Taman bermain, langit malam, dan sinar rembulan menjadi teman setia Paris dan Zero. Duduk berdampingan di bangku ayunan diselimuti oleh kedamaian malam dan asap rokok melayang bebas di udara menandakan ketidaktenangan. Setiap tarikan napas yang Paris lakukan, ia mendengar dan membiarkan kepalanya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak masuk akal.
Tidak ada percakapan yang menghiasi Paris dan Zero. Keduanya mencari ketenangan dalam hembusan rokok. Kepulan asap kelabu tersebut mengambang bak membawa isi kepala yang begitu ribut dicampur dengan perasaan campur aduk yang tidak dapad dijelaskan. Wajah Paris dan Zero yang biasanya bersemangat sekarang terlukiskan dengan tatapan datar karena beban pikiran yang sulit untuk diungkapkan.
"Aku begitu banyak memberikanmu pengaruh buruk."
Paris menarik sebatang rokok yang baru saja ia hisap lalu menatap Zero yang berada disampingnya. "Bertemu atau tidak, pada akhirnya aku tetap seperti ini. Asal kau tahu, aku sudah merokok sejak SMA. Hanya saja dulu aku tidak sering melakukannya."
Zero dan Paris kembali berdiam diri. Desiran angin malam menjadi sosok pemeceh keheningan memberikan kesempatan berpikiran untuk Paris dan Zero walaupun hanya sejenak.
"Paris ... ." Zero menatap Paris sembari ia mengeluarkan asap kelabu dari dalam mulutnya. "Kau bilang aku adalah tempatmu bersandarkan?"
Paris mengangguk dan menatap Zero yang terlihat lesu. "Ya. Kenapa? Kau menghamili anak orang?"
"Sial." Zero memberikan tatapan sinis pada Paris lalu ia mengutarakan isi hatinya. "Jika suatu saat nanti aku mengecewakanmu, apakah kau akan memberikanku kesempatan untuk berbicara dan masih memberikanku kepercayaan?"
"Tergantung. Seberapa persen kau mengecewakanku," jawab Paris lalu ia mengetuk batang rokoknya agar abunya jatuh lalu mengarahkannnya ke dalam mulut untuk menyesapkan sejenak.
Hembusan asap kelabu itu keluar kemudian Paris menatap Zero untuk kesekian kalinya. "Berapa banyak topeng yang kita gunakan ya?"
"Banyak." Zero terkekeh sendiri lalu ia menjatuhkan batang rokoknya yang pendek kepermukaan pasir dan menginjaknya agar bara apinya padam.
Paris beranjak dari bangku ayunan dan berdiri di hadapan Zero. "Ayo."
"Kemana? Mau ke bar atau hotel? Hanya kita berdua." tanya Zero pada Paris sembari tersenyum nakal untuk menggoda teman dekatnya itu.
"Ke share house." Paris menarik lengan Zero dengan kuat hingga pria itu berdiri dan berjalan beriringan dengan dirinya.
Melintasi jalanan yang sunyi Paris dan Zero meninggalkan taman bermain dan menuju share house. Cahaya rembulan menemani dan menyinari setiap langkah yang mereka ambil. Sesekali Zero merangkul bahu kecil Paris dan hendak mencium surai wanita tersebut. Namun, dengan sigap Paris menahan wajah Zero dan mendorongnya dengan cepat.
"Berhenti, Zero. Bagaimana jika ada kekasihmu melihat diriku atau teman dari kekasihmu. Aku tidak mau berada diposisi itu lagi." Paris menjauhkan dan melepaskan dirinya dari rangkulan hangat Zero, menjaga jarak karena ia memiliki trauma masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Favorite Villain
FanficCast : ‐ Bae Suzy as Paris - Rose Blackpink as Georgia - Park Juhyun as Jasmine - DPR Ian as Sydney - DPR LIVE as Puma - V BTS as Moony - Suga BTS as Gemini - Choi Woosik as Zero - Nam Yoon Soo as Summer - Kim Nam Gil as Harley - Shin Ha Kyun as Gre...