"Tony, jangan kaget dan dengarkan baik-baik."
Pertama kalinya Felix memanggil Tony ke ruang kerjanya yaitu pada hari setelah dia kembali ke kediamannya di San Diego. Tentu saja, Felix tidak kembali sendirian.
Segera setelah Isaac yang terluka akibat pertarungan melawan Cole, Benjamin yang shock karena insiden penculikan, dan Jessica Parker diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah menerima perawatan yang cukup, Felix membawa mereka semua ke kediamannya sesuai rencana.
Oleh karena itu, hari ketika mereka tiba terlihat sibuk di mana-mana, dan bahkan tidak ada waktu bagi Felix untuk berbicara dengan Tony. Hingga pagi ini saja, Felix belum mampu beradaptasi dengan suasana mansion yang bising, Felix sibuk dengan urusannya, begitupun dengan Tony kerepotan dengan pekerjaannya. Dan baru sore ini, Felix akhirnya bisa memanggil Tony.
Suasana ruang kerjanya tenang di sore yang sunyi. Seperti biasa, laut biru yang terhampar di bawah langit cerah dapat dilihat sekilas dari luar jendela besar, dan sinar matahari semakin lama semakin menyinari ruangan dengan terang. Saat itu semuanya terasa damai seolah tidak pernah ada masalah. Namun, Felix saat itu sedang berdiri di tengah ruangan, menatap Tony dengan ekspresi serius.
"Apa yang terjadi?"
Tony menelan ludah, tidak sanggup menyembunyikan ketegangan yang semakin meningkat. Felix, yang biasanya mengabaikan situasi apapun seolah-olah itu hanya lelucon, kali ini memasang suasana yang begitu serius sehingga bahu Tony menegang bahkan sebelum dia mendengar kata-kata Felix.
"Sebenarnya..."
"Tolong katakan."Setelah membawa Isaac dan Benjamin dengan selamat, suasananya jadi lebih bersahabat dari biasanya, jadi Tony merasa lega, tapi ada apa lagi ini? Tony sama sekali tidak tahu apa yang terjadi hingga membuat orang lain gugup dan was-was.
Keringat dingin membasahi punggung Tony. Pada saat itulah Tony menelan ludah ke tenggorokannya yang kering. Felix mengusap sudut mulutnya dengan tangan, dia tampak gugup dan perlahan mulai berbicara.
"Sebenarnya, Benjamin adalah anak kandungku."
Namun, pengakuan yang dilontarkan Felix dengan begitu serius terdengar konyol. Saking konyolnya sampai-sampai Tony tidak bisa berkata-kata dengan mulutnya yang setengah terbuka, tapi Felix, yang tak tahu apa-apa, terus melanjutkan ocehannya.
"Isaac, omega kampret yang selama ini aku cari-cari selama 4 tahun-, hmm, dia bilang dialah omega itu. Dan juga, dia melahirkan dan membesarkan anakku sendirian?! Astaga, apa itu masuk akal? Selama ini dia ada di sampingku dan aku tidak menyadarinya!"
"......."
"Kau terkejut kan? Tentu saja kau terkejut. Aku saja sangat terkejut hingga rasanya seperti mau pingsan, jadi kurasa kau, Tony, sama terkejutnya seperti aku. Tapi aku bisa menerimanya."Felix menyelesaikan perkataannya dengan cepat lalu menepuk pundak Tony dengan ekspresi dan sikap seriusnya. Tapi Tony ingin menangis rasanya. Itu karena dia tidak berani bilang kalau semua orang di dunia ini sudah curiga dan tahu fakta tersebut kecuali Felix.
Tidak peduli betapa tidak bijaksana dan tidak pengertiannya Felix Felice, dia akhirnya mengetahui kalau Benjamin, si Felix Felice versi kemasan sachet, adalah putranya. Dia akhirnya menyadari kalau Isaac adalah Omega yang dia cari-cari selama 4 tahun. Meskipun mereka sudah sering berhubungan, dia tidak pernah curiga kalau itu adalah orang yang sama.
Meskipun dia tidak menunjukkannya secara langsung, Tony pikir Felix akan mencurigainya dalam hati, tapi sesuai dugaan, Felix Felice sama sekali tidak berpikir sejauh itu. Melihat Felix menghianati dan menghancurkan harapannya Tony ingin meneteskan air mata.
"Begitu rupanya. Saya ucapkan selamat."
Tapi itu artinya Tony tidak bisa mengungkapkan perasaannya begitu saja kan. Tony berbicara dengan lembut, menelan mentah-mentah kemarahan dan kesedihan yang membara ke dalam tenggorokannya. Dia sudah tidak sanggup lagi, jadi dia menekan batang hidungnya dengan jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Benjamin (Book 3-5)
RomanceLanjutan manhwa chapter 45, versi novel. Terjemahan tidak 100% akurat. Khusus untuk kamu yang kangen sama Isaac dan gregetan karena manhwanya gak lanjut.