Kebenaran yang tak terduga itu adalah bukti, bahwa ceritamu benar-benar belum selesai.
****
"Oke Ly, lo sekarang coba posisi tubuhnya agak menyamping. Yap, ya kek gitu, tahan." Ucap Ardi, fotografer yang bekerja di perusahaan yang sama dengan Lily.
"Okey, sekarang coba pose nya agak klasik, agak nunduk dikit, oke pas." Ucapnya lagi sambil mengambil beberapa foto.
"Oke, sip. Pemotretan hari ini udah selesai." Ucap Ardi akhirnya.
Lily menghela napas lega telah menyelesaikan pemotretannya hari ini. Ia tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada staf dan teman-teman yang telah menyelesaikan pekerjaan mereka hari ini.
"Ini Ly, minumnya." Ucap salah satu rekan kerjanya sambil menyerahkan botol minum milik Lily.
"Thank you." Jawab Lily sambil tersenyum ramah, dan mengambil botol minumnya.
Lily pun duduk di salah satu kursi sambil mengecek ponselnya, mungkin saja ada pesan dari Asher. Tetapi saat ia memeriksa pesan-pesan yang masuk, bukan hanya dari Asher tetapi Salsa telah mengirimkan spam pesan padanya.
Semenjak seminggu lalu, setelah ia menerima hadiah boneka itu di hari ulangtahunnya, Lily tidak pernah membalas pesan Salsa. Ia bahkan tidak mengangkat telpon dari gadis itu.
Lily ketakutan, entah kenapa Lily tidak berminat mencari tahu maksud dari mimpinya dan membuang boneka itu ke tong sampah. Jangankan mencari tahu, mengingatnya saja sudah membuat dadanya sesak. Ia takut akan menjadi benar-benar gila karena melihat hal-hal menakutkan yang tidak pernah ia alami.
Terlebih ia mengingat bekas luka yang dimiliki Salsa. Bekas luka itu sungguh mengingatkannya pada kejadian malam itu, saat ia di dorong dari jembatan.
Lily tidak ingin berprasangka, tetapi perasaan nya buruk.
Jika memang gadis itu pelakunya, apa motif nya?
Kehidupan sebelumnya pun, Lily tidak pernah terlibat dengannya.
Hah.... sungguh frustasi.
Drrtt.....
Salsa Calling....
Melihat nama itu terpampang jelas di layar ponsel, membuat Lily memilih menonaktifkan ponselnya.
"Maafin gue sal, gue bakal hubungin lo kalau mental gue udah siap." Gumamnya dengan perasaan yang tidak enak.
Akhirnya Lily memilih untuk merapikan barang-barang miliknya saja dan bersiap pulang.
Saat Lily berjalan keluar dari kantor, ia hendak menuju tempat mobilnya parkir. Tetapi langkahnya terhenti ketika melihat Salsa tengah berdiri di sana. Jantung Lily berpacu sangat cepat, bayang-bayang dari mimpinya membuatnya takut.
"Kak!" Panggil Salsa riang sambil melambaikan tangan, tetapi gadis itu heran melihat Lily yang hanya berdiam di tempat dengan wajah tak senang, akhirnya ia pun berjalan menghampiri Lily.
"Kak Ly, baru selesai kerja?" Tanya Salsa basa-basi, tetapi pertanyaan itu tak ditanggapi oleh Lily.
"Lo kemana aja sih selama ini? Pesan gue gak pernah dibales, telpon juga gak pernah diangkat. Sibuk banget ya lo?" Tanya Salsa lagi dengan nada kesal yang dibuat-buat. Tetapi lagi-lagi pertanyaannya tak dijawab.
"Kak kenapa sih? Kok diem aja?" Salsa menyenggol lengan Lily hingga membuat Lily sedikit tersentak. "Eh, btw kado gue--"
"S-Sorry sal, gue harus pergi." Ucap Lily sambil berjalan melewati Salsa begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIA (END)
FantasyIni semua adalah tentang memoria (ingatan) dari kehidupan sebelumnya. Tapi bukan cerita pengulangan waktu, biasa. Tak pernah terpikirkan oleh Lily bahwa dirinya akan diberi kesempatan kedua untuk kembali hidup. Seumur hidupnya, hanya ia habiskan un...