontak

"Sendirian Shof ?" Tanya Abah

"Ndak bah"

Diruang tamu, Abah, Hamdan dan Fajrin sedang mengobrol pasal pembangunan Pesantren yg akan diperluas

"Assalamualaikum" ucap Zakky masuk rumah

"Waalaikumussalam" jawab serentak dan menatap siapa yg masuk

"Ya Allah Zakky, Miiii Zakky miiii" ucap Abah

Zakky langsung menyalami abahnya, mengucapkan banyak terimakasih karna sudah mau direpotkan dengan adanya Raidan

"Ya Allah mantuku pulang selamat, Alhamdulillah ya Allah" ucap Umi lalu mengulurkan tangannya memeluk menantunya itu

"Alhamdulillah makasih ya mi sudah jaga Shofia, mau direpotin anak dan istri Zakky"

"Gak ngerepotin mas, mereka juga anak cucu umi kok"

"Makasih mi"

Hamdan dan Fajrin pun ikut berdiri mereka kompak mencubit pipi kanan kiri Shofia membuat wanita itu meringis dan memegang kedua pipinya

"Kenapa sih ?" Tanya nya

"Jailnya ketularan Zakky, gak ngomong kalau Zakky sudah pulang" jawab Hamdan

Shofia terkekeh

"Kamu ini bisa bisanya ndak ngabarin, terus yg jemput Zakky siapa ? Kamu sendiri nyetir kesana ?" Tanya Fajrin

"Ndak lah bang, Mas Zakky pulang sendiri pakai Reo, jemputnya dilapangan aja"

"Sudah sudah, ini umi mau masak, mau merayakan kepulangan mantu dan eh berarti mertuamu juga sudah pulang Dan ?"

"Hah ? Oh iya, bentar tak bilang ke Adhifa mi"

"Hahahahaha bisa bisanya lupa mertua sendiri juga satgas ma" ucap Shofia

"Suruh kesini mas, makan bareng, mertua Shofia juga, suruh kesini, mertuanya Fajrin juga yah, suruh kesini semua kumpul semua, umi mau masak yg banyak" ucap umi kesenengan lalu berjalan menuju Dapur

"Umimu kalau lagi seneng ndak mau dipendem sendiri, pasti mintanya semua saudara kumpul" ucap Abah mengusap kepala Shofia

"Hehehe iya bah"

"Sudah duduk dulu disini apa dikamar, abah mau ke Asrama putra dulu"

Baru 2 langkah abah berjalan, Raidan bangun dan menatap siapa yg menggendongnya dan dia langsung ngamuk

Abah langsung menghampiri dan menggendong cucunya itu

"Kenapa toh abinya di grawak begitu ?" Tanya Abah menenangkan Raidan

"Belum kenal abinya Bah, dari siang gak mau deket deket abinya" jawab Shofia

"Oalah padahal setiap hari telfonan kok ndak kenal Rai ?"

"Biasa bah, mungkin juga baru liat secara langsung" jawab Zakky

"Ya udah abah bawa saja ke Asrama Putra"

"Berat bah" jawab Zakky

"Ndak, enteng ini sih kalau berat ya minta gendongin Santri putra aja"

Abah langsung keluar Ndalem dan berjalan kearah selatan menuju pondok putra

Sementara Shofia mengambil hpnya memberitau mertuanya jika sang umi mengundangnya di Pesantren tanpa memberitau bahwa Zakky sudah pulang

Keduanya lalu duduk di kursi tamu, menunggu kedua kakaknya yg masih dikamar untuk keluar

"Dek"

"Dalem"

"Kemarin pasukan pengganti mas ternyata ada yg alumni sini sayang"

"Serius mas ?"

"Iya cuma mas lupa namanya, dia awalnya manggil mas itu kalau lagi santai itu Gus ya mas gak nengok mas gak ngerasa ada nama Gus, kan mas biasa dipanggil Lettu Zakky atau Zakky aja tiba tiba ada yg manggil Gus ya mas bodo amat"

"Hahaha terus gimana mas ?"

Zakky merangkul pinggang istrinya agar mendekat dan Shofia pun menyandarkan kepalanya di dada Zakky

"Mas awalnya masih biasa aja gitu sampai ada temen mas yg negur, katanya dipanggil sama orang tapi mas gak dengerin, mas nanya siapa orangnya, terus temen mas nunjukkin si Tentara yg alumni santri sini"

"Terus mas deketin dia ?"

"Iya mas nanya, tadi manggil ? Terus katanya, siap  iya Gus, ya mas bingung kok Gus lagi ?"

Shofia terkekeh mendengarnya, setahun lebih menjadi Gus disini suaminya memang tak biasa dengan panggilan itu

"Terus mas tanya, nama saya bukan Agus, Saya Lettu Zakky"

"Hahahahhahahaha" tawa Shofia pecah mendengarnya dan Zakky pun ikut tertawa

"Terus dia jawab sayang, Siap maaf Gus njenengan suaminya Ning Shofia kan ? Baru disitu mas inget kalau emang di Pesantren mas dapet julukan Gus"

"Terus, kenapa mas bisa tau dia alumni sini ?"

"Mas ngomong kok bisa kenal Ning Shofia dia jawab dia alumni sini tapi mas bilang jangan panggil mas gus saat di militer, gus hanya panggilan di pesantren"

"Nah kaya mas Hamdan berarti mas, mas Hamdan juga gak mau dipanggil Gus"

"Kalau adek gimana ?"

"Shofia juga di Yonif kan gak ada yg manggil ning semua manggilnya nama mas tapi dulu sih bu Zuhri, bu Langga, bu Wahyu, bu Gatot manggil Shofia Ning tapi Shofia bilang jangan, gak enak sama yg lain manggilnya samain aja"

"Jadi Ning Zakky dong kalau masih ada yg panggil adek ning"

"Iya hahahahaha jadi mas Zakky itu Gus apa Ning ?"

"Abi Zakky"

"Cieeeee yg udah dipanggil Abi"

"Mas seneng banget, lebih seneng kalau Raidan kalau gendong mas gak ngamuk kaya tadi"

"Hahahaha sabaaar, gak lama kok"

"Iya sih, oh ya sayang lanjutin cerita tadi yah yg di Papua, gara gara si santri ituu panggil mas Gus, setiap Jumat mas yg disuruh ngimamin Sholat Jumat, mas gak enak mau nolak nanti yg ada dibilang, Gus model apa disuruh ngimamin aja gak mau"

"Hahahahaha GUSuran"

"Hahahahhahaha"

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang