Bandung

13 2 8
                                    

Perjalanan tujuh para muda-mudi di Bandung tentu saja belum usai. Setelah puas tidur pada malamnya, pada paginya mereka kembali terbangun dengan jiwa yang sangat amat semangat untuk melanjutkan agenda liburan mereka. Meski awalanya mungkin ada satu dua titik rasa canggung antara satu sama lain dikarenakan perbedaan umur dan gender tapi pada hari kedua ini rasa canggung itu pudar dan bahkan sirna.

Paginya Nadin yang pertama bangun. Tak tega membangunkan dua kawannya yang tertidur cantik, maka dia putuskan untuk keluar dari tenda glamping mereka. Begitu tenda dibuka yang bisa ia lihat pertama adalah pemandangan air sungai yang indah mengalir dengan pelan dan tenang. Pohon-pohon juga terlihat makin hijau dan suara rindangnya mampu membuat Nadin betah ada disini dan rasanya tak ingin kembali. Larut dalam buaian lagu dan irama alami dari alam membuat Nadin tak sadar sosok Gamal keluar dari tenda milik para laki-laki tidur.

"Udah bangun?" tanya Gamal pelan dengan wajah bantal khas bangun tidurnya.

"Udah Kak" ucap Nadin sama pelannya dengan sedikit senyum manis untuk menyambut hari.

Setelah itu satu persatu dari para muda-mudi ini bangun dari tidurnya dan keluar dari tenda menemui temannya yang lain yang sudah lebih dulu bangun.

"Pagi ini main apa kita guys??" ucap Baskara dengan mata yang sedikit bengkak khas orang bangun tidur sambil dengan santai meminum satu kotak susu rasa strawberry.

"Kemarin gue nyari-nyari destinasi liburan deket sini di sosmed. Gue ketemu satu yang kayanya bakal seru banget" ucap Gamal menghadap teman-temannya yang saat ini tengah terduduk bersila didepan tenda para gadis.

"Apaan?" tanya Meidiana penasaran. Nada dan raut wajahnya yang terlewat santai itu kadang membuat Aruna dan Nadin sedikit terkejut. Masalahnya meskipun mereka semua ini bisa dikatakan sudah berteman namun tetap saja Gamal lebih tua dan lebih senior daripada Meidiana.

"Main ATV. Gimana???"

"Wahhhhhhhhhhhhh!!!!!" teriak Baskara yang langsung berdiri dan mengangkat tangannya jauh ke atas. Suaranya yang kencang membuat beberapa pengunjung lain menoleh ke hadapan mereka. Dan disaat ini lah kawan-kawan Baskara rasanya tak ingin mengaku sebagai teman dari manusia satu itu.

"Boleh tuh kayanya seru, lo tau tempatnya kan?" ucap Sakha yang saat ini dengan muka datarnya sedang mengalungkan tangannya dari arah belakang leher Baskara dan berusaha sekuat tenaga menutup mulut Baskara dengan tangannya karena jika tidak pasti orang yang saat ini sedang meronta di tangan Sakha akan melanjutkan teriakannya. Ia menyelamatkan dirinya dan temannya dari rasa malu.

"Tau kok"

"Yaudah kita siap-siap terus berangkat. Oh iya sebelum ke tempatnya nanti kita mampir nyari sarapan dulu oke" ucap Gading.

Keenam pemuda-pemudi itu kembali ke tendanya masing-masing untuk bersiap-siap meninggalkan Baskara dan wajah kesalnya di luar tenda.

🍒

"Wahhh bagus banget pemandangannya" ucap Nadin takjub dan langsung mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan keindahan yang ia lihat di depan matanya. Aruna pun melakukan hal yang sama dengan Nadin dan juga mengambil beberapa video untuk nantinya ia unggah di media sosialnya.

Saat ini ketujuhnya sudah sampai di area dimana mereka bisa main ATV dengan rute yang menyenangkan dan sedikit menantang yang dikelilingi oleh barisan kebun teh yang menyejukkan mata.

"Kata abangnya tracknya aman kok, tapi ya ada beberapa spot yang agak sulit. Saran dari gue sih mending yang cewe dibonceng yang cowo ya, gimana?" saran Gading sambil bersender pada ATV yang tadi sudah ia sewa.

"Biar lebih aman apa biar lo bisa berduaan sama Aruna Ding?" tanya Sakha.

"Hehe. Ya intinya gitulah. Oke gue sama Aruna. Ini siapa yang mau bonceng Nadin siapa yang mau bonceng Mei?"

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang